Ketika perahu berlayar
Angin berhembus, ombak berlarian. Kapal yang berlayar sudah menjauh dari dermaga, Menjauhkan daratan dari raga. Rindu akan daratan yang damai, timbul sangsi dalam diri, akankah diri memanen buah kesuksesan dari bibit perjuangan yang disemai?
Selamat wahai pelaut, begitu banyak badai yang telah ditaklukan. Deras hujan tidak menenggelamkan semangatmu untuk melanjutkan perjalanan, Terpaan angin tidak menghempaskan tekadmu untuk menemui tujuan. Ketika menurun rasa percaya akan diri, ingatlah kembali, seberapa besar ombak yang pernah kau taklukan? seberapa banyak lubang di kapal yang berhasil kau berikan penyelesaian? engkau terlalu hebat untuk menyerah dari pelayaranmu ini.
Semangat wahai pelaut, dermaga tujuan mungkin belum juga terlihat. Perjalanan juga masih berat. Namun satu hal yang selalu harus diingat: menyerah tidak akan membawa maslahat. Tidak ingatkah pada sosok yang menanti di dermaga? Tidak ingatkah pada tangisan haru yang melepasmu dengan wajah yang penuh harap? ingatlah, ingatlah. Jika lelah melanda, berhentilah sejenak. Jika merasa tidak diharapkan, maka ingatlah pengharapan yang digantungkan pada dirimu. Selalu ada, selalu ada, alasan untuk melanjutkan perjalanan.
Jangan khawatir, kalaupun perjuanganmu tidak terlihat oleh orang di daratan, setidaknya perjalanan ini mengajarkanmu banyak hal. Biarlah mereka melihat buahnya dari perilakumu, tingkahmu, caramu memandang hidup. Jangan khawatir jika mereka tidak bisa menghargai apa yang telah kau lalui, karena pasti akan selalu ada sosok yang dapat memaknai.
Pelaut hebat lahir dari laut yang tidak tenang. Dalam kesendirian dan kegelapan, setidaknya masih ada bintang-bintang. Terima kasih untuk tidak menyerah. Terima kasih untuk selalu mencoba, wahai diri.