Aurora Borealis — Gunvin AU

gomu
9 min readNov 21, 2023

--

Part 25

War

Setelah kepulangan dari Chivash, Putra Mahkota dari Kerajaan Denne pun kembali ke Denne, beserta pasukan dari Chivash dan tentu saja Putra Mahkota Chivash yang mengganti sang Raja Chivash untuk berada di barisan depan.

Pertempuran akan dilaksanakan di perbatasan antara Denne dan Dunn. Kedua Kerajaan yang wilayahnya saling bersebelahan ini akan menjadi tempat pertumpahan darah setelah sekian lama berdamai.

Putra Mahkota Dunn dengan sombongnya mencungkan pedangnya pada Putra Mahkota Denne saat pertemuan terakhir di Polish, ia secara terang — terangan mengibarkan bendera perang pada Kerajaan Denne yang memiliki sistem pertahan terkuat. Namun dengan cerdiknya dia berhasil mengumpulkan banyak sekutu saat diruang pertemuan. Membuat Putra Mahkota Denne murka karena tidak terima wilayahnya secara terang — terangan akan diambil. Pertemuan untuk menyambung kerja sama yang sudah terjalin beberapa dekade pun berakhir dengan sebuah genderang perang.

Saat sampai di Kerajaan Denne, tangan kanan Pangeran langsung mengatur pertemuan dengan para petinggi kerajaan, dan Putra Mahkota kita langsung menghadap sang Raja untuk menyampaikan langsung berita duka ini, berita tentang para Putra Mahkota tidak cukup bijak dan masih dipenuhi ambisi, lalu akhirnya akan mencatat hal baru di buku sejarah. Sebuah peperangan yang entah hasil nya bagaimana.

Sang Ratu pun langsung memeluk putra sulungnya karena ia tahu putra sulungnya akan memimpin langsung peperangan ini, karena sang Raja sudah tidak mampu sebab mengalami sakit sudah tiga tahun ini. Sebuah alasan yang menjadi pemicu Kerajaan Dunn berpikir mereka bisa mengambil wilayah Denne yang berlimpah berlian dan ruby, lalu menghasut kerajaan lain untuk bergabung, karena dengan mengalahkan Denne mereka bisa mendapatkan Chivash, dan dengan mengalahkan Denne tandanya mereka mampu mengalahkan Kerajaan lain, karena Denne adalah pusat latihan fisik dan pertahanan untuk berbagai kerajaan yang sudah bekerja sama termasuk Dunn sendiri.

Namun ada beberapa Kerajaan yang masih percaya dengan kekuatan Denne, meskipun peperangan ini akan dipimpin oleh seorang remaja yang minggu depan baru menginjak usia ke delapan belas tahunnya, dia adalah orang termuda dari semua Putra Mahkota yang hadir di Polish.

Kerajaan Chivash, Kerajaan Hunn, Kerajaan Polish, Kekaisaran Jepang, memilih untuk tetap bersana Denne.

Dan kini, Putra Mahkota Denne dengan para sekutunya sudah mulai siap untuk memasuki medan peperangan.

Putra Mahkota Denne memimpin barisan
Kubu Denne
Kubu Denne
Kubu Dunn

Peperangan pun dimulai dengan teriakan dan kuda yang berlari satu sama lain agar saling berhadapan kemudian saling menaruh luka ataupun menjadi algojo dari sebuah kematian.

Kubu Dunn
Kubu Denne

Yang kini terdengar hanyalah sebuah teriakan yang menyulut api semangat, diiringi suara besi dari pedang yang saling bersinggungan agar salah satunya tumbang, tak lupa suara derap dan nafas dari kuda yang tak kenal lelah berusaha sekuat mungkin untuk menjaga tuannya.

Sekutu Dunn

Dari arah kanan terlihat ratusan prajurit baru datang ikut bergabung dengan Dunn untuk memukul mundur kubu Denne.

Pemimpin kubu Denne sudah memprediksi hal ini akan terjadi, ia pun memberi tanda untuk pasukan jarak jauh beraksi, dan menyerbu pasukan kubu Dunn dari arah kanan.

Pertempuran di sisi kanan

Berkat rencana yang matang, formasi pasukan Denne masih rapih seperti awal.

Pemberontak

Namun rencana hanyalah rencana, muncul pasukan dari arah belakang Denne. Mereka adalah pasukan pemberontak dari semua Kerajaan yang hanya ingin memanfaatkan momentum.

Medan pertempuran menjadi sangat chaos karena ada dua pertarungan dalam satu waktu.

Pertempuran pun semakin sengit, lalu mata Putra Mahkota Denne melihat Putra Mahkota Chivash terjatuh dari kuda nya lalu segera dilindungi oleh pengawal yang menjaga namun tentu saja kalah jumlah karena Chivash ditugaskan dibagian belakang. Di tempat datangnya para pemberontak yang tidak mengenal adab perang.

Pertempura di barisan belakang

Melihat Putra Mahkota Chivash tertusuk oleh pemimpin pemberontak, Putra Mahkota Denne pun segera memacu kudanya untuk membantu, dan membuat pergerakan baru untuk berfokus mengalahkan pemberontak, membuat sekutu Dunn berpikir mereka berhasil memukul mundur pasukan Denne.

Setelah membantu menjaga dan membawa Putra Mahkota Chivash tempat aman untuk diobati, Putra Mahkota Denne pun kembali mengatur formasi, namun ada panah yang berhasil menghunuskan tombaknya ke bahu nya membuat pegangan pada kudanya terlepas, semua terasa cepat. Tubuh Putra Mahkota Denne ditarik paksa oleh seorang penunggang kuda dari kubu Dunn, lalu kuda itu berhasil dijatuhkan oleh tangan kanan dari Putra Mahkota Denne, ia pun segera menghampiri dan melihat luka yang ternyata cukup panjang dibagian bahu sampai lengan, dan meminta pasukan untuk mengatur pertanahan disekitar Putra Mahkota saat ia dapat perawatan.

“Jiwoong dengar. Atur formasi tiga dan pukul mundur Dunn, para pemberontak sedang kebingungan karena pemimpin mereka berhasil dikalahkan Pangeran Hanbin. Bawa kuda mu, aku akan memakai kuda lain. Jangan membantah. Tangan kananku tidak bisa di gunakan ia tidak merespon jadi — ”

“Akulah tangan kananmu Pangeran. Kamu punya dia tangan kanan.”

“Jadi kerjakan tugasmu sebagai tangan kananku, bantu aku mengatur posisi depan bersama para Kesatria.”

Setelah ucapan itu kedua nya berpisah, sebuah perpisahan pertama sejak mereka berusia lima dan tujuh. Tangan kanannya membantu sayap kanan agar bisa menembus ke depan lagi, dan Putra Mahkota itu pun menaiki kuda tak bertuan untuk menghampiri Putra Mahkota Chivash yang untungnya masih hidup karena tongkat itu tidak menembus dirinya itu hanya ilusi optik, namun ia cukup terluka karna dibagian luarnya, setelah diobati, Putra Mahkota Denne pun turun dari kudanya lalu menyerah kan kuda itu.

“Kak Hanbin, pimpin pasukanmu untuk masuk dalam hutan lalu habisi semua pemberontak. Lalu beristirahatlah. Gunakan kuda ini.”

“Tidak. Jangan gila Gunwook.”

“Aku pemimpinnya. Jadi ini adalah perintah.”

“Tidak. Jangan begini. Kamu sudah menolongku. Aku…”

Sebelum Putra Mahkota Chivash itu menyelesaikan ucapannya Putra Mahkota Denne sudah berlari bersama pasukannya dan ia juga menghampiri kuda miliknya, kuda yang sudah bersama nya selama lima tahun ini, lalu kembali ke sayap kanan ke arah dimana tangan kanannya berada.

Melihat hal itu Putra Mahkota Chivash pun memberi tanda yang hanya diketahui prajuritnya. Sebuah tanda untuk mengikutinya. Dan datang lah tangan kanannya yang terkejut melihat Pangerannya terluka. Lalu ia pun dibantu untuk naik ke kuda, dan mulai masuk kearea hutan untuk membasmi pemberontak yang tersisa, kepala nya menoleh ke arah belakang dimana pertempuran utama berlangsung.

Mata Putra Mahkota Chivash terbuka lebar melihat hal yang ia lihat, entah bagaimana ceritanya, tapi Putra Mahkota Denne berhasil dikalahkan. Ia pun memacu kudanya untuk mendekat sambil matanya menelisik dimana tangan kanan dari Denne itu berada dan ia berhasil menemukannya, tangan kanannya Denne berada dibawah batu dengan keadaan kaki yang sepertinya patah dan wajah yang amat sangat terkejut melihat kearah Pangeran nya.

Sepertinya, Putra Mahkota Denne itu lagi — lagi menyelamatkan satu nyawa. Nyawa tangan kanan nya.

Saat hampir mendekat, Putra Mahkota Chivash melihat gerakan bibir dari Putra Mahkota Denne untuk tangan kanannya yang berucap “kalahkan mereka.” diiringi dengan senyuman di mulutnya yang mengeluarkan darah. Tangan kanan Denne pun merespon dengan merangkak ke atas batu karena kaki nya yang patah.

Namun ada kuda dari arah belakang yang membawa tubuh dari Putra Mahkota Denne itu menjauh.

Putra Mahkota Chivash pun memacu kudanya untuk mengejar dan ikut masuk ke area pegunungan, sampai akhirnya ia hampir berhasil mengejar lalu akhirnya kedua mata mereka kembali bertemu, ia kembali membaca gerakan bibir dari Putra Mahkota Denne “Kembali. Kalahkan Dunn atau Chivash juga hancur.” Membuat laju dari kuda Putra Mahkota Chivash agak melambat. Lalu ia pun melihat tunangan dari adiknya itu yang semakin menjauh dan menganggukan kepalanya lalu tersenyum sebelum akhirnya menghilang di rimbunnya hutan berlapis es.

Terdengar derap langkah kuda dari arah belakang itu adalah tangan kanannya, dan Putra Mahkota Chivash pun berbalik masuk kembali ke pertempuran.

Pertempuran terjadi cukup alot dan memakan waktu hampir seharian, namun saat hari mulai gelap kedua kubu mulai saling merapatkan barisannya kebelakang untuk membuat formasi bertahan saling menjauh.

Kelelahan yang ditemani udara yang semakin dingin pun membuat pertarungan tertunda, lalu muncul bantuan dari pihak Denne yang dipimpim oleh Putra Bungsu Kerajaannya, ia membawa perbekalan, baju perang baru serta membawa tabib yang bisa mengobati, dan membawa prajurit yang terluka parah.

Sejauh mata memandang hanya ini lah pemandangan yang bisa dilihat. Selain pemandangan kelelahan dan rasa frustasi dari para prajurit yang berjuang. Mata si bungsu Denne pun mencari dimana saudaranya. Ia turun dari kudanya, dan langkahnya pun terhenti saat…

melihat tangan kanan dari kakaknya berdiri dengan kaki yang pincang sedang mencari seseorang di tumpukan mayat yang sudah tercampur entah itu kawan ataupun lawan. Si bungsu pun segera berlari menghampiri dan berdiri di hadapannya, berharap semua pikirannya hanyalah sebuah perkiraan. Namun yang ia lihat sekarang adalah tangisan dari tangan kanan Putra Mahkota Denne yang tidak sedang mencari, tapi sedang menutupi tangis nya.

“Pangeran….”

“Berhenti menangis dan ikutlah bersamaku ke Denne untuk diobati.”

“Maaf Pangeran. Biarkan aku menepati janji ku pada Pangeran Gunwook. Aku masih bisa memakai kuda.”

Mendengar nama kakaknya diucap kan, membuat Pangeran bungsu itu hampir meneteskan air mata nya, untungnya tangan kanannya datang dan mengingatkan untuk Pangerannya itu tetap kuat dan mengontrol emosinya, membuat si bungsu kembali ke mode Pangerannya. Lalu melanjutkan tugas nya untuk memberikan perbekalan dan pengobatan.

“Kak Hanbin…”

“Tidak ada yang ingin mundur Yujin. Biarkan kami berjuang sampai akhir. Kamu kembalilah. Saat matahari mulai terbit, pertempuran akan terjadi lagi. Jadi pergilah.”

“Aku ingin — ”

“Tidak. Denne butuh penerus tahta.”

Matahari pun sudah mulai terbit, namun langit masih terlihat gelap. Tapi pertarungan hari kedua pun dimulai dengan kubu Denne yang menyerang terlebih dahulu.

Dengan perbekalan yang dibawa dari Denne, kubu Dunn berhasil dipukul mundur.

Pertarungan terus berlanjut sampai langit sore datang menjemput.

Kelelahan.

Frustasi.

Dan bau mayat disekitar pertempuran yang mulai tercium pun menambah lengkap derita yang ada.

Saat pertempuran hampir mencapai puncak, muncul gemuruh dari jauh. Dari hutan Denne. Lalu datang lah burung — burung. Tidak! Itu peri yang berkamuflase. Peri penjaga Denne.

Tangan kanan Putra Mahkota Denne pun berteriak tentang Putra Mahkota nya yang masih hidup. Karena peri penjaga Denne hanya bisa dipanggil oleh garis keturunan yang akan menjadi Raja. Ia pun berseru pada sekutu Denne untuk jangan takut jika para peri menempel, dan pertarungan pun berlanjut. Saat Denne menunjukan kekuatan tersembunyinya. Kekuatan yang membuatnya menjadi Kerajaan terkuat.

Pertarungan pun hampir usai setelah panah yang menghunus pemimpin Dunn berhasil membuat nya terjatuh dari kuda.

Lalu ia pun mulai di serang penuh dengan rasa amarah dari kubu Denne, sampai benar — benar tidak bernyawa.

Kubu Denne pun semakin semangat menyerang dan menghambisi sisa — sisa, hingga sore berganti malam lagi.

Akhirnya pertarungan selama hampir tiga hari pun usai di hari ketiga dini hari.

Terompet Denne pun dibunyikan tanda peperengan sudah mereka menangkan.

Pasukan kubu Denne pun terduduk beristirahat.

Namun tidak dengan pasukan inti kerajaan Denne, mereka langsung pergi ke arah hutan es yang menuju daerah Dunn dengan di pimpin oleh tangan kanan Putra Mahkota, karena mereka tahu Putra Mahkota mereka masih hidup dan ikut berjuang sampai akhir. Walaupun tak ada yang tahu bagaimana kabarnya, dan dimana ia berada.

Prajurit inti Denne pun kembali ke kekerajannya setelah dua hari mencari. Hasilnya nihil. Raja pun sudah mengutus utusannya dan memerintahkan mereka untuk kembali.

Peperangan pun kini sudah benar — benar usai, dan dimenangkan oleh kubu Denne namun dengan derai air mata yang terus mengalir, karena gagal membawa Putra Mahkotanya kembali pulang.

Ps : aurora part 12 uncut tersedia di trakteer.

--

--