Love in rain

Kucingnyamamii
6 min readSep 6, 2023

"Ko gak di makan?"

Tanya Kaivan ketika melihat sate utuh milik Cheryl. Perempuan itu termenung sambil menatap hujan dari dalam mobil milik Kaivan.

"Oh iya ini dimakan ko." Cheryl mengambil satu tusuk taichan lalu memakannya perlahan dengan pikiran yang semrawut.

Belum bisa menerima kenyataan ia dijodohkan, Cheryl dikejutkan dengan fakta bahwa ibunya mengatakan jika laki-laki yang akan dijodohkan dengan Cheryl adalah anak dari selingkuhan ayahnya. Si perempuan yang Cheryl benci karena telah memperkeruh keadaan rumah tangga orang tuanya.

"Lo gak suka jalan sama gue?"

Pertanyaan Kaivan membuat Cheryl tersentak dan menatap temannya itu dengan gelengan kepala cepat. "engga ko, gue suka. Cuma gue lagi kalut aj-" Cheryl terhenti sejenak, "-ja." sambungnya sambil menatap Kaivan bingung.

Pasalnya Kaivan mengelap noda sambal di ujung mulut Cheryl degan jempolnya lalu diemut jempolnya kedalam mulut Kaivan sambil kembali memakan satu tusuk sate. "bercanda. Habisnya lo bengong terus deh, kaya punya cicilan kredivo aja."

Candaan Kaivan berhasil membuat Cheryl terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum dan kembali menyuapkan satu tusuk sate kedalam mulutnya. "bisa aja lo."

Cheryl dan Kaivan memutuskan untuk makan sate taichan di pinggir jalan. Namun belum sempat mereka makan, hujan turun membuat keduanya harus bubar untuk berteduh di dalam mobil.

"Oh ya gue mau nanya pendapat sama lo." ucap Cheryl menyimpan piringnya di atas dasbor.

"Tanya apa?" kaivan menjilat bibirnya ada sisa bumbu kaldu yang menempel.

"Di jaman kayak gini wajar gak sih soal perjodohan?"

Kaivan tersenyum, sepertinya Cheryl belum tahu jika ia akan dijodohkan dengan dirinya. Makannya terlihat jelas kalau Cheryl masih biasa saja dengan Kaivan.

"Menurut gue sah sah aja sih. Selama keduanya sama sama cocok. Kenapa? Lo dijodohin ya?"

Cheryl terbelak, "ko lo tau?"

Lagi-lagi Kaivan terkekeh gemas. Sudah bertahun tahun ia menyimpan rasa pada Cheryl ketika Janu membawa perempuan itu pertama kalinya ke kosan.

Cheryl itu perempuan yang humble dan baik menurut Kaivan. Seiringnya waktu Kaivan merasa kasihan pada Cheryl karena sering mekihat Janu membawa perempuan lain ke kosan dan memperkenalkan sebagai pacar barunya. Padahal Kaivan tahu jika Janu dan Cheryl masih berpacaran saat itu.

Kaivan ingin memberitahukan itu pada Cheryl tapi tampaknya Cheryl juga mengetahui dan memberi izin, walau tak berselang lama keduanya pisah tapi menurut Kaivan ini tidak benar. Cheryl terlalu baik untuk Janu yang brengsek.

"Asal nebak aja. Hehe." ada hehe diakhir untuk memberi kesan akrab. "dan lo setuju terima perjodohan itu?"

Dari wajah yang Kaivan tangkap, tampaknya Cheryl tidak setuju. Bahkan terlihat ada kesedihan sehingga membuat pelupuk mata Cheryl menggenang dan menarik napas dalam. "gue gak tau."

"Kenapa? Apa karena lo masih suka sama Janu?"

Kaivan sudah sangat siap menerima jawaban yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Karena Kaivan adalah tipe manusia yang selalu menghargai perasaan orang lain.

"Kalau soal Janu gue juga bingung." Cheryl menggigit bibir bawahnya untuk menimang nimang haruskah ia bercerita pada Kaivan atau kembali memendamnya sendiri seperti masalah masalah sebelumnya.

"It's okay kalau lo gak bisa cerita. Itu masalah pribadi lo." Kaivan tersenyum membuat Cheryl ikut tersenyum.

"Lo udah tau ya kalau Janu masih sama Widi?"

Keduanya hening ketika Kaivan mengangguk pelan untuk memberi jawaban pada perempuan dihadapannya.

Cheryl maupun Kaivan sama sama menghela napas gusar sambil menatap hujan dari dalam mobil mereka. Cukup deras sehingga membuat uap muncul di kaca mobil.

"Lo juga udah taukan kalau Janu itu brengsek?" tanya Kaivan memecahkan keheningan diantaranya. "lo juga tahu soal Janu selingkuh sama Widi. Lo yang ngasih lampu hijau, Ryl. Dan itu."

Kaivan tertahan untuk menatap Cheryl masih mencoret coret jendela yang tertutup uap dengan tangannya. "Dan lo biarin hati lo sakit sendiri? Gue masih gak bisa mikir soal itu. Kalau boleh tahu alesan lo apa?"

Cheryl tidak langsung menjawab. Ia malah tersenyum pada Kaivan hingga jantung laki laki itu hampir copot karena senyum manis Chery mampu membuat Kaivan mabuk kepayang.

"Alasannya ya gue masih butuh dia." ucap Cheryl singkat.

"Butuh?" Kaivan kebingungan.

"Janu tau masalah terbesar gue. Janu juga mampu membuat gue tenang dengan dia hadir disaat gue terguncang. Gue sangat amat sadar kalau hal yang dilakukan Janu itu gak bener dan gue akuin gue sakit hati." Cheryl memutuskan kontak mata dari Kaivan untuk menatap kemudi setir yang di samping tubuh laki-laki itu.

"Tapi gue gak bisa lepas dari Janu. Gue butuh Janu. Gue gak bisa menyetir hidup gue sesuka hati, sama halnya dengan perjodohan. Semua disetir orang tua gue. Hanya Janu yang bisa membuat perasaan gue lebih baik, lebih bisa diinginkan seseorang. Walau pada akhirnya gue tau gue bakal sakit hati lagi sama Janu."

Kaivan menghela napas pendek, ia menangkup pipi Cheryl untuk menatapnya sehingga tatapan Kaivan berhasil masuk menebus netra Cheryl dalam.

"Hanya karena lo sedang kehausan, bukan berarti lo bisa minum racun."

Penuturan Kaivan membuat Cheryl termenung cukup lama.

"Cari minuman lo sendiri yang bisa menuntaskan dahaga tanpa lo sakit." Kaivan membasahi bibirnya untuk kembali melanjutkan.

"dan untuk soal perjodohan," ia melepaskan tangannya dari pipi Cheryl untuk tersenyum hangat, "lo bisa menolaknya. Lo bisa mengambil setir diri lo sendiri."

Cheryl bergeleng cepat, "gak bisa, Kai. Orang tua gue tetep maksa gue buat perjodohan itu. Kalau gak ayah makin gila menyiksa ibu."

Ada raut wajah terkejut Kaivan hingga membuat alis laki-laki itu saling tertaut, "ayah nyiksa ibu lo?"

Cheryl melipat bibirnya ke dalam karena telah kelepasan membocorkan rahasianya yang hanya diketahui Mery dan Janu.

"Kalau lo nolak perjodohan, ayah bakal nyiksa ibu lo, Ryl? Coba jawab pertanyaan gue. Hm?" ada perintah menuntut jawaban yang dibaluti kelembutan suara Kaivan sehingga Cheryl mengangguk pelan sambil menundukan kepalanya.

Lantas Kaivan bersandar pada kursi kemudinya dengan mata memejam, ia menelan ludahnya membuat jakun Kaivan naik turun. Ada napas sedikit memburu dari diri laki-laki itu.

"Ayah lo sering KDRT?" tanya Kaivan kembali menatap Cheryl yang masih menunduk. Kaivan tahu jika Cheryl sepertinya menangis, terdengar suara samar samar isak dari berisiknya gemuruh hujan.

"Cheryl?" Kaivan menarik dagu Cheryl untuk kembali menatapnya.

Seperti dugaan Kaivan, Cheryl benar benar menangis. Lantas laki-laki itu tanpa pikir panjang menarik Cheryl dalam pelukannya untuk sekedar memberikan kehangatan bagi perempuan rapuh ini.

"Itu sebabnya lo butuh Janu? Karena Janu tahu masalah besar lo itu?"

Ada anggukan dalam pelukan Kaivan. Cheryl meremas kuat kaos yang dipakai temannya itu sambil terus terisak.

"Yaudah nangis dulu aja. Biar gue dengerin tangis lo sampai lo benar-benar lega."

Sambil membiarkan Cheryl menangis, Kaivan memutar music di dalam mobilnya. Lagu still with you dari Jungkook mampu membuat suasana semakin dalam.

Hujan dalam mobil, emosi sedih membludak, pelukan hangat serta usapan pada punggung Cheryl mampu membuat perempuan itu berangsur baik. Belum lagi, suara lembut Kaivan juga ikut mengalun menyanyikan lagu yang masih terputar.

Cheryl merasa ia ada dalam rumah baru yang aman. Lantas ia melepaskan pelukannya sambil mengelap sisa sisa air mata yang ada di wajahnya.

"Udah mendingan?" tanya Kaivan memberikan tisu yang diterima gadis itu.

"Udah. Makasih ya." Cheryl serak membuat Kaivan membuka botol minum untuk diberikan pada Cheryl agar gadis itu membasahi dahaganya dengan air mengalir.

"Gue nanti ngomong sama nyokap soal perjodohan itu."

Penuturan Kaivan membuat Cheryl termenung, air dalam mulutnya belum benar benar ditelan sempurna. "maksud lo?" tanya Cheryl setelah menelan habis air.

"Gue laki-laki yang bakal di jodohin sama lo."

Untung saja Cheryl sudah menelan minumannya, jika tidak mungkin saja perempuan itu menyembur Kaivan bak seorang dukun mengusir setan.

"Jangan bercanda, Kai"

Cheryl benar-benar terkejut, jika benar Kaivan laki-laki yang akan dijodohkannya berarti ibu Kaivan lah perempuan selingkuhan ayahnya.

"Gue gak bercanda. Gue aja kaget pas denger perjodohan itu. Tapi gue juga gak bisa menolak karena itu permintaan terakhir mama sebelum mama menjalankan kemoterapi."

Dari wajah sedih Kaivan, Cheryl merasa ikut sedih. Sakit apa yang mengharuskan mamanya kemoterapi.

"Tapi kalau lo terbebani, gue bisa nolak dan ngasih tau nyokap ko."

"Gue terima." potong Cheryl cepat. "gue juga menerima perjodohan gue buat ibu."

Kaivan tersenyum sambil bergeleng, "sesuatu yang dipaksakan gak baik, Ryl. Pernikahan itu seumur hidup. Kalau kita terpaksa artinya seumur hidup kita hidup dalam paksaan. Apa gak menyiksa?"

Selain karena ancaman ayahnya jika Cheryl menerima perjodohan, Kaivan laki-laki lembut ini yang akan menjadi suaminya nanti. Maka untuk apa adanya penolakan?

Jujur saat putus dengan Janu, Cheryl dan Kaivan sempat dekat. Cheryl Juga sempat menyimpan rasa pada Kaivan karena tutur kata yang lembut dan mampu membuat Chery seperti di Ratukan. Walau hanya baru sekali pergi main, tapi Kaivan mampu memberi kesan yang kuat.

"Lo bilang gue harus cari minuman gue untuk menghilangkan dahaga tanpa rasa sakit. Dan gue rasa gue udah nemuin minuman itu." ada setitik cerah dalam wajah Cheryl yang tersenyum lembut. "yaitu lo."

Kaivan tersenyum sumringah. Tidak ada yang bisa menjabarkan seberapa bahagia Kaivan sekarang. Perempuan yang ia dambakan sejak lama kini akan menjadi istrinya tanpa sebuah paksaan.

"Makasih. Dan gue akan jadi rumah ternyaman untuk lo."

Kaivan berjanji, ia akan membahagiakan Cheryl dengan caranya. Dengan ketulusan, kelembutan, kesetian hanya untuk Cheryl Adhisti.

--

--