Duniaku. Satu kata yang kupandangi begitu lama setelah aku mengetiknya. Entah kenapa, begitu mudahnya jemariku mengetik satu kata yang begitu berat untuk kau pikul sendiri. Dan, entah kenapa begitu mudahnya aku menganggap kamu sebesar itu di hidupku. Nggak banyak cara yang kamu lakukan untuk menjadi seberarti ini, nggak banyak kata-kata penenang yang kamu ucapkan untuk menyelamatkan ribuan atau bahkan jutaan orang — salah satunya aku.
Rasa ini perlahan tumbuh dan semakin membesar tanpa aku sengaja. Maaf kalau ternyata rasaku sebesar ini, aku nggak berniat untuk menaruh rasa begitu dalam. Semoga rasa yang aku miliki nggak akan menjadi beban untukmu terus bekerja keras sehingga lupa kalau tubuhmu juga butuh istirahat. Kamu bisa melakukan semua hal yang kamu mau dengan langkah yang cepat ataupun lambat tanpa takut kehilangan apapun, karena aku akan selalu mendukung setiap langkahmu. Aku nggak akan ke mana-mana dan akan selalu menyayangimu. Tenang, rasa sayangku terhadap kamu nggak akan melebihi rasa sayangku terhadap Tuhan, keluargaku dan diriku sendiri. Kamu menginginkan hal tersebut, kan?
Selamat mengulang tiga belas Agustus yang ke dua puluh tiga, Duniaku. Aku berdoa agar senyum cerah di wajahmu nggak akan pernah redup. Semoga tawamu lebih banyak daripada kesedihanmu. Semua doa baik aku harapkan untuk hidupmu, tak terkecuali kebahagiaan. Kamu selalu mengharapkan orang lain lebih bahagia dari dirimu, kan? Aku juga sama, aku berharap kamu jauh lebih bahagia dari diriku.
Bahagiamu lebih utama, J. Dengan begitu, aku juga akan mengutamakan kebahagiaanku.
Hope 23 holds you like I do. Aku sayang kamu, selalu.
sincerely, Y.
