UX Case Study: Krealogi Design Challenge

Asa Zukhal
6 min readNov 29, 2022

--

Skilvul x Krealogi Oleh Du Anyam

Latar Belakang

Krealogi by Du Anyam merupakan ekosistem UMKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang terbentuk dari pengalaman Du Anyam dalam membina pengrajin di Indonesia selama kurang lebih 6 tahun. Bimbingan dari hulu ke hilir dilakukan oleh Du Anyam untuk para pengrajin. Berangkat dari pengalaman masih banyak UMKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang belum melek digital.

Saat ini, aplikasi ini terdiri dari fitur-fitur seperti Manajemen Pesanan, Perencanaan Produksi, Manajemen Persediaan, dan Laporan Pengeluaran yang akan meningkatkan produktivitas UKM, meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam proses rantai pasokan.

Sebagai aplikasi yang bertujuan untuk membantu UKM dalam proses supply chain, Krealogi terus mengembangkan fitur-fitur lain dalam penerapannya. Dengan meneliti dan menganalisis kebutuhan penggunanya, Krealogi merasakan kebutuhan akan modul Cash Flow. Fitur Cash Flow cukup penting dalam proses bisnis, karena dapat membantu UKM melacak pergerakan uang masuk dan keluar dari suatu perusahaan. Ini juga merupakan ukuran profitabilitas yang berharga, dan prospek masa depan jangka panjang perusahaan apakah mereka memiliki cukup likuiditas untuk membayar pengeluarannya.

Oleh karena itu, kami berupaya menambah desain fitur Cash Flow pada aplikasi Krealogi berbasis mobile. Pembuatan fitur Cash Flow pada aplikasi Krealogi bertujuan untuk membantu masyarakat/UKM untuk mengetahui alur keluar masuknya dana usaha agar kamu bisa mengetahui apakah alur kas ini berjalan negatif atau positif..

Study Case ini bertujuan untuk membagikan proses saya membuat aplikasi, serta belajar tentang proses pembuatan User Interface. Mulai dari proses penelitian hingga prototype.

Objektif

  • Menambahkan fitur untuk memudahkan pengguna melacak pemasukan dan pengeluarannya dengan membuat catatan keuangan.
  • Menambahkan fitur yang dapat membantu pengguna untuk melihat kinerja keuangan mereka berdasarkan catatan keuangan dan catatan penjualan.
  • Menambahkan fitur hutang untuk membantu mitra Krealogi untuk mencatat hutang Pelanggan secara digital, melakukan pencatatan pembayaran hutang, dan juga membagikan pengingat hutang melalui Whatsapp dan SMS.
  • Menambahkan fitur tracking pengiriman untuk membantu mitra mengetahui lokasi barang yang telah dikirim melalui aplikasi.

Peran dalam Tim

Sebagai UX Designer yang berkolaborasi dengan 3 anggota tim,

Yudha Fernando S., Amanda Septiani, Asy syifa Zahwa Faiha

&

Hitnes Muharram sebagai mentor kami.

Dalam tim ini, tanggung jawab saya adalah

  • Design Process dan desain produk dan validasi melalui User-Testing.

Design Process

Proses design thinking dari confiespace.com

Dalam kasus ini kami memilih menggunakan Design Thinking sebagai pendekatan design process yang kami lakukan.

User Research

Saya melakukan wawancara dan melakukan Empathize untuk memahami kebutuhan pengguna UKM. Kelompok pengguna utama yang akan diwawancara adalah orang dewasa/mahasiswa yang memiliki bisnis.

Respondent Criteria

  1. Berusia 18–55 tahun
  2. Pekerjaan sebagai pemilik UMKM
  3. Berdomisili di wilayah Indonesia
  4. Memiliki kemampuan Bahasa Indonesia sebagai native language
  5. Paham mengenai perkembangan teknologi.
  6. Memiliki motivasi tinggi dalam melakukan perkembangan UMKM yang lebih baik.
  7. Mempunyai komunikasi yang baik.

List of Questions

  1. Sebutkan nama, umur, daerah asal, dan UMKM/bisnis apa yang sedang ditekuni sekarang?
  2. Sudah berapa lama anda memulai bisnis ini?
  3. Bagaimana proses anda dalam memulai ide bisnis ini? Apakah dari diri anda sendiri atau dorongan orang lain?
  4. Menurut anda siapa target pasar dari produk yang anda jual dan bagaimana cara anda menentukan target pasar?
  5. Bagaimana cara menjalankan usaha anda di daerah anda sendiri?
  6. Progres apa saja yang sudah berkembang pada bisnis anda sampai sejauh ini?
  7. Apakah anda menggunakan platform jual beli online untuk memasarkan produk anda, dan apakah platform tersebut mudah digunakan?
  8. Bagaimana anda melakukan pencatatan usaha anda saat ini?
  9. Apakah cara pencatatan usaha yang anda lakukan saat ini sulit untuk anda lakukan?
  10. Apakah anda pernah mendengar mengenai aplikasi KREALOGI sebelumnya?
  11. Apakah aplikasi krealogi ini sudah sesuai kebutuhan pengguna untuk mengembangkan usaha anda?
  12. Mengenai fitur yang ada di Krealogi, apakah ada masukan atau perbaikan mengenai aplikasinya?

User Personas

The Problem Statement

Pengguna merasa tidak ada kendala dalam aplikasi Krealogi, beberapa fitur sudah sangat membantu para pengusaha UKM. Hanya saja sistem pemesanan menggunakan sistem pre-order dan variasi jasa pengiriman juga tracking.

1 — Empathize

Krealogi — Secondary Research

Kami melakukan research menggunakan metode Secondary Research, dimana kami mencari jurnal yang berhubungan dengan aplikasi yang akan kami buat serta riset mengenai competitor analysis dan Feedback User untuk mencari perbandingan dengan perusahaan edutech lainnya selain itu kami melakukan wawancara dengan beberapa pengusaha UKM. Tujuan nya adalah untuk mencari tahu aspek keunggulan dan keunggulan dari kompetitor.

2 — Define

Pain Points, dan How Might We

Setelah kami melakukan Secondary Research dan Wawancara, kami melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahan Define. Dalam proses pendefinisian ini, kami mendefinisikan beberapa Pain Points untuk mengetahui kebutuhan dan masalah pengusaha UKM.

Setelah itu, kami menganalisis dan menentukan How Might We. How Might We disini adalah tahapan dimana kami membuat solusi dari Pain Points dan menuliskannya di Sticky notes. Kemudian, kami melakukan voting untuk memilih How Might We yang paling relevan untuk memcahkan masalah dari pain points.

3 — Ideate

Pada tahap ini, kami berusaha mencari Solution Idea yang dapat menjawab How Might We yang telah kami pilih sebelumnya.

  • Solution Idea
Solution Idea
  • Prioritization Idea

Dari semua Solution Idea yang telah kami buat, kami prioritaskan berdasarkan Effort yang diperlukan dan Value yang dihasilkannya.

Prioritization Idea

4 — Prototyping

Di tahap berikutnya dilakukan beberapa hal seperti membuat user flow, mendesain interface (wireframe, UI Style Guide, UI Design), kemudian membuat prototype yang dapat digunakan untuk pengujian.

  • User Flow

Langkah pertama dalam tahap ini adalah membuat User Flow, yaitu diagram langkah-langkah yang harus dilakukan pengguna untuk menyelesaikan suatu tugas.

Estimasi & Tracking
Jasa Pengiriman
Hutang
Catat Keuangan
  • Wireframe

Selanjutnya membuat Wireframe. Wireframe adalah layout atau struktur desain sederhana untuk membantu proses desain.

Wireframe
  • Design System

Langkah selanjutnya adalah membuat UI Style Guide atau Design System agar desain konsisten dan membantu mempercepat proses dengan menggunakan beberapa komponen yang dapat digunakan secara berulang.

Design System
  • UI Design

Kemudian, kami membuat User Interface dengan berdasarkan Wireframe yang telah dibuat sebelumnya.

  • Prototype

Prototype adalah contoh atau model awal yang dibuat untuk mensimulasikan hasil akhir sebuah produk dan Testing.

5 — Testing

Pada hari Minggu, 27 November 2022 kami melaksanakan sesi interview kepada salah satu User untuk melakukan testing Prototype.

Kami menggunakan Single Ease Question untuk mengukur titik keberhasilan dari aplikasi kami. Responden kami adalah Ibu KH, 21 tahun. Ia berprofesi sebagai mahasiswa dan juga pengusaha UMKM dengan penghasilan bulanan. Kami memintanya untuk bertemu secara online.

Dari beberapa pertanyaan yang telah kami buat menggunakan Google Form dengan pemilihan skala 1–7, aplikasi kami mendapatkan nilai rata-rata 6,2 (Terbilang hampir sempurna).

Single Ease Question

Kesimpulan

Apa yang saya pelajari dari Design Process sampai pada tahap Testing adalah bagaimana team saya yang sangat antusias membagikan pemikiran mereka tentang desain yang menarik. Namun, tidak semuanya berjalan lancar kadang kami perlu memperbaiki beberapa frame yang bermasalah yang membuat user bingung atau pemilihan warna agar user tertarik dan nyaman.

Pada akhirnya, User Interface tidak selalu menjadi poin utama tetapi juga bagaimana membuat User Experience yang baik.

Dalam proses pengerjaan saya terus mencoba memberikan solusi untuk pengguna dan dalam proses selama ini saya telah mendapatkan banyak sekali pengetahuan dan belajar banyak hal karena ini merupakan hal baru bagi saya.

--

--