Keliru
Kanala membawa mobilnya dengan kecepatan lebih. Itupun sudah pasti dirinya akan sedikit lewat dari waktu yang dijanjikan oleh dirinya pada sahabatnya.
Hari ini sabahatnya merayakan hari kelahirannya yang ke 27 tahun. Radian putra. Ada saja memang sahabatnya itu. Semakin bertambah umur malah semakin gila pesta. Pun sifatnya yang social butterfly serta parasnya yang begitu tampan sangat membuat radian begitu populer.
Ulang tahunnya kali ini diadakan di rumahnya. Dengan mengundang banyak teman-temannya. Tapi kanala tidak begitu tahu siapa-siapa yang akan di undang.
Dirinya sudah berjanji untuk datang lebih awal. Untuk membantu radian bersiap. Kata radian, seseorang yang spesial akan turut hadir. Jadi radian mau kanala membantunya untuk tampil luar biasa.
Acara telah dimulai. Radian sibuk menyalami dan berterima kasih pada setiap tamu yang hadir. Karna sudah meluangkan waktu untuk datang ke pestanya.
"Hai di." Sapa yang baru saja datang.
"Eh hai dan. Loh kamu sendirian. Katanya mau ajak temenmu." Tanya radian pada tamu spesialnya yang baru tiba.
"Iya di. Masih di parkiran anaknya"
"Oohh okey."
"Rad." Panggil kanala yang baru saja menghampiri radian.
"Udah pada datengkan. Tiup lilin yuk." Kata kanala pada radian. Mengingat waktu semakin malam. Dan pasti manusia-manusia gila pesta yang hadir saat ini sudah pasti tidak sabar ingin segera ke puncak acara.
Ajakan kanala di angguki oleh radian. Dan radian pun segera meminta temannya yang memandu acara untuk mengumumkan bahwa dirinya akan melakukan tiup lilin dahulu sebelum acara puncak.
Saat kanala akan menyusul langkah radian. Ada suara mengintrupsinya hingga kanala menolehkan kepalanya.
"Nal."
"Kenapa dan." Tanya nala pada sosok yang baru saja mengintrupsi.
"Nal bisa tolongin gue nggak."
"Apa dan."
"Gue pengen ngelamar radian nal. Sekarang."
"Hah. Serius lo dan. Ngga lagi becanda kan."
"Serius gue nal. Bantuin gue. Abis acara tiup lilin deh, bisa ngga."
"Anjir dan. Ya bisa banget lah. Gue atur pokoknya. Lo yang bener nanti." Ucap nala sambil memukul lengan radana.
Tanpa menunggu respon radana lagi. Kanala segera melangkah pergi untuk mempersiapkan permintaan radana.
Oke jadi abis acara tiup lilin, radana bisa langsung ngelamar radian. Anjir rad, nikah juga lo. Ucap kanala pada dirinya sendiri.
Rencana sukses. Radana berhasil menyatakan niatnya pada radian. Pun radian yang dengan senang hati menerima pernyataan dari radana.
Saat ini disc jockey sudah memainkan musik yang seharusnya. Suara dentuman musik yang mengalun membuat badan setiap orang bisa meliyuk-liyuk mengikuti irama.
"Udah kenapa nal. Males ya gue ngurusin lo kalo mabuk." Tegur lares, salah satu sahabat kanala dan juga radian.
"Ihh siapa yang msbuk."
"Lo ngomong aja udh ngelantur anjr. Udah ih. Ini terkahir pokoknya." Tunjuk lares pada gelas yang masih kanala pegang.
Radian datang dan menghela nafas saat melihat kanala yang sudah mabuk berat. "Res bawa ke kamar deh sana. Sebelum tepar. Tar lu yang gendong kalo nala keburu tepar."
Mendengar hal itu akhirnya lares membawa nala ke dalam rumah radian.
"Eh eh eh.. mas hati-hati dong. Untung temen saya ngga jatuh." Protes lares saat ada seseorang yang jalan dan menabrak nala yang sedang ia tuntun. Membuat dirinya dan nala hampir oleng.
Orang yang menambrak lares dan nala mencoba mengambil kesadarannya. "Aduh maaf maaf."
"Lah arkana. Anjir, elo ternyata. Nih suami lo bawa masuk deh, berat banget suami lo." Lares yang menyadari bahwa ternyata yang menabrak mereka adalah suami dari temannya. Akhirnya menyerahkan temannya itu dalam dekapan suaminya.
"Dah ya, gue tinggal. Lo berdua ngga usah pulang. Pake kamar tamu aja. Kasian juga tuh nala udah mau tepar." Ucap lares sebelum meninggalkan keduanya.
"Nal.."
"Uhhh sayang. Kamu kapan datengnya. Kok ngga kasih tau aku."
"Aku.."
"Sayang ayok masuk, ngga kuat aku udahan." Pada akhirnya dengan susah payah, akhirnya mereka berdua berhasil sampai pada kamar yang di tuju.
Mereka langsung merebahkan tubuh mereka pada kasur yang empuk yang ada dihadapan mereka.
"Uhhh.. naa kangen." Dengan susah payah nala merangkak untuk menaiki tubuh suaminya.
"Kangen na kamngen. Kamu sibuk terus. Aku nya seribng di tinggal."
"Maaf nal. Nghhh.."
Mendengar suaminya melenguh membuat nala semakin semangat untuk menggesekan inti tubuhnya pada milik suaminya.
Nala yang semula duduk di atas suaminya. Perlahan semakin mundur dan merunduk. Mendekati gundukan milik suaminya yang tercetak sangat jelas walaupun masih terbalut celana jeans.
"Sesek ya sayang. Aku keluarin okeh." Nala membuka resleting secara perlahan sambil terus mengelus kejantanan milik suaminya. Menghasilkan banyak lenguhan dari suaminya.
Dan pada akhirnya mereka tidak jadi istirahat. Mereka memilih menyalurkan rasa rindu dan menghabiskan malam yang panjang dengan banyak desahan.