yara π”“˜Λšο½‘β‹†β—ž
2 min readAug 22, 2023

"Halo, Nan."

"Iya, Halo?"

"Ini nasi gorengnya mau dititipin ke pos satpam aja atau gimana?"

"Hah? Emang udah nyampe?"

"Udah ini barusan."

Jaki menggenggam bungkusan nasi goreng spesialnya.

Isinya memang hanya sekotak nasi goreng biasa. Yang spesial adalah perjuangannya untuk jauh-jauh datang kesini setelah mendorong Shakira yang mogok tadi.

Biar apa coba ia rela repot-repot begini kalau bukan untuk bertemu pujaan hati.

Persetan dengan titip ke pos satpam. Sebenarnya Jaki maunya Kinan ambil sendiri. Jaki mau melihat cewek itu lagi.

"Lo lagi buru-buru nggak?"

Jaki menggeleng, meski tahu Kinan tidak akan melihatnya. "Nggak, Nan."

"Tunggu bentar ya, gue kesitu." Suaranya terdengar grasak-grusuk.

"Iya, santai aja."

"Jangan dimatiin teleponnya."

Jaki baru ingin bertanya mengapa namun perempuan itu lebih dulu melanjutkan, "gue lagi di dalem lift, tolong temenin."

Mendengar itu, Jaki langsung paham. "Gua bawa Shakira, Nan."

"Bukannya udah dijual?"

"Hari ini gua sewa."

"Dari pembeli yang kemarin?"

"Iya. Harganya dua ratus ribu."

"Seminggu?"

"Sehari."

"MAHAL BANGET??????"

Jaki lantas terkekeh, ia dapat membayangkan ekspresi perempuan itu sekarang.

"Terus lo nyesel nggak udah jual Shakira?"

"Nyesel hari ini nyewa Shakira."

"Loh, kenapa? bukannya bagus bertemu Shakira lagi?"

"Gak bagus soalnya dia mogok terus."

Suara tawa Kinan terdengar bersamaan dengan bunyi denting lift. "Lo dimana deh?”

"Di depan, Nan. Deket pos satpam."

"Tunggu bentar, ya."

"Lama juga nggak apa-apa."

β€œIni udah sesuai pesanan kan, Mas?”

β€œIya, mbak. Jangan lupa bintang lima, ya.”

Kinan tertawa mendengar gurauannya disahuti dengan baik oleh Jaki barusan.

Aduh, cantiknya.

Gak sia-sia Jaki jauh-jauh kemari.

Akan kulakukan

Semua untukmu.

Akan kuberikan

Seluruh cintaku.

Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Menteng.