Mengenal Agile dan Scrum

Erick Ezrandy
7 min readMar 5, 2023

--

Sumber https://www.pm-partners.com.au/wp-content/uploads/2021/06/blog-scrum-process-opt.jpg

Artikel ini dibuat sebagai bagian dari tugas individual review mata kuliah Proyek Perangkat Lunak Genap 2022/2023, Fasilkom UI

Sebelum mengetahui apa itu Scrum, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa itu Agile! Pernahkah kamu mendengar kata itu? Jika belum, mari kita telusuri kata tersebut. Agile adalah metode software development yang berfokus untuk menghasilkan software berkualitas tinggi secara konsisten dengan mengurangi biaya proyek dan meningkatkan nilai jual suatu bisnis. Agile sendiri menggunakan pendekatan incremental dan iteratif. Agile memiliki empat nilai manifesto, yaitu:

  1. Individu dan interaksi lebih diutamakan daripada proses dan alat
  2. Working software lebih diutamakan daripada dokumentasi yang komprehensif
  3. Kolaborasi dengan pelanggan lebih diutamakan dariapada negosiasi kontrak
  4. Menanggapi perubahan lebih diutamakan daripada sekadar mengikuti rencana

Scrum merupakan salah satu contoh metodologi Agile. Dengan adanya Scrum, tim dapat mengatur diri secara mandiri serta bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan bersama. Dalam Scrum, terdapat serangkaian pertemuan, alat, dan peran yang telah ditetapkan untuk membantu pelaksanaan proyek secara efektif dan efisien. Selain itu, Scrum juga didasarkan pada tiga prinsip, yaitu Transparency, Inspection, dan Adaptation.

Tingkat keberhasilan suatu Scrum dapat diukur dari kemampuan setiap individu di dalam tim untuk mempraktikkan kelima nilai penting Scrum yang terdiri dari Commitment, Focus, Openness, Respect, dan Courage.

Stacey Matrix

Sumber https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhMqPp4J52DIIiS77hLBjr0MF0Va_DZ-v8hKi-XHEKxr5pn-N5TAFjvRZ_S3XJhlLEI6KrBE0Ew5vJnQ10AogvoSZ5N5fg-5sTokbVWyDlVQM33ioGLOwVZmqs7c2P52zGPyOpriDb7_3Vgf5e7UW2mPlPtXUokaunl8e-j81739uTX7Iy7Uc0vZ9xe=w1600

Stacey matrix adalah sebuah diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kompleksitas dalam suatu sistem. Stacey Matrix terdiri dari dua dimensi, yaitu Kepastian (Certainty) dan Kesepakatan (Agreement).

Ketika digunakan bersama-sama, empat kuadran dalam Stacey Matrix dapat membantu dalam menentukan jenis pendekatan atau strategi yang dapat digunakan dalam menangani suatu masalah atau situasi. Keempat kuadran tersebut adalah:

  1. Simple Close to agreement and close to certainty.
    Masalah ini dapat diatasi dengan cara yang sederhana dan rutin. Pada kuadran ini, kita bisa menggunakan metodologi projek manajemen klasik seperti waterfall.
  2. Complicated — Close to agreement, but far from certainty.
    Pada kuadran ini, terdapat hal yang tidak pasti, namun lebih banyak hal-hal yang bisa diprediksi, misalnya seperti requirement dan teknologi berubah sedikit. Masalah ini memerlukan pendekatan yang sistematis dan metodis.
  3. Complex Somewhat far from both agreement and certainty.
    Masalah ini memerlukan pendekatan yang lebih fleksibel, inovatif, dan kreatif. Pada kuadran ini, kita bisa menggunakan metodologi agile seperti scrum.
  4. Chaos — Far from agreement and far from certainty.
    Masalah ini memerlukan tindakan cepat dan responsif untuk menstabilkan situasi secepat mungkin.

Scrum Team Roles

Tim Scrum terdiri atas:

1. Scrum Master

Scrum Master bertanggung jawab untuk memastikan agar tim Scrum bekerja seefektif mungkin sesuai dengan nilai-nilai Scrum. Selain itu, berikut tanggung jawab lain dari seorang scrum master:

  • Memfasilitasi daily standup
  • Memimpin sprint planning
  • Melakukan sprint retrospective

2. Product Owner

Product Owner memastikan bahwa tim Scrum telah memiliki visi yang sama terkait tujuan produk. Selain itu, berikut tanggung jawab lain dari seorang product owner:

  • Membuat dan mengatur product backlog berdasarkan prioritas
  • Berkomunikasi dengan client atau stakeholders dan menyampaikan keinginan mereka ke tim Scrum lainnya

3. Development Team

Development Team memiliki tanggung jawab utama dalam mengembangkan fitur yang telah disepakati dalam sprint planning.

Tahapan Scrum & Penerapannya di Kelompok Kami

Tahapan dalam melakukan metode Scrum adalah Product Backlog, Sprint Planning, Sprint, Sprint Retrospective, dan Sprint Review. Tahapan tersebut dilakukan untuk mengelola proyek pengembangan perangkat lunak secara terstruktur dan kolaboratif.

1. Product Backlog

Sumber https://www.timr.com/wp-content/uploads/sprint-produkt-backlog.jpg

Product backlog merupakan salah satu elemen penting dalam kerangka kerja Scrum yang digunakan untuk mengatur kebutuhan bisnis yang harus diterapkan pada produk yang sedang dikembangkan. Product backlog berisi daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mengembangkan produk dan diurutkan berdasarkan prioritas bisnis serta nilai tambah yang diinginkan oleh product owner.

Dalam Scrum, product backlog selalu berubah dan dikembangkan sesuai kebutuhan bisnis, dan terus di-update oleh product owner. Hal ini memungkinkan tim Scrum untuk mengetahui persyaratan bisnis yang harus dipenuhi dalam pengembangan produk. Tim Scrum menggunakan product backlog untuk menentukan pekerjaan mana yang harus dilakukan terlebih dahulu sehingga pengiriman nilai tambah akan cepat dan berkualitas.

Dalam kelompok kami, product owner telah melakukan meeting bersama klien untuk membahas tentang produk yang ingin dikembangkan mulai dari mengapa ingin membuat produk tersebut, masalah apa yang mereka hadapi sehingga perlu membuat produk ini, hingga detail-detail pekerjaan yang harus dikerjakan guna mendukung pengembangan produk tersebut. Setelah itu, product owner bersama Scrum master kelompok kami telah menyusun product backlog item dan berikut adalah tampilan singkatnya.

Hasil pemetaan PBI bersama dengan klien

2. Sprint Planning

Sumber https://www.ntaskmanager.com/wp-content/uploads/2020/01/Sprint-Planning-Meeting-2.png

Setelah product owner mendapatkan product backlog, maka tahap selanjutnya adalah sprint planning. Pada tahap ini, tim Scrum membahas dan menentukan tujuan sprint, menganalisis product backlog, dan merencanakan pekerjaan apa saja yang akan dilakukan selama sprint nantinya.

Saat menganalisis product backlog, kelompok saya berdiskusi lebih dalam untuk menentukan story point dari backlog tersebut. Namun, apakah kamu tahu apa itu story point? Story Point adalah ukuran untuk mengestimasi pekerjaan yang terdapat pada product backlog. Penilaian tersebut didasarkan pada tingkat kesulitan, risiko, durasi, dan jumlah pekerjaan yang terlibat. Tim dalam sebuah proyek akan memberikan nilai poin berdasarkan faktor-faktor tersebut, seperti tingkat kompleksitas, jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, ketidakpastian, dan risiko kegagalan.

Kelompok saya menggunakan tools bernama Scrum Poker untuk menentukan story point dari setiap fitur yang ada dimana nilainya menggunakan pola Fibonacci, yaitu 1, 3, 4, 8, 13, dan seterusnya. Kemudian, setiap anggota dalam kelompok saya akan memberikan nilai tersebut terhadap suatu fitur. Selanjutnya, Scrum Master akan melihat siapa yang memberikan nilai tertinggi dan akan bertanya mengapa memberikan nilai tersebut. Setelah mendengar alasannya, Scrum Master akan melakukan penilaian ulang dan nilai akhir akan ditentukan dari dominasi nilai terbanyak.

Selain itu, tim Scrum juga mengevaluasi kemampuan dan ketersediaan tim serta memperkirakan waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan di dalam backlog.

Dalam sprint planning, tim Scrum membuat rencana kerja yang jelas dan terperinci untuk mencapai tujuan sprint. Proses ini memungkinkan tim untuk memprioritaskan pekerjaan dan menentukan urutan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan sprint. Selain itu, sprint planning juga menjadi kesempatan bagi tim Scrum untuk memperjelas dan memperbaiki pemahaman tentang pekerjaan dan bagaimana pekerjaan tersebut akan diselesaikan.

Setelah rencana sprint selesai dibuat, seluruh tim telah memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan sprint dan tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam sprint tersebut. Proses sprint planning yang efektif dan terstruktur akan membuat tim Scrum bekerja lebih efisien dan dapat mencapai tujuan dengan lebih cepat.

Selain itu, terdapat beberapa tools populer yang digunakan untuk sprint planning, yaitu ClickUp, Trello, Jira, dan ActiveCollab. Untuk menyusun pekerjaan apa saja yang akan dilakukan selama sprint nantinya, tim kami menggunakan bantuan software Jira.

Jira Board

Selain memilih sprint backlog, tim Scrum juga harus menentukan goal dari sprint yang menyatakan alasan mengapa sprint ini valueable untuk dilaksanakan.

3. Sprint

Sprint adalah periode waktu di mana tim Scrum harus menyelesaikan serangkaian pekerjaan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sprint biasanya berlangsung selama 2 – 4 minggu yang ditandai dengan dimulainya sprint planning.

Selama sprint, tim Scrum memegang kendali atas pekerjaan yang mereka lakukan dan memperbaiki cara kerja mereka secara terus-menerus agar dapat mencapai tujuan sprint. Pada tahap ini, tim Scrum juga melakukan daily standup, yaitu pertemuan harian di mana mereka membahas apa saja yang telah dikerjakan, ke depannya ingin mengerjakan apa, dan adakah blocker atau masalah saat proses mengerjakan suatu fitur.

Pada PPL Genap 2022/2023 ini, produk yang ingin dikembangkan akan diselesaikan dalam 3 sprint. Masing-masing sprint akan berlangsung selama kurang lebih 4 minggu.

4. Sprint Retrospective

Sumber https://conceptboard.com/wp-content/uploads/Header_retro_article_V2-01.png

Sprint Retrospective adalah pertemuan akhir sprint yang dilakukan oleh tim Scrum untuk mengevaluasi pekerjaan mereka selama sprint tersebut dan mencari cara untuk memperbaiki efisiensi dan produktivitas mereka dalam sprint berikutnya.

5. Sprint Review

Sumber https://letsscrumit.com/static/52fab8428d9fdabeffef344bc4e98ae5/1b747/sprint_review.png

Sprint Review adalah pertemuan yang dilakukan oleh tim Scrum untuk meninjau hasil pekerjaan mereka selama sprint yang telah berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi apakah tim Scrum telah berhasil mencapai tujuan sprint dan memenuhi harapan stakeholders dalam menghasilkan produk yang bernilai bagi client atau tidak.

Dalam sprint review, tim Scrum mendemokan produk yang telah mereka hasilkan selama sprint kepada stakeholders dan meminta masukan dari mereka. Setiap anggota tim Scrum menjelaskan pekerjaan apa saja yang telah mereka lakukan dan masalah apa yang mereka hadapi selama sprint. Stakeholders memberikan umpan balik tentang produk dan memberikan saran untuk meningkatkan kualitas dan nilai produk yang dihasilkan.

Sekian dari artikel saya mengenai Agile dan Scrum, semoga dapat membantu Anda dalam memahami metode tersebut ketika hendak mengembangkan software😁!

--

--