Sebenarnya

Sarah N Aini
Fiksi Mini Kengkawan
1 min readDec 16, 2016

Aku menatap mata Aisha. Matanya basah dan mukanya sendu.
Aku sebenarnya menyukai sahabatku ini, bagaimana tidak? kita sudah bersahabat sejak kecil. Namun sebernarnya aku marah pada Aisha, karena dia pernah membuatku dimusuhi teman sekelas gara-gara aku tak sengaja menarik kursinya sehingga dia terjatuh dan Aisha menangis.
hei, aku kan tak sengaja? tapi siapa yang ingin membelaku, sedangkan Aisha adalah anak paling populer di sekolah.

Hari ini aku berjalan bersamanya menyusuri pagar kawat, dia menggenggam tanganku. Katanya tanganku hangat, dia menyukainya.
“Nura, maafkan aku…” Ucapnya tiba-tiba.
“Untuk apa?”
“Untuk semuanya. Aku meminta maaf untuk semua yang pernah aku lakukan.” Aisha masih menggenggam tanganku.

Aisha menatap ke arah timur, matanya seolah terkejut dengan sesuatu. “Ada apa, Aisha?” Tanyaku heran.
Tiba-tiba dia memelukku sehingga membuat kepalaku ditutupi oleh kedua tangannya.
“Heeeei! Apa yang kau lakukaaaaan?” Aku berusaha melepaskan diri.
Dan seketika itu, Aisha ambruk di hadapanku. Punggungnya berdarah, dan matanya berair. Perlahan genggaman tangannya lepas dari tanganku.

Aku marah. Aku marah pada Aisha yang membiarkan dia dipanggil dan dipeluk Allah lebih dulu.
Mungkin sebenarnya, aku bukan marah.
Tapi iri.
Seperti juga hari ini, aku iri karena dia telah syahid. Tepat di depan mataku.

Sarah Astro,

Bandung, 16 Desember 2016

--

--

Sarah N Aini
Fiksi Mini Kengkawan

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.