NYI RORO KIDUL

Kengkawan
Fiksi Mini Kengkawan
3 min readJul 31, 2016

karya kolektif 3kengkawan

sumber

“Si Cantik” oleh Sarah Astro

Aku menatapnya lama. Melihat setiap panca indera cantik yang dia miliki. Aku telah memilikinya setelah ijab qabul terucap. Aku masih menatapnya. Namun nafasku terpotong, paru-paruku serasa penuh sesak dengan air. Tiba-tiba aku berada di lautan. Lalu sayup-sayup aku mendengar si cantik berkata, “terimakasih telah memilihku.” Mataku membulat, nafasku habis, si cantik membawaku ke dasar lautan. Terlambat, aku telah memilih seorang nyi roro kidul.

“Kadita” oleh Sara Fiza

Aku dan ibuku menatap kanjeng putri Kadita yang kulitnya penuh borok dan nanah berdiri di pesisir pantai pelabuan ratu dari kotak jendela gubuk lapuk. Di tengah hujan yang membuas, mungkin saja gubuk ini runtuh. Tapi, melihat kanjeng putri Kadita tetap berdiri di pesisir pantai membuat kami bergeming dan menahan napas.

Sejak kedatangannya sore tadi, pandangannya seolah mati. Tak heran kini ia mendekat ke tengah lautan seolah ingin menyerahkan dirinya pada ombak ganas.

Petir menyambar, ibu menutup telinga dengan tangannya, serentak dengan matanya yang terpejam. Mataku tak terlepas dari putri Kadita. Sebuah benda aneh di langit muncul besarnya seperti piring tebal yang sangat besar. Sinar Benda aneh itu menyedot Putri Kadita ke dalamnya dan menghilang ke awang-awang. Pandanganku yang tajam menangkap nanah dan borok yang luruh, ia bersinar di tengah ombak dan hujan yang mengamuk.
Ibu membuka matanya dan putri kadita tidak tampak. Ia tiba-tiba bersujud, “KANJENG RATU PANTAI SELATAN!” teriaknya.
Aku menatap ke langit yang gelap. Ah, andai aku bisa berbicara.

  • ket: Putri kadita atau kandita adalah nama asli Nyi Roro Kidul

“Nyi Roro yang Kau Banggakan” oleh Nugra Gente

“Nyi Roro yang kau banggakan kesaktiannya, bukanlah apa apa. Aku serius. Dia seorang yang seharus nya tak terspesifikasi. Dia bahkan bukan “seorang”. Banyak darimu yang menuhankannya, memberinya sajen, memajang fotonya. Kau tak tahu saja.

Pertama kami bertemu, dia memang seorang anak kecil yang terlantar dicampakkan orang tuanya. Dia menangis di bibir Pantai Selatan. Percikan air matanya mengenaiku. Saat itu aku sedang tertidur pulas di bawah remang cahaya bulan, aku tersentak. Kuperintahkan hambaku untuk menanyainya.
“mengapa kau sendirian disini, nak?” tanya hambaku.
Ia menangis lebih deras lagi tanpa menjawab.
Lalu hambaku menunjukkan sebuah trik pada bocah itu. Dia merubah wujudnya menjadi lelaki perkasa membawa tombak. Anak itu pun terdiam dan terus menatap takjub pada hambaku. Dan hambaku berkata lagi, “Aku akan mengasuhmu sebagai anakku.” sambil membimbing si kecil masuk kedalam lautan.
Entah apa sebab bocah itu tertipu trik murahan.

Geram mendesis hebat dibatinku. Kutampakkan murka pada hambaku yang tak meminta izin dulu. Malam itu ingin kucekik keduanya, tapi tidak. Kubiarkan mereka menyatu denganku. Kuberi kekuasaan. Anak perempuan itu kujadikan penguasa, yang kau sebut sekarang dengan nama Nyi Roro Kidul. Dan hambaku kujadikan Waruna, atau yang sering dikenal sebagai Poseidon. Hingga suatu saat mereka berebut menguasai lautan, angkuhnya seperti kalian manusia! Dan aku menyaksikan kedua ciptaanku berseteru. Akulah yang harusnya kalian takuti!!! AKULAH SANG PENGUASA!!! AKULAH LAUTAN! MBHUAHAHAHAHAHAHAHA — “

“Naaaakkk!!! Belikan mamak garam ke warung depan la, nak!” teriak Mamak di dapur.

“Iyaa maaakk.” segera kuberlari mengambil uang sambil terbatuk-batuk sisa tertawa tak sampai.

Terimakasih telah membaca fiksi kali ini di #SpecialSundayEdition.

Oh ya, kami punya tantangan untuk kalian para pembaca untuk menulis tentang Nyi roro kidul juga.
Boleh puisi, boleh fiksi mini, boleh cerpen, pokoknya bebas. :)
Kalian bisa tulis di kolom komentar dengan judul yang ditebalkan

BERANI?

Ayo berkarya, Indonesia!!!

--

--