Peringatan Tuhan Yahweh Mencapai Penduduk Niniwe

Clara Hastuti
4 min readApr 12, 2020

--

(Yunus 1:1–2) Firman Yahweh datang kepada Yunus, anak Amitai, kata-Nya: “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah menentang mereka, karena kejahatan mereka sudah sampai kepada-Ku.”

(Yunus 3) Dan firman Yahweh datang kepada Yunus kedua kalinya, demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan beritakan pada mereka apa yang Kuperintahkan kepadamu.” Lalu bangkitlah Yunus dan pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Yahweh. Niniwe adalah kota yang sangat besar, yang luasnya selama tiga hari perjalanan. Mulailah Yunus masuk ke kota itu satu hari perjalanan, lalu ia berseru dan berkata, “Empat puluh hari lagi, dan Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Maka orang Niniwe percaya kepada Tuhan dan menyatakan berpuasa, mengenakan kain kabung, dari yang paling besar sampai yang paling kecil di antara mereka. Kabar ini sampai kepada raja Niniwe, maka bangkitlah ia dari takhtanya, menanggalkan jubahnya, menyelubungi diri kain kabung dan duduk di atas abu. Dan ia menyuruh orang menyerukan dan memaklumkan di seluruh Niniwe berdasarkan ketetapan raja dan para pembesarnya, demikian, “Tidak ada manusia atau binatang, atau ternak boleh makan, mereka tidak boleh makan apa pun, atau minum air. Namun, manusia dan binatang harus mengenakan kain kabung dan berseru dengan nyaring kepada Tuhan: Biarlah semua orang berbalik dari jalannya yang jahat dan dari kejahatan yang ada di tangan mereka. Siapa yang tahu jika Tuhan akan berbalik dan menyesal dan berpaling dari murka-Nya yang menyala-nyala sehingga kita tidak binasa?” Lalu Tuhan melihat perbuatan mereka, bagaimana mereka berbalik dari jalan mereka yang jahat, maka Tuhan menyesali hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka, dan Dia tidak jadi melakukannya.

(Yunus 4) Tetapi hal itu sangat mengesalkan Yunus, sehingga ia sangat marah. Lalu ia berdoa kepada Yahweh dan berkata: “Aku berdoa kepada-Mu, oh Yahweh, bukankah sudah kukatakan ketika aku masih di negeriku? Karena itulah aku lari ke Tarsus, sebab aku tahu Engkau adalah Tuhan yang pemurah dan berlimpah kasih karunia, lambat untuk marah, panjang sabar, dan menyesali hukuman yang Engkau rencanakan. Karena itu, oh Yahweh, aku memohon kepada-Mu, ambillah nyawaku; karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Lalu firman Yahweh, “Apakah engkau layak marah?” Lalu Yunus keluar dari kota itu dan duduk di sebelah timurnya. Ia mendirikan sebuah gubuk di sana, dan duduk di bawah di tempat yang teduh, sampai ia melihat apa yang akan terjadi dengan kota itu. Lalu Tuhan Yahweh menyiapkan sebatang pohon jarak dan menjadikannya tumbuh melampaui Yunus untuk menaungi kepalanya dan supaya ia bebas dari kesedihan hatinya. Yunus sangat senang karena pohon jarak itu. Tetapi Tuhan mendatangkan seekor ulat keesokan paginya yang memakan pohon jarak itu sampai layu. Dan waktu berlalu, ketika matahari terbit, Tuhan mendatangkan angin timur yang ganas bertiup, dan matahari menyengat kepala Yunus, lalu ia rebah menjadi lesu, dan berharap dirinya mati, dan berkata: “Lebih baik aku mati daripada hidup.” Lalu Tuhan Yahweh berfirman kepada Yunus, “Apakah engkau layak marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya, “Aku layak marah, bahkan sampai mati.” Lalu Yahweh berfirman: “Engkau menyayangi pohon jarak itu, padahal engkau tidak perlu berjerih lelah menanam atau membuatnya tumbuh, yang tumbuh dalam semalam dan mati dalam semalam: Dan apakah Aku tidak boleh menyayangi Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri; dan juga banyak sekali ternaknya?”

Walaupun kisah “Penyelamatan Niniwe oleh Tuhan” singkat, kita bisa melihat sisi lain dari watak Tuhan yang benar. Untuk bisa memahami dengan tepat terdiri dari apa sajakah sisi itu, kita harus kembali ke Kitab Suci dan melihat kembali salah satu tindakan Tuhan.

……

Mari kita lanjutkan ke ayat berikutnya, pasal ketiga kitab Yunus: “Mulailah Yunus masuk ke kota itu satu hari perjalanan, lalu ia berseru dan berkata, Empat puluh hari lagi, dan Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Itu adalah kata-kata yang disampaikan langsung oleh Tuhan kepada Yunus untuk dikatakan kepada penduduk Niniwe. Itu juga, secara alami adalah kata-kata yang Tuhan Yahweh ingin sampaikan kepada penduduk Niniwe. Kata-kata itu memberitahu manusia bahwa Tuhan mulai muak dan membenci penduduk di kota itu karena kejahatan mereka telah terlihat oleh Tuhan sehingga Dia ingin menghancurkan kota ini. Namun, sebelum Tuhan menghancurkan kota ini, Dia membuat pengumuman bagi penduduk Niniwe dan Dia berkali-kali memberi mereka kesempatan untuk bertobat dari kejahatan mereka dan memulai hidup baru. Kesempatan ini berlangsung selama empat puluh hari. Dengan kata lain, jika penduduk di dalam kota ini tidak bertobat, mengakui dosa mereka atau bersujud di hadapan Tuhan Yahweh dalam empat puluh hari, Tuhan akan menghancurkan kota itu sama seperti yang dilakukan-Nya terhadap Sodom. Inilah yang Tuhan Yahweh ingin sampaikan kepada penduduk Niniwe. Jelas, ini bukan sekadar pernyataan biasa. Tidak hanya di dalamnya terkandung amarah Tuhan Yahweh, tetapi juga sikap-Nya terhadap penduduk Niniwe. Pada saat yang sama, pernyataan sederhana ini juga menjadi peringatan serius bagi semua orang yang hidup di dalam kota itu. Peringatan ini memberi tahu mereka bahwa perbuatan jahat mereka telah membuat mereka mendapatkan kebencian Tuhan Yahweh, dan peringatan ini memberi tahu mereka dan tindakan mereka akan segera membawa mereka kepada kebinasaan. Karena itu, hidup semua orang di Niniwe berada di ambang bahaya.

dari “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia

Penampakan Tuhan Yang Mahakuasa telah membawa keselamatan di akhir zaman. Domba-domba Tuhan mendengarkan suara-Nya. Umat-umat pilihan Tuhan di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa membaca Firman Tuhan, menonton video pembacaan Kata-kata Tuhan Yang Mahakuasa, dan merenungkan kata-kata Tuhan sehingga roh mencicipi rasa manis dan mendapatkan perbekalan.

--

--

Clara Hastuti
Clara Hastuti

Written by Clara Hastuti

0 Followers

Tuhan adalah satu-satunya yang bisa untuk kita berbicara dengan-Nya, Tuhan adalah ketergantungan Anda