Menikmati Detik-Detik Gerhana Matahari Total Bersama Keluarga
Euforia Gerhana Matahari Total dari Jembatan Ampera di Palembang
FENOMENA gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 menyisakan kenangan tidak terlupakan bagi keluarga Lucynda Gunadi. Mereka khusus terbang ke Palembang untuk menyaksikan peristiwa langka tersebut. “Kebetulan suami dan anak lelaki saya suka astronomi,” jelas Lucy yang membeli empat tiket pesawat secara online dan tinggal di Palembang selama tiga hari dua malam.
Keluarga Lucyanda menikmati detik-detik Gerhana Matahari Total dari atas rooftop hotel. Foto : Dok. Kel. Lucyanda
Selain menyaksikan GMT, Lucy dan keluarganya mendatangi objek wisata dan mencoba berbagai kuliner di kota ‘Pempek’ itu. Malam pertama mereka makan di Restoran Riverside. Hari kedua ke taman wisata hutan Punti Kayu, dan kemudian mencoba Pindang Udang Bu Sophia.
Selama di Palembang, mereka juga sempat mengunjungi Masjid Cheng Ho dan Pulau Kemaro. Tidak lupa berfoto ria di kompleks Gelora Sriwijaya dan seputar Sungai Musi.
Kiri :Di Masjid Cheng Ho, Palembang Kanan: Menjelang Gerhana Matahari Total Foto: Dok. Keluarga Lucynda
Liburan keluarga yang lebih dari sekadar wisata Gerhana Matahari Total
Tibalah hari yang ditunggu. Mendapat informasi ramainya orang berkumpul di Jembatan Ampera, Lucy sekeluarga memutuskan melihat GMT dari atap (rooftop) hotel. Pukul 06.45, bersama sekitar 60 tamu lainnya, mereka bersiap menyaksikan keajaiban alam.
“Ada rasa cemas dan sedikit kecewa, karena sejak pagi sudah terlihat sangat berawan. Tapi tidak apa-apa. Peristiwa ini bukan hanya semata melihat GMT saja, tetapi merupakan pengalaman be part of the event. GMT merupakan kejadian langka yang baru akan ada lagi lebih dari 30 tahun mendatang,” papar Lucynda yang bekerja sebagai freelance graphic designer dan art director.
Foto : Dok. Kel. Lucynda
Ketika terjadi GMT terdengar banyak orang bertepuk tangan dan bersorak sorai di rooftop. Lucynda juga mendengar banyak orang berteriak di kejauhan. Beberapa kembang api terlihat dinyalakan. “Tepat 1 menit 30 detik keadaan gelap gulita dan terus terang membuat saya merinding. Saya teringat legenda zaman dahulu tentang matahari dimakan Batara Kala dan binatang-binatang merasa gusar. Saat itu, saya merasa sangat kecil di tengah keajaiban dan kebesaran alam semesta.”
Di Gelora Sriwijaya di mana fasilitasnya sudah sangat bagus dan membuat Lucynda terkesan. Foto : Dok. Keluarga Lucynda
Usai euforia GMT, Lucynda menikmati masakan Padang Pagi Sore yang menjadi favoritnya di Jakarta. Sebelum kembali ke Jakarta, mereka singgah ke Pempek Candy untuk membeli oleh-oleh.
Bagi keluarga Lucynda, liburan keluarga ke Palembang kali ini membawa kesan beda dengan persepsi awal tentang kota ini. Palembang memang bukan kota wisata, namun kota explorasi. Terlihat sekali peleburan budaya Cina dan Melayu yang sangat dominan selama menghabiskan masa liburan keluarganya di sini.
Senang Traveling
Liburan keluarga memang selalu menjadi agenda tetap tahunan bagi keluarga ini. Keluarga Lucynda termasuk suka traveling, meski tidak terlalu sering. Natal tahun lalu, mereka mengelilingi Yogyakarta dengan mobil, dan sempat berhenti di Cirebon, Semarang, dan Purwokerto. “Dalam lima tahun terakhir kami telah mengunjungi Bali, Lombok, Belitung, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Lembang, Gunung Gede, dan Tanjung Lesung. “
Ke depan, keluarga Lucynda ingin menjelajah Malang, Gunung Bromo, dan Karimun Jawa. “Untuk pergi ke suatu destinasi terpenting adalah tempatnya harus asyik dan biaya terjangkau. Saya pribadi ingin pergi ke NTT dan Raja Ampat. Mungkin kalau ke sana saya jalan sendiri tanpa keluarga,” papar Lucynda menutup perbincangan.
Originally published at Destinasi Indonesia.