Pengantin

Zakiyah Faqoth
Fiksi Mini Kengkawan
1 min readMay 11, 2017

“Bu, aku akan segera menjadi pengantin! Doakan aku, Bu.”

Begitulah pesan yang didapat oleh perempuan tua berjilbab lebar itu dari anaknya. Betapa ia terharu dan bersyukur dalam hati. Akhirnya, putra semata wayangnya yang kini sudah menginjak kepala tiga itu akan segera melepas lajangnya.

Selang beberapa hari sejak ia dikirimi pesan, tak ada kabar lagi dari anaknya yang sedang di rantau itu. Ia pun risau. Apakah pernikahan anaknya akan batal lagi?

“Bu, lihat, Bu. Ada bom bunuh diri di Jakarta,” kata suaminya yang sedang menonton TV di ruang tengah. “Telepon anak kita, lokasinya dekat tempat kostnya. Pastikan ia tak apa-apa.”

Telepon sang ibu tak mendapat jawaban.

Beberapa hari dari kejadian itu, ia ditelepon pihak kepolisian. Betapa terkejutnya ia ketika diberitahu bahwa anaknya adalah salah satu pelaku peledakan bom.

Sang ibu mematung. Berkali-kali menyebut asma Allah. Lututnya bergetar. Lemas. Ia tak dapat merasakan tubuhnya.

“Kenapa? Kenapa harus pengantin seperti ini, Nak? Kukira kau akan benar-benar akan jadi pengantin di pelaminan. Astaghfirullah~”

#katakelima #pengantin #11mei2017 #21.13

--

--

Zakiyah Faqoth
Fiksi Mini Kengkawan

ordinary mother, daughter, and wife who wants to write and become writer.