kenangan manis

Piitiie_
3 min readSep 17, 2023

Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam, dan semilir angin meniup kan nafasnya pada tubuh milik rheia yang hanya mengenakan kaos pendek serta celana berbahan katun pendek.

Rheia mendudukan dirinya di kursi kayu Pantai, menghadapkan diri pada laut malam, sedangkan gantara sibuk membakar jagung dan seafood yang akan disajikan untuk makan malamnya.

Angin kencang pada malam hari serta desir Pantai yang menderu, membuat rheia teringat akan kejadian semalam, berdua menjalin kasih Bersama laki-laki yang ia sayang,

Tanpa ia sadari tengkuk gantara telah berjalan menghampiri dirinya yang sedari tadi duduk melamun menyilangkan dada, entah apa yang membuatnya melamun, pikir gantara.

“rhei” gantara menepuk bahu rheia, guna menyadarkan ia dari lamunanya.

Gantara tahu rheia terkejut dengan kedatanganya, hal ini tampak pada kedua pundaknya yang bergerak secara reflek, Ketika tangan gantara menyentuh satu bahunya.

“hai kak” sahut rheia seraya menolehkan pandanganya pada gantara, “sini duduk” sambungnya

Gantara lalu menarik satu kursi kayu Pantai, dan meletekanya di samping rheia.

“kamu ngapain malem-malem masih di Pantai” ucap gantara seraya mengubah posisi duduknya menjadi setengah tiduran pada kursi kayu itu.

“nyari angin” kekehnya menatap desir ombak yang menyapu pasir didekatnya, tanpa melihat gantara yang berada disampingnya.

“aneh” suara gantara terdengar meledek

Rheia tidak mejawab kalimat yang di lontarkan gantara sama sekali, ia terus menatap Pantai yang terus menghantarkan ombak, langit yang memberi jutaan Bintang serta bulan yang bulat sempurna. Membuat malam ini semakin sempurna, karena ditemani lelaki tersayangnya.

“rheia” sambungnya

“hmmm” sahutnya

“masuk yuk, udah malem, gabaik kamu pake pakaian dan celana pendek malem-malem, nanti masuk angin gimana” ucap gantara, seraya mengambil satu tangan milik rheia

“minta kerokan kamu” menolehkan pandanganya pada gantara

“paling kulit kamu ikut kelupas, kalo aku yang kerokin heheh” seraya mencubit kulit tangan milik rheia

“awwhh sakit” jerit rheia

Mendengar jerit rheia gantara dengan cepat mengusap tanganya dengan lembut “maaf, masih sakit?” tanya nya.

“hayu makan dulu” perintahnya, seraya menarik tangan rheia agar bangun dari kursinya,

Dengan cepat rheia menarik Kembali tangan gantara, gantara yang sedikit membungkuk dihadapannya spontan tertarik kearah rheia, gantara yang terkejut pun dengan sigap menahan badanya dengan kedua tangan yang bertumpu di atas kursi yang rheia duduki.

Rheia yang melihat kejadian itu pun terburu menutup wajahnya dengan kedua tanganya.

Gantara terkekeh melihat tingkah rheia, seperti anak kucing dimarahi ibunya.

Gantara dengan sengaja mendekat kan wajahnya pada wajah rheia yang masih tertutup tanganya, rheia yang merasakan nafas gantara pada tanganya segera membuka tangan miliknya.

“kak” ucap rheia gugup, melihat wajah tampan serta tatapan tajam milik gantara, ia tahu ini bukan pertama kalinya ia melihat gantara seperti ini, namun setiap ia melihat gantara, gugup selalu menghantuinya. “mun-munduran, aku gabisa nafas” sambungnya

Bukanya memundurkan tubuhnya, gantara dengan sengaja memajukan tubuhnya kedalam tubuh rheia. Ia dengan sengaja memegang kedua tangan rheia dengan lembut pada kedua sisinya, mengunci pergerakan tangan rheia dengan jemarinya.

Lalu mendekatkan ranum miliknya pada bibir tipis milik rheia, rheia dengan spontan menutup kedua matanya, gantara melayangkan satu kecupan pada bibir tipis milik rheia.

CUP!!!

“Aku sayang kamu rheia” ucap gantara, setelah menciumnya.

Rheia terkejut, ucapan yang dilontarkan gantara seperti mengigau, ia masih belum percaya jika gantara mengucapkan hal seperti itu, pada malam ini.

Gantara yang masih menatap manis wajah rheia, melayangkan senyum tipis dihadapannya, lalu mengusap lembut pipi milik rheia, serta menyelipkan helaian rambut yang tersapu angin sehingga menutupi wajah cantik milik gadis dihadapannya.

“aku serius, ngga lagi ngigau, gak seperti yang kamu pikirkan, tadi pagi” ucapnya meyakinkan rheia, “aku sayang kamu” sambungnya.

Rheia yang mendengarkan ucapan gantara untuk yang kedua kalinya, segera , membuka matanya, menatap dalam Netra gantara. Entah mengapa ucapan gantara membuat hatinya terenyuh, seketika air matanya turun, bukan sedih, ia senang sekarang laki-laki yang ia sayangi, ternyata membalas kasih sayangnya.

“jangan nangis” mengusap lembut pipi rheia

“maaf aku cengeng, makasih kamu udah sayang sama aku” ucap rheia yang masih tersedu-sedu

Gantara menarik lembut dagu milik rheia, lalu menyatukan ranum miliknya dengan ranum lembut milik rheia. Ia menciumnya dengan lembut tanpa ada paksaan didalamnya.

rheia merasakan kehangatan yang di berikan gantara.

Malam ini adalah malam paling mengesankan untuk rheia maupun gantara, rheia senang cinta yang selama ini ia pendam, sakit yang selama ini ia rasakan, sekarang tepatnya malam ini, cintanya telah terbalaskan. Ia menyemogakan agar hubunganya akan manis selamanya, seperti pada malam ini, manis mungkin amat sangat manis.

--

--