Bumi Bulat atau Datar?

Dua fiksi mini tentang Bumi

Sara Fiza
Fiksi Mini Kengkawan
2 min readMar 20, 2017

--

Sumber gambar

Konspirasi

Sarah Astro

Aku berdebat panjang dengan si Usep, sudah banyak fakta yang kuberikan padanya mengenai teori bumi bulat, namun Usep dengan yakinnya mengatakan bahwa bumi itu datar. Flat Earth.

Sok, kata kamu. Kan kalau bumi itu memang bulat, harusnya matahari bisa memancarkan sinarnya ke seluruh permukaan bumi! Pikir dong kamu teh! Tapi kenapa sok ada siang ada malam? Berarti bumi itu emang datar.” Usep berargumen lagi.

“Eh, Sep! Matahari sama bumi ukurannya memang lebih besar matahari, dia harusnya bisa memancarkan sinar ke seluruh permukaan bumi, tapi kan bumi berevolusi, berotasi dan jarak matahari ke bumi itu nggak kayak jarak bandung jakarta, kamu teh, ih!” Aku sudah tidak tahan kenapa Usep begitu bodoh. Percaya aja sama teori konspirasi.

“Aaaah, udah ah, udah!” Usep berteriak. “Hayu sekarang mah kita jajan cilok. Lieur saya ngomongin bumi datar bumi bulat, yang penting mah saya punya faktanya kalau bumi datar.”

Euh, kamu kan yang ngajak debat duluan!” Aku geram dan menuruti langkah Usep untuk membeli cilok.

Usep : “Mang, ciloknyah 5 rebueun!”
Tukang cilok : “siap, Jang! Nu isi daging atau nu isi sosis?”
Usep : “Ah, kenapa mang bentuknya bulet semua? Nggak ada yang datar?”

Lalu aku melihat Usep dibanjur kuah cilok oleh pedagang cilok itu.

2 Januari 2017

Kamus Sunda:
Sok : silakan
Lieur : pusing
Dibanjur : disiram
Nu : yang

Darah Bumi di Boerno

Sara Fiza

“Cukup lama teori bumi bulat dan bumi datar memenuhi pikiran orang-orang saat itu. Ketika penjelajah angkasa generasi pertama akhirnya keluar dari Bumi dan mendapati bumi sebagai bola yang seolah membusuk pun, perdebatan teori bulat dan datar masih belum berakhir”

Tuan Amlima berkisah dengan mata yang membundar lebar dan dahi berkerut-kerut.

Tiga satelit Planet Boerno mulai tampak, sudah saatnya kami kembali ke rumah. Kisah tentang bumi, planet tempat nenek moyang kami berasal selalu menjadi kisah yang menelusup dingin dalam perasaan kami. Pada kisah pembantaian manusia, kisah laut yang menghitam, hingga hutan-hutan dan isinya yang tinggal kenangan. Kesimpulannya selalu sama: Bulat atau datar, Manusia haus penghancuran.

Kami tinggal menunggu, apakah darah itu menurun pada manusia baru di sudut-sudut Boerno. Yang juga entah bulat, entah datar

Follow 3 Kengkawan untuk dosis fiksi mini setiap pekan.

--

--

Sara Fiza
Fiksi Mini Kengkawan

The one who survives and tells the tale. Selain menulis, saya menyuarakan keramaian dalam kepala melalui podcast Urai di bit.ly/podcasturai