Lagu Rehat dari Kunto Aji tak pernah sedemikian nyata nya bicara didepanku.
Biarkanlah semesta bekerja untukmu..
Tak pernah kulihat dunia begitu kelabu
Setelah kita yang jadi sulit bertemu
Kota kini seperti nyaris mati
Dengan segala aktifitas yang dibatasi
Terkadang aku rindu
Saat kita rela mengantri demi sebuah konser musik
Atau waktu-waktu menunggu kalian datang ke kotaku
Untuk pergi bersama kemanapun yang ingin dituju
Aku rindu..
Ingin keluar dari balik pintu
Tanpa ada rasa terbelenggu
Menghampirimu tanpa ragu
Ternyata ini yang dinamakan sedih tanpa penyesalan, amarah, atau kekecewaan. Sedih hanya sedih saja. Tak ada dorongan untuk bergerak. Maunya sembunyi saja dari hiruk pikuk orang diluaran. Aku tahu ini masalah emosional yang harus diatasi oleh cara yang emosional juga. Namun seperti apa cara mengatasinya yang aku tidak tahu.
Maukah kamu memberi tahuku?
Kini aku mulai berlari
Bersamaan dengan rongga dada
yang semakin hari semakin terkikis
Membentuk lubang diantaranya
Hancur sehancur-hancurnya
Sepi sesepi-sepinya
Kupikir aku bisa mengatur waktu dan tempat untuk menangis. Aku tak mau menangis saat ini, malu. Banyak sekali orang yang sedang berdoa. Namun saat kalimat suci tak sanggup kuucap lagi, dan suaraku makin parau.
Derai..
Derai..
Aku merasa sedang kembali berpisah dengan beliau.
Semesta menyambut pagi
Ibunda pergi
Yang kusadari
Aku benar-benar sendiri
Raga berpura-pura berdiri
Sedangkan jiwaku seakan mati