Ayam merupakan salah satu bahan makanan yang umum dikonsumsi masyarakat di dunia. Harganya yang terjangkau hingga stok yang relatif lebih banyak dari pada hewan pedaging lainnya, seperti sapi dan kambing, membuat ayam menjadi olahan makanan yang sering dijumpai di atas meja makan.
Ada banyak jenis ayam yang dapat kita temui di pasaran, tetapi umumnya ayam yang dikonsumsi adalah ayam broiler atau ayam pedaging dan ayam kampung. Keduanya memiliki nilai gizi yang baik dan tentunya bermanfaat bagi tubuh. Tapi, pernahkah anda mendengar tentang Ayam Cemani?
Ayam Cemani adalah salah satu spesies ayam kampung asli Indonesia yang memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dari jenis ayam kampung lainnya. Keunikan ini terletak pada warnanya yang hitam legam, tidak hanya pada bulu, tetapi juga daging, kulit, tulang, jengger, organ dalam, embrio dan mata. Bagian yang tidak berwarna hitam adalah cangkang telur, darah dan lidah, yang umumnya berwarna putih, abu-abu atau merah.
Kandungan Gizi dan Manfaat
Jika biasanya warna daging yang cenderung lebih hitam memiliki indikasi patogen atau toksin dalam pembuluh darah, maka lain halnya dengan warna daging yang hitam pada Ayam Cemani. Pewarnaan pada Ayam Cemani disebabkan oleh mutasi gen endothelian-3 (EDN-3). Mutasi ini membuat lapisan sel epidermis di seluruh tubuh menghasilkan pigmen hitam yang dominan (hiperpigmentasi). Jadi bukan karena zat racun, sehingga aman untuk dikonsumsi.
Seperti varietas ayam kampung pada umumnya, daging Ayam Cemani kenyal dan berisi, tidak lembek, dan tidak banyak mengandung lemak sehingga tidak mudah hancur saat dimasak. Selain itu, kandungan zat besi pada mioglobin (sel otot) Ayam Cemani sangat baik untuk mengobati anemia, kerontokan rambut, sesak napas, penurunan daya ingat dan menurunkan risiko bayi lahir prematur pada ibu hamil.
Mitos yang Beredar di Masyarakat
Terlepas dari nilai gizinya, Ayam Cemani rupanya memiliki daya tarik mistik bagi sebagian masyarakat Indonesia. Di daerah asalnya, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Ayam Cemani sering dikaitkan dengan sesajen untuk upacara tradisional karena dianggap langka. Ayam Cemani juga dipercaya dapat menangkal santet serta kesialan dan membawa hoki bagi pemilikinya. Namun, cerita ini hanya mitos yang berkembang secara turun temurun di masyarakat.
Potensi Komersial Ayam Cemani
Lain padang lain ilalang. Lain Indonesia, lain pula Amerika. Jika di dalam negeri Ayam Cemani terkenal karena mitosnya, di Negeri Paman Sam jenis ini justru dikenal karena keunikannya yang eksotis dan harganya yang fantastis. Dalam sebuah artikel bertajuk ‘Ayam Cemani This Rare Chicken Breed is Fully Black Even Its Organs Meat and Bones are Black’, Ayam Cemani disebutkan memiliki julukan the Lamborghini of poultry, dikarenakan harganya yang sangat mahal dan tampilannya yang mewah, seperti mobil Lamborghini.
Di Amerika, satu ekor Ayam Cemani dibandrol dengan harga 2.500 USD atau setara dengan 35 juta rupiah. Bila dihidangkan dalam bentuk olahan makanan harganya bisa melonjak lebih tinggi lagi. Seporsi hidangan Ayam Cemani bahkan tembus di angka 35,5 juta rupiah. Telur Ayam Cemani pun tidak kekurangan pamor. Negara seperti Amerika, Turki, Italia, Thailand, Kamboja, Gabon, Filipina, China, dan UEA memiliki permintaan yang tinggi terhadap telur Ayam Cemani. Harga telur untuk ekspor bisa mencapai 35–40 USD per butir atau 500–573 ribu rupiah. Bila mengekspor dalam bentuk DOC (anak ayam berumur satu hari yang dijual kepada peternak untuk dibiakan ayam petelur) harganya akan jauh lebih mahal lagi.
Di dalam negeri sendiri, harga Ayam Cemani pun tergolong cukup mahal. Berikut kami tampilkan tabel harga Ayam Cemani yang beredar di e-commerce:
Bagi anda yang memiliki lahan sempit, berternak Ayam Cemani mungkin bisa menjadi pilihan. Selain cara pemeliharaan yang relatif mudah, harga jual Ayam Cemani pun cukup menggiurkan
Budidaya Ayam Cemani
Pada dasarnya, pemeliharaan Ayam Cemani sama dengan ayam kampung lainnya. Untuk hasil yang maksimal, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan adalah:
1. Pemilihan Bibit
Sebelum mulai beternak, pastikan bibit Ayam Cemani yang anda gunakan berkualitas dan tidak cacat secara fisik. Beberapa ciri bibit yang bagus adalah memiliki nafsu makan baik, bulu tidak rontok, lebat dan bersih. Pemakaian bibit yang berusia produktif (dalam usia 2 minggu) sangat direkomendasikan.
2. Pembuatan Kandang
Pembuatan kandang harus mempertimbangkan beberapa hal, termasuk dimana tepatnya kandang akan diletakkan. Kandang tidak boleh berada di tempat lembab, sebab bisa mengundang penyakit yang dapat mempengaruhi Ayam Cemani. Lokasi yang ideal untuk menaruh kandang adalah tempat yang kering dan dapat dilalui sinar matahari.
Ukuran kandang biasanya berbeda bagi tiap peternak, tergantung dari banyaknya ayam yang akan dikembangkan. Pada umumnya ukuran yang dipakai adalah 4 x 3 x 2,5 meter. Ayam Cemani yang berumur 11–16 minggu biasanya membutuhkan kandang battery ukuran 120 x 60 cm2 untuk 2–3 ekor, sementara ayam yang sedang dalam dalam fase produksi biasanya dimasukan kandang petak terkurung berukuran 6 x 4 m2 berisi 1 jantan dan 5 betina (idealnya). Untuk bahan dasar pembuatan kandang, material yang dipakai biasanya berasal dari kayu, bambu, ataupun rotan.
3. Pemberian Pakan
Pakan untuk Ayam Cemani sama dengan ayam kampung lainnya. Kandungan warna pada makanan tidak akan mempengaruhi warna bulunya, karena pewarnaan Ayam Cemani dipengaruhi oleh gen, jadi anda tidak perlu khawatir.
Untuk pakan, Ayam Cemani kecil diberi makan konsentrat tanpa campuran apapun untuk 4 minggu pertama. Setiap ekor diberi 400 gram per hari. Empat minggu berikutnya, jumlah makan ditambah dua kali lipat. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari, yaitu pada saat pagi dan sore.
Pemberian protein dengan kadar 17% pada fase layer (usia 14–20 minggu) atau sebelum masa bertelur dapat memberi dampak positif, sehingga bisa diberi pakan campuran. Biasanya terdiri dari jagung, kacang hijau, sayur dan grit (pecahan rumah siput) yang diolah menjadi tepung. Pakan jenis ini berguna untuk membantu pencernaan makanan.
4. Penanganan Saat Masa Bertelur, Mengeram, Hingga Menetas
Produktivitas Ayam Cemani berhubungan erat dengan sistem pemeliharaan. Seekor Ayam Cemani betina yang dipelihara di umbar bisa menghasilkan sekitar 56–77 butir telur per tahun, sedangkan yang dipelihara di kandang baterai bisa menghasilkan 215 butir telur per tahun. Bedanya, Ayam Cemani yang di kandang baterai tidak mengerami telur. Untuk memaksimalkan pembiakan, telur Ayam Cemani yang dipelihara di kandang batrai dapat dititipkan pada indukan ayam lainnya.
Saat sedang mengerami telur, Ayam Cemani betina sebaiknya dipindahkan ke kandang khusus agar tidak terganggu oleh pejantan selama masa pengeraman (21 hari). Telur sebenarnya bisa ditetaskan menggunakan mesin tetas, hanya saja tingkat keberhasilannya sedikit rendah, sekitar 50–60 persen. Itu sebabnya, peternak lebih memilih untuk menetaskan telur secara alami. Anakan yang sudah menetas dapat diletakan dalam kandang penghangat yang berisi bohlam.
Pada fase grower anakan sudah bisa diseleksi sesuai kepentingan, apakah untuk pengganti indukan atau langsung dijual. Jangan lupa untuk memisahkan Ayam Cemani sesuai karakteristiknya. Hal ini diperlukan untuk seleksi harga jual.
5. Panen Ayam Cemani
Setelah telur menetas, maka anda tinggal membesarkan anakan Ayam Cemani. Anda bisa memilih untuk membiakannya sementara waktu, sembari memperbanyak indukan, atau langsung menjualnya.
Setiap jenis ayam memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai peternak, kita harus jeli melihat peluang bisnis yang menguntungkan.
Demikianlah ulasan kami tentang Ayam Cemani, semoga dapat menginspirasi anda.