Merancang Aplikasi Travel pariwisata berbasis Artificial Intelligence (AI)

Rafli Faturrahman
14 min readNov 30, 2023

--

⚠️Project ini merupakan bagian dari program Skilvul #Tech4Impact: UI/UX Design dengan Skilvul sebagai mitra Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Tim :

dan

LATAR BELAKANG

Halo sahabat medium, kali ini saya mau share nih case study mengenal dan merancang aplikasi Travel pariwisata berbasis Artificial Intelligence (AI).

Aplikasi perjalanan wisata yang terintegrasi dengan memanfaatan teknologi kecerdasan buatan yaitu articicial intelligence (ai). Yang dimana pada saat pandemi covid 19 industri pariwisata mengalami problem yang sangat signifikan sehingga terjadi penurunan drastis minat masyarakat terhadap pariwisata dikarenkan masyarakat takut menerima konsekuensi nya pada saat itu. sehingga saya menambahkan fitur AI kedalam aplikasi treasureing ini sehingga memberikan rekomendasi perjalanan wisata dan tempat wisata terbaik Indonesia hingga dunia dengan sangat mudah.

  • Penurunan Kunjungan Wisatawan dan Daya Saing
  • Perubahan Perilaku Konsumen dan Kebutuhan Personalisasi
  • Kekhawatiran Terkait Keamanan dan Kesehatan Wisatawan
  • Penggunaan Data dan Teknologi AI yang Efektif

RESEARCH OBJEKTIF

Objektif yang harus kami dapatkan dalam melakukan research kali ini seperti dibawah ini :

  1. Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan dari fitur berupa Image Recognition dan fitur AI yang akan di terapkan pada aplikasi tryvel.yuk.
  2. Menganalisis tingkat penerimaan pengguna terhadap aplikasi travel berbasis AI.

RESEARCH GOALS

Kami juga memiliki goals yang harus kami dapatkan dalam proses kali ini antara lain :

  1. Menciptakan fitur AI yang bisa mengakomodasi pengguna ke dalam wisata perjalanan berkelanjutan dengan menciptkan fitur searching berbasis Image Recognition.
  2. Menciptakan fitur yang lebih mumpuni terkait AI seperti live view berbasis Augmated Reality (AR) yang juga di proses dengan Artificial Intelegence (AI).
  3. Menciptakan fitur pendeteksi keramaian berbasis AI.

RESEARCH METHODE

  1. Secondary Research
  2. Data (In-depth Interview)
  3. Kuantitatif research
  4. Usability study

PERAN DALAM TIM

Dalam project ini saya memiliki rekan di kelompok 9 yang bernama Dewa Gede Yudisena Nanda Sutha sebagai UI Desainer dan Prototyping. Berikutnya ada rekan saya Taufiq Ikhfar berperan sebagai UI Desainer dan UX Writter dan yang terakhir ada saya sendiri Rafli Faturahman yang berperan sebagai User Researcher. Adapun tugas yang kami lakukan dalam project kali ini seperti :

  • Melalukan riset terkait dengan pembuatan aplikasi Tyvel.yuk
  • Menentukan Research Plan, melakukan Design Thinking, membuat Secondary Research, menentukan Pain Point, menyusun Affinity Diagram, menentukan How Might We, merancang Solution Idea serta menentukan Prioritization Idea.
  • UX Designer melakukan pembuatan userflow dan wireframe
  • UI Designer melakukan pembuatan tampilan high fidelity

PROBLEM STATEMENT

Sebagian orang merasa aplikasi travel masih Kurang memiliki Fitur yang Inovatif sehingga banyak orang Kesulitan saat Menemukan Destinasi yang Menarik di Sosial Media pada Aplikasi Travel. Banyak orang Takut Ekspetasi Mereka Turun Saat Datang ke sebuah Destinasi dan Memerlukan Fitur Untuk Menjaga Kesehatan Wisatawan pada aplikasi travel.

DESIGN THINKING

Dalam perancangan aplikasi treasureing ini saya menggunakan metode design thinking (emphatize, define, ideate, prototyping, testing).

SECONDARY RESEARCH

Penilitian sekunder bertujuan untuk mengetahui semua permasalahan singkat dari tantangan proyek dan pada tahap ini saya bekerja dengan rekan satu tim saya untuk mencari data dari artikel, website,blog, journals dan juga study case.

QUANTITATIVE RESEARCH

Penelitian kuantitatif bertujuan untuk memperoleh grafik dari hasil survey, kuesioner dan analisis data

Pertanyaan :

  1. Apakah Anda pernah menggunakan aplikasi atau layanan yang menggunakan fitur kecerdasan buatan (AI) sebelumnya?
  2. Jika pernah, Seberapa sering Anda menggunakan fitur AI dalam aplikasi tersebut?
  3. Apakah Anda tertarik dengan aplikasi travel yang memiliki fitur AI didalamnya?
  4. Apakah Anda tertarik dengan fitur AI berbasis Image Recognition di aplikasi travel?
  5. Apakah Anda tertarik dengan fitur AR (Augmented Reality) dan AI (Artificial Intelligence) di dalam aplikasi travel?
  6. Apakah anda tertarik dengan fitur AI (Artificial Intelligence) yang berfungsi sebagai pendekteksi jumlah kunjungan di sebuah objek wisata?’
  7. Apakah anda tertarik dengan fitur searching berbasis AI (Artificial Intelligence) pada aplikasi travel?
  • 54,1% responden memahami apa itu kecerdasan buatan dan bagaimana teknologi AI
  • 51,4% responden sering menggunakan fitur AI
  • 54,1% responden memanfaatkan fitur kecerdasan buatan AI
  • 78,4% responden pernah menggunakan layanan yang mengunakan AI
  • 48,6% responden jarang menggunakan aplikasi travel
  • 86,5% responden tertarik menggunakan aplikasi travel yang berbasis fitur AI
  • 97,3% responden tertarik menggunakan fitur AI berbasis Image Recognition untuk menemukan tempat wisata
  • 97,3% responden tertarik dengan fitur AI yang dapat mendeteksi jumlah kunjungan di tempat wisata
  • 91,9% responden tertarik dengan fitur AR dan AI di aplikasi travel.
  • 94,6% responden tertarik dengan fitur searching berbasis AI

TIMELINE RESEARCH

Timeline ini bertujuan untuk menyusun rencana dan berapa lama target akan tercapai, lama pembuatan fitur ini 3 bulan, dimulai pada 18 September hingga 24 November.

KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)

  • Single Ease Questions (SEQ)
  • System Usability Scale (SUS)

COMPETITIVE ANALYSIS

Diatas adalah contoh aplikasi yang serupa dengan aplikasi travel yang kami buat, dan menjabarkan fitur apa saja yang tersedia pada aplikasi tersebut. Aplikasi tersebut memiliki daya saing yang kuat dan kami juga memahami cara mendesain antarmuka user, cara ini berguna untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari masing masing aplikasi tersebut.

Dengan menganalisis tersebut dapat memberikan gagasan penting untuk menjadikan aplikasi yang sukses serta dapat membuka peluang agar mencapai tren yang lebih efektif dan tingkat daya saing yang lebih tinggi.

TOOLS

Berikut tools dalam pengerjaan nya :

  • Figma berfungsi untuk mendesain UX research
  • Google Sheets berguna untuk mendata dan mencatat data dokumen yang penting
  • Google Meet berguna untuk berwawancara dengan user
  • Adobe Ilustrator untuk mengedit ilustrasi

PAIN POINT

Dari hasil research yang kami dapatkan, selanjutnya menentukan paint point. hasil dari paint point kami kumpulkan dan kami menggunakan figjam.

AFFINITY DIAGRAM

Tahap selanjutnya ada Affinity Diagram, proses ini dapat meliputi informasi dan data yang dikumpulkan,proses ini juga dapat mengelompokkan ide untuk melanjutkan kami ke tahap desain selanjutnya.

HOW MIGHT WE

Selanjutnya merumuskan pertanyaan “How Might We?” yang nantinya menjadi landasan ide penyusunan interface.

SOLUTION IDEA

Dengan adanya solution idea,dapat membantu untuk mencari solusi dan menyelesaikan permasalahan secara detail berguna mencapai tujuan aplikasi agar mempermudah untuk user

IN DEPTH INTERVIEW

Selanjutnya In-depth Interview bertujuan untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang kebutuhan dan pengalaman pengguna. Dengan fokus pada narasi dan konteks emosional, desainer dapat mengidentifikasi aspek yang tidak terungkap dalam metode penelitian lainnya.Proses ini juga mendukung partisipasi pengguna dalam pengembangan desain.

Narasumber Divyani Krisna Dewi
Narasumber Angga Dharma

Click disini untuk mengetahui data user research dari In-Depth Interview

Pertanyaan kepada user pada tahap in depth interview :

  1. Apakah anda pernah melakukan perjalanan wisata sebelumnya?
    a. Apakah ada rencana untuk melakukan perjalanan wisata kedepannya?
    b. Kemana perjalanan wisata yang anda lakukan?
  2. Apakah dalam perjalanan wisata, anda memanfaatkan aplikasi berbasis travel?
    a. Apakah anda berencana menggunakan aplikasi travel saat melakukan perjalanan wisata?
    b. Bisakah Anda berbagi alasan mengapa Anda tidak menggunakan aplikasi berbasis travel selama perjalanan? Apakah ada ketidaknyamanan atau kekhawatiran tertentu yang membuat Anda memilih untuk tidak menggunakannya?
    c. Bagaimana pengalaman Anda menggunakan aplikasi berbasis travel selama perjalanan wisata? Apakah Anda menemukan informasi yang Anda butuhkan dengan mudah?
  3. Bagaimana menurut anda jika terdapat fitur pengenalan gambar (Image Recognition) dalam sebuah aplikasi travel apakah akan membantu atau sebaliknya?
    a. Apakah Anda merasa bahwa menggunakan gambar untuk mencari informasi lebih efektif daripada menggunakan kata kunci atau teks? Apakah Anda lebih suka menggunakan gambar untuk mencari tempat wisata?
  4. Apakah anda sebelumnya pernah menggunakan teknologi searching berbasis AI?
    a. Bagaimana pandangan anda jika terdapat fitur searching berbasis AI di dalam aplikasi travel?
    b. Apakah fitur pencarian berbasis AI membantu Anda mengatasi kebingungan atau ketidakpastian saat merencanakan perjalanan?
    c. Apakah Anda merasa bahwa fitur pencarian berbasis AI memberikan hasil dengan cepat dan akurat?
    d. Apakah Anda pernah mengalami tantangan saat menggunakan fitur pencarian berbasis AI? Jika ya, apakah ada bantuan atau panduan dari aplikasi yang membantu Anda mengatasi tantangan tersebut?
  5. Apakah anda sebelumnya pernah menggunakan teknologi searching berbasis AI?
    a. Bagaimana pandangan anda jika terdapat fitur searching berbasis AI di dalam aplikasi travel?
    b. Apakah fitur pencarian berbasis AI membantu Anda mengatasi kebingungan atau ketidakpastian saat merencanakan perjalanan?
    c. Apakah Anda merasa bahwa fitur pencarian berbasis AI memberikan hasil dengan cepat dan akurat?
    d. Apakah Anda pernah mengalami tantangan saat menggunakan fitur pencarian berbasis AI? Jika ya, apakah ada bantuan atau panduan dari aplikasi yang membantu Anda mengatasi tantangan tersebut?
  6. Apakah anda sebelumnya mengetahui teknologi AR?
    a. Bagaimana menurut anda jika ada aplikasi travel yang menyediakan fitur AR dan AI untuk membantu pengunjung dalam mengobservasi tempat wisata yang ingin dikunjungi?
    b. Apakah Anda merasa bahwa fitur AR membantu Anda memahami identitas suatu tempat wisata dengan lebih baik?
    c. Seberapa mudah penggunaan fitur AR dan AI dalam aplikasi ini bagi Anda? Apakah perlu ada panduan atau bantuan yang disediakan untuk membantu pengguna awam memahami cara menggunakan teknologi ini?
  7. Bagaimana menurut anda jika ada aplikasi travel yang menyediakan fitur AI yang mampu memprediksi jumlah pengunjung yang hadir di suatu objek wisata?
    a. Apakah dengan adanya fitur ini akan sangat membantu anda sebagai pengunjung dalam menentukan kunjungan ada ke suatu tempat wisata ?
    b. Bagaimana tingkat kepercayaan Anda terhadap teknologi AI dalam membuat prediksi kunjungan wisata? Apakah Anda merasa bahwa ini adalah alat yang berguna dalam merencanakan perjalanan Anda?
  8. Fitur AI apa yang anda inginkan di dalam aplikasi travel yang dapat membantu anda melakukan kunjungan wisata?

Mungkin pertanyaan diatas merupakan hal hal yang penting untuk ditanyakan kepada user pada saat in depth interview, untuk melihat pertanyaan yang lebih lengkap bisa di cek dibawah ini :

lihat selengkapnya

USER PERSONA

EMPHATY MAP

Dengan adanya emphaty map kami memahami respons pemikiran,dan tindakan pengguna terhadap produk.Kami juga menggambarkan suatu permasalahan dan keinginan user dalam user persona agar dapat memahami preferensi, tujuan dan tantangan yang dihadapi oleh pengguna

PRIORITIZATION IDEA

Prioritization idea ini bertujuan untuk menentukan ide-ide apa yang perlu didahulukan untuk diperbaiki atau dikembangkan dalam antarmuka pengguna dan pengalaman pengguna.

Dari gambar dibawah kami mengelompokkan prioritazion menjadi 4 bagian diantara nya yaitu: yes,do it now kita langsung memulai untuk menerapkannya, Ini membantu kita merespons dengan cepat terhadap kebutuhan pengguna dan peluang bisnis yang mendesak.

kemudian do next merupakan langkah langsung menuju perbaikan atau pengembangan untuk membuat desain antarmuka pengguna menjadi lebih baik dengan cepat.

kemudian ke bagian do later ini memungkinkan fokus saat untuk ditempatkan pada perbaikan atau pengembangan ide yang lebih mendesak.

dan yang terakhir do last memastikan bahwa pengembangan dilakukan secara bertahap, dengan memberikan prioritas pada hal-hal yang paling penting atau mendesak terlebih dahulu sebelum beralih ke ide yang dianggap penting namun dapat ditunda.

Pada semua proses proritization idea ini merupakan tahap membuat design menjadi lebih terstruktur dan terjadwal sehingga tepat waktu dalam proses pengujian desain.

USER FLOW

Selanjutnya kami membuat user flow penggunaan aplikasi. kegunaan dari user flow ini merupakan menvisualisasikan alur yang akan diikuti pengguna untuk menyelesaikan fitur yang berada di aplikasi, dan menunjukkan langkah-langkah yang dilakukan pengguna saat menggunakan suatu aplikasi atau situs web, dan juga untuk memahami bagaimana pengguna berpindah dari satu halaman ke halaman lain, melakukan tindakan tertentu, dan berinteraksi dengan produk.

Yang pertama ada userflow pemesanan destinasi,pada tahap ini user mencari destinasi yang diinginkan lalu masuk ke form pemesanan tiket,kemudian tentukan tanggal dan jumlah tiket,mengisi identitas pemesanan dan yang terakhir melakukan pembayaran.

Selanjutnya ada userflow Travel AR Insight

Selanjutnya juga ada user flow Try Lens

Dan yang terakhir userflow Travel Radar

WIREFRAME

Setelah membuat user flow,langkah selanjutnya kami membuat wireframe.

Proses pembuatan wireframe melibatkan langkah-langkah seperti mengidentifikasi elemen utama, menentukan tata letak, dan mendapatkan umpan balik. Wireframe atau low fideality merupakan framework yang memberikan gambaran tampilan aplikasi namun dengan kualitas desain yang rendah. Tujuan kami adalah mempercepat proses pembuatan ide dengan mengatur konten pada halaman dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna.

DESIGN SYSTEM

Setelah membuat wireframe,langkah selanjutnya membuat design system. design system sebagai langkah untuk memperjelas hasil yang kami buat dari wireframe tadi dengan kata lain kita membuat hight fideality. Dalam sistem desain ini, tim mempertimbangkan pengalaman pengguna saat menggunakan aplikasi kami. Desain sistem ini meliputi warna, huruf, dan gambar yang membuat semua hal terlihat bervariasi.

PROTOTYPE

Proses prototype ini kami dapat mengidentifikasi masalah dan membuat perbaikan dan prototipe adalah implementasi dari hasil ide yang telah kami buat ke dalam desain dan bagaimanapun perjalanan yang kami lalui ini adalah interaktif dari desain antarmuka.

Silahkan klik disini untuk mencoba prototipe kami

USABILITY TESTING

Selanjutnya melakukan usability testing yang diamana usability testing ini bertujuan untuk menilai hasil design aplikasi kami sangat berguna dan mudah saaat digunakan oleh user.kami melakukan pengujian bersama 5 orang responden untuk menarik data pengujian seperti apa pandangan dan perasaan mereka terhadap tampilan dan fitur aplikasi.Proses ini menggunakan metode di dalam Usability Testing yaitu metode seperti Single Ease Question (SEQ), dan System Usability Scale (SUS), kami berfokus pada evaluasi sejauh mana pengguna dapat berinteraksi dengan desain, menyelesaikan tugas dengan efisien.

Lihat stimulus user research selengkapnya kami disini

Pertanyaan :

  1. Bertanya kepada user untuk dan menjalankan prototipe nya.
    a. Gimana kesan pertama anda dengan desain ini?
    b.
    Apa saja yang anda lihat di halaman ini?
    c.
    Apakah ada kesulitan yang anda alami untuk menyelesaikan tugas pertama? Jika ya, ceritakan lebih lanjut.
  2. Lalu tindak catatan yang telah direspon oleh user
    a. Kenapa di tugas pertama, anda klik tombol ini?
    b
    . Kenapa di tugas pertama, anda ke halaman ini untuk menemukan destinasi yang tepat sesuai keinginan?
    c.
    Apa yang membuat anda tidak menyelesaikan tugas pertama?
    d.
    Mengapa tadi anda berhenti di stage ini?
  3. Berikan rating 1–7 tentang kepuasan anda dengan desain baru ini?
    a. Jika rating 1–5: Apa yang bisa membuat anda menaikan rating ke 6?
    b. Jika rating 7: Bisa tunjukan di bagian mana anda merasa puas dengan desain ini?

IN DEPTH INTERVIEW

Tahap ini bertujuan untuk berwawancara tatap muka dengan responden, namun dalam kasus kami, kami melakukannya secara online. Wawancara ini berbeda dengan wawancara biasa karena kami akan melihat bagaimana responden kami menggunakan aplikasi kami dan pengalaman mereka menggunakannya, memahami pengalaman pengguna, seperti apa pandangan dan perasaan mereka terhadap tampilan dan fitur aplikasi.

Video record klik dibawah ini :

Klik disini untuk melihat rekaman data dalam proses In Depth Interview

SINGLE EASE QUESTION ( SEQ )

Single ease question (SEQ) adalah data yang kami kumpulkan saat wawancara dengan responden kami,bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengguna merasakan kemudahan atau kesulitan dalam menggunakan antarmuka.,setelah memberikan masukan kami meminta mereka menilai pengalaman skala penilaian 1–7.

Setelah dihitung kami dapat memperoleh persentase 86% yang berarti aplikasi kami sukses, bermanfaat, dan memuaskan pengguna.

SYSTEM USABILITY SCALE ( SUS )

SUS ini bertujuan untuk mengukur kepuasan pengguna terhadap sistem atau antarmuka yang telah kami rancang,dan bisa disebut “Skala Kegunaan Sistem”. Apa bedanya dengan SEQ? SEQ didasarkan pada seberapa besar rating yang diberikan pengguna pada setiap skenario, sedangkan SUS adalah skor setelah mereka menyelesaikan seluruh tugas dan diberikanpertanyaan. Dengan ini kita bisa melihat apakah perhitungan SEQ sudah tepat dimana skor SEQ dan SUS harus sama sama sukses,kami dapat menilai sejauh mana antarmuka memenuhi harapan dan kebutuhan pengguna, dan kualitas nya.

Dari hasil SUS yang kami lakukan, kami mendapatkan total score 79, hal ini menunjukan bahwa aplikasi kami sukses,serta memenuhi kebutuhan user dan mampu dikembangkan oleh tim pengembang.

ITERASI

Setelah itu kami melakukan langkah selanjutnya yaitu iterasi yang bertujuan untuk perbaikan yang dihasilkan dari data pada rancangan usability testing. Responden bingung menemukannya atau kurang nyaman untuk digunakan maka itu kami menyempurnakan desain antarmuka,meningkatkan desain yang efektif untuk para pengguna agar mendapatkan kepuasan maksimal pada saat menggunakan aplikasi yang tersedia.

Revisi pertama yaitu pada form pemesanan hotel dimana pada desain sebelumnya bagian input field untuk jumlah kamar dan jumlah tamu dibuat secara terpisah, kondisi ini membuat user bingung,lalu kami revisi untuk menggabungkan bagian input field untuk jumlah kamar dan jumlah tamu dan hasilnya menjadi lebih baik dari sebelumnya

Revisi kedua yaitu form riwayat transaksi,user memberi saran mengenai ukuran font yang sangat kecil mengakibatkan user kesulitan untuk membacanya. Sehingga kami melakukan perbaikan dengan memperbesar ukuran font sesuai standar untuk atupun melihat informasi yang tertera di aplikasi tersebut.

Revisi yang terakhir yaitu di bagian form detail pemesanan tiket pesawat. Pada desain sebelumnya tidak adanya tombol navigasi untuk melakukan pemesanan pesawat sehingga dengan kondisi tersebut user merasa kurang efisien dalam mengakses fitur tersebut. Sehingga kami mengubah dan memperbaiki dengan cara menambahkan tombol navigasi sehingga user lebih mudah dan cepat dalam melakukan pemesanan tiket.

KESIMPULAN

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa setelah pandemic covid 19, banyak sektor kehidupan yang terkena dampaknya, khususnya di sektor pariwisata. Di sisi lain, permasalahan pengguna yang terkait dengan pandemi ini adalah mereka takut bepergian karena mengkhawatirkan keselamatan, kesehatan, dan banyak hal lainnya.Kami memutuskan untuk menggabungkan Artificial Intelligence atau (AI) yaitu fitur yang dapat membantu manusia. Lalu kami menemukan opsi yang dapat kami terapkan ke dalam aplikasi perjalanan, dengan kemampuan untuk memberikan rekomendasi personal, menyesuaikan perjalanan, dan merespons dinamika perubahan, aplikasi ini tidak hanya menyederhanakan proses perencanaan tetapi juga meningkatkan kenyamanan pengguna, Jadi teknologi AI akan membantu manusia menemukan kenyamanan perjalanannya melalui aplikasi perjalanan. Aplikasi travel berbasis AI menjanjikan transformasi dalam pengalaman perjalanan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan.Kami mengimplementasikan nya di aplikasi travelling yang bernama “Tryvel.yuk”

Saya Rafli Faturrahman. Inilah akhir dari studi kasus saya, Terima kasih telah membaca studi kasus saya dan sampai jumpa di masa depan dengan project project lainnya yang akan saya bagikan kepada anda, see you guys.

--

--