Sultan Mehmed II (Al-Fatih)

Muhammad Romadlon S. Hum
3 min readJun 12, 2023

--

Sultan Mehmed II (Al-Fatih)

Sultan Mehmed II (محمد ثانى, Meḥmet-i sānī; Turki: II. Mehmet; 30 Maret 1432 – 3 Mei 1481), terkenal dengan julukan Al-Fatih (Sang Penakluk). Dia diangkat menjadi sultan pada usia sangat muda pada 1444 M. Masa pemerintahan pertamanya ini tidak berlangsung lama, hanya dua tahun. Sekitar lima tahun kemudian, pada saat usianya 24 tahun, dia memerintah lagi hingga 1481 M.

Sejak dalam kandungan, Sultan Mehmed II sudah diramalkan akan menjadi orang yang terkenal. Syeikh Syamsuddin Al-Wali, seorang ulama ternama pada zamannya berkata pada Sultan Murad (ayah Sultan Mehmed II), "Wahai Sultan Murad, bukan Tuanku yang akan membebaskan kota Konstantinopel, tetapi anak yang dalam buaian itu."

Sultan Mehmed II sejak kecil dididik dengan sederhana. Seperti sebagian besar anak bangsawan lainnya dia mempelajari segala macam ilmu pengetahuan, agama, dan kemiliteran. Semua itu berpengaruh ketika dia menginjak dewasa. Ketika dewasa, Sultan Mehmed II tumbuh menjadi pemuda yang tampan dengan bentuk badan tegap, kuat dan tinggi. Pipinya putih kemerah-merahan.

Nama Sultan Mehmed II melambung ketika ia berhasil menaklukkan Konstantinopel pada 1453 M. Inilah yang membuat dirinya mendapat julukan Al- Fatih (Sang Penakluk).

Perang Konstantinopel merupakan perang besar menjelang akhir Perang Salib. Perang ini berlangsung sejak bulan April hingga Mei 1453 M. Pasukan Turki yang dipimpin oleh sultan Mehmed II dilengkapi senjata modern, yaitu meriam dengan panjang 28 kaki, kaliber 8 inci. Senjata inilah yang menghujani Konstantinopel selama beberapa minggu. Sejarah mencatat bahwa selain pemberani, Sultan Mehmed II terkenal karena kecerdikannya. Dia mengetahui legenda lama Konstantinopel yang sudah mengakar di kalangan penduduk bahwa kota tersebut tak akan jatuh ketika bulan purnama. Maka dengan sabar Sultan Mehmed II menunggu saat bulan purnama berlalu. Ketika bulan sudah berbentuk sabit, Sultan Mehmed II mulai melakukan penyerangan hingga Konstantinopel jatuh pada 22 Mei 1453 M. Bagi Sultan Mehmed II, penaklukan Konstantinopel merupakan hal yang penting. Dengan jatuhnya Konstantinopel berarti jatuh pula benteng pasukan Salib di Eropa Timur. Hal ini akan membuat agama Islam dengan mudah tersebar ke Eropa setelah selama berabad-abad dihambat oleh Kekaisaran Bizantium, dan sekaligus untuk menandai kejayaan Kerajaan Turki Ottoman. Selama memerintah, Sultan Mehmed II dikenal sebagai sultan yang rendah hati. Dia menghormati pemeluk agama lain untuk tetap menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan lain. Tempat-tempat ibadah yang rusak akibat peperangan dia perbaiki. Selain dikenal sebagai sultan yang tinggi toleransinya, Sultan Mehmed II juga terkenal kecintaannya pada ilmu pengetahuan. Semasa memerintah dia mendirikan beberapa universitas. Dia juga mengundang para ilmuwan dari Italia dan Yunani untuk berdiskusi. Kepada ilmuwan-ilmuwan tersebut dia meminta agar karya-karya latin diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Dia juga meminta pada Gentile Bellini dari Venesia untuk melukis dirinya. Dalam bidang pemerintahan, Sultan Mehmed II juga bisa dikatakan sebagai pembaru. Dia sultan pertama yang mengodifikasikan hukum kriminal dan konstitusi jauh sebelum Sultan Sulaiman. Satu hal lagi yang selama ini belum dikenal adalah peranan Sultan Mehmed II dalam mengakhiri kekejaman Dracula, seorang Pangeran dari Wallachia yang terkenal karena kekejamannya. Dua kali dia mengerahkan pasukannya untuk menangkap Dracula. Pada serangan pertama Dracula bisa melarikan diri, tetapi pada serangan kedua akhirnya Dracula terbunuh tidak jauh dari Danau Snagov. Keberhasilan Sultan Mehmed II dalam membunuh Dracula inilah yang digelapkan oleh Barat. Mereka—Barat—berusaha agar sosok Sultan Mehmed II semakin hilang. Maka ketika sosok Dracula diangkat oleh Barat, sosok Sultan Mehmed II tidak disebut-sebut.

Penobatan Mehmed II, 1451 M.

--

--