Belajar Scale-up dari Startup Menengah

Sofy Nito
#1000StartupDigital
3 min readJun 25, 2024
Photo by Priscilla Du Preez 🇨🇦 on Unsplash

Founder, coba sebutkan satu nama startup kelas menengah. Bisa jawab?

Jika kamu kesulitan menyebutkan namanya, tidak apa-apa. Memang, startup menengah umumnya tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan startup besar yang telah didanai oleh Venture Capital/VC.

Seperti namanya, berada ‘di tengah’, menjadikan mereka sebagai startup yang sering diabaikan oleh para VC. Nama keren dari startup menengah ini adalah ‘The Mighty Middle’, di mana mereka umumnya menargetkan valuasi sebesar satu digit hingga puluhan juta dalam waktu 5–10 tahun, menargetkan ceruk pasar menengah dengan potensi pertumbuhan yang signifikan.

The Mighty Middle punya potensi untuk bisa berkembang secara signifikan dan cepat, meski tidak harus mencapai valuasi yang fantastis. Mereka justru layak mendapatkan perhatian lebih dalam karena umumnya bisnisnya ada di risiko yang lebih rendah daripada startup besar (skala ventura), dan keuntungan yang lebih tinggi untuk menonjolkan value dari founder.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Hallen dan Ed Hallen yang dipublikasikan dalam artikel Harvard Business Review, The Mighty Middle sering menargetkan ceruk pasar menengah seperti blue lake. Beda halnya dengan startup besar yang ceruk pasarnya blue ocean, dan startup kecil yang bersaing dalam blue pond.

Contoh startup yang tergolong The Mighty Middle adalah Supply, yang didirikan oleh Patrick dan Jennifer Coddou di Fort Worth, Texas, pada tahun 2015. Perusahaan ini memproduksi produk perawatan pria, dijual langsung ke konsumen secara online.

Memanfaatkan pembangunan komunitas, kampanye Kickstarter, iklan media sosial, dan penampilan di Shark Tank, penjualan Supply tumbuh hingga jutaan dolar. Mereka hanya memiliki segelintir karyawan sebelum diakuisisi pada September 2022.

Startup menengah dan bisnis menengah kini bisa berkembang lebih cepat didukung dengan perkembangan teknologi di banyak sektor. Internet membantu bisnis menengah untuk menargetkan audiens dengan lebih efisien dan lebih hemat biaya.

Contohnya, mereka dapat memanfaatkan platform periklanan bertarget seperti Meta, portal e-commerce seperti Amazon, platform grosir seperti Faire yang itu semua bisa dimanfaatkan untuk mempercepat akuisisi pelanggan.

Startup menengah juga bisa memanfaatkan perangkat lunak open source, menggunakan platform no code, hingga platform online seperti Shopify untuk mengurangi biaya pengembangan perangkat lunak. Itu semua berarti startup menengah punya lebih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan meski dengan keterbatasan sumber daya.

Di sisi lain, banyak VC dan angel investor yang berfokus secara eksklusif pada startup skala ventura, startup menengah umumnya perlu melakukan bootstrap. Itu bisa dimulai sebagai usaha sampingan, atau didanai lewat tabungan.

Misalnya seperti yang dilakukan oleh startup Little Stocking Company, yang memproduksi pakaian anak perempuan. Didirikan oleh dua orang teman dan mantan pengasuh anak di Portland Oregon. Mereka menggunakan menggunakan $300 dalam kartu kredit dan mendapatkan pesanan awal dari Instagram untuk mendanai bisnis. Mereka tetap melakukan pekerjaan lain sembari meningkatkan penjualan.

Pendanaan lewat hibah juga memungkinkan untuk dilakukan terutama bagi startup yang punya inovasi, atau yang bertujuan untuk meningkatkan dampak lingkungan atau sosial.

Wawasan berharga juga bisa kita dapatkan dari cerita Sahra Nguyen, seorang jurnalis dan pembuat film, yang kemudian mendirikan merek kopi Vietnam yang berkembang, yaitu Nguyen Coffee Supply. Saat meluncurkan bisnisnya, ia menghadapi tugas-tugas penting di luar keahliannya termasuk mencari tahu cara mengimpor biji kopi mentah dan menavigasi bea cukai, memanggang biji kopi robusta yang unik, dan menarik pelanggan melalui iklan online.

Berbeda dengan startup yang biasanya didanai VC dan merekrut karyawan, Nguyen mengambil pendekatan Do It Yourself dan mempelajari keterampilan baru lewat pencarian di internet, memanfaatkan jaringan yang dimilikinya, dan ikut kursus online. Setelah dirasa mampu, ia menyewa kontraktor online dan akhirnya bekerja penuh waktu hingga kini memiliki lebih dari 2000 cabang di seluruh negeri.

Dengan memahami peluang yang dimiliki oleh startup menengah, yang tidak dimiliki oleh startup kelas ventura, ini bisa menjadi poin plus yang bisa dimaksimalkan. Tujuannya? Apalagi kalau bukan startup menengah bisa terus berkembang dan meningkatkan penjualan serta valuasinya, bahkan menjadikan mereka naik kelas dan mendapatkan pendanaan dari ventura.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

--

--