Ibu Kota Baru sebagai Acuan Perkembangan Kota Metropolitan di Indonesia

Irsyad Abdul Aziz
2 min readSep 1, 2019

Rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur sudah bearada di depan mata. Meskipun banyak pro-kontra dalam keputusan ini, namun Presiden Republik Indonesia telah mengumumkannya secara resmi melalui konferensi pers yang di lakukan di Istana Negara beberapa waktu lalu dan rencana induk/masterplan awal nya pun telah tersebar di beberapa media.

Pembangunan Kota Baru bukanlah suatu proyek yang kecil, pembangunan ini memerlukan biaya yang sangat besar untuk pembangunan infrastrukturnya. Pemerintah dan Masyarakat (Swasta) perlu bekerja sama untuk membangun dan menjaga agar kota ideal yang diharapkan agar dapat terbangun secara berkelanjutan.

Pemindahan Ibu Kota ini dapat menjadi harapan baru unuk menciptakan suatu kota yang menjadi pusat pemerintahan dengan segala sarana-prasarana kota yang mumpuni dengan perencanaan yang matang. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila rencana detail dan proyeksi arah pengembangan kotanya telah dikaji dan dipersiapkan secara matang. Selain itu, kota yang baru juga belum memiliki segudang permasalahan dan penyimpangan perkotaan seperti kota-kota yang sudah ada di Indonesia sebelumnya, sehingga hal ini dapat menjadi awal yang baru untuk Indonesia dapat mewujudkan kota ideal yang diidam-idamkan sebelumnya.

Perencanaan yang baik harus memperhatikan aspek-aspek penting perkotaan. Aspek-aspek penting perencanaan kota tersebut dapat dilihat melalui teori-teri perkotaan, dokumen-dokumen tentang kota ideal (contoh: SDG’s), dan juga melihat pembangunan kota yang sudah terbangun di Negara-negara lain. Selain perencanaan, proyeksi arah pengembangan perkotaan juga perlu dipersiapkan dengan baik agar tujuan perkembangan kota tersebut dapat diketahui arahnya sehingga kegiatan-kegiatan yang ada di Kota baru tersebut dapat menyesuaikan

Setelah nantinya Kota Baru yang ideal dapat terwujud, hal yang perlu dilakukan selanjutnya ialah untuk menjaganya agar tetap menjadi kota yang ideal dan minim dari masalah. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi yang baik dan tegas dalam penanganannya sehingga kenyamanan lingkungan perkotaan yang baru ini dapat terwujud secara berkelanjutan dan masyarakat yang tinggal disana terus merasa nyaman dan akhirnya ikut serta untuk menjaga kenyamanan tersebut karena telah terbiasa.

Kondisi perkotaan baru yang nyaman tersebut diharapkan akan membuat rasa “iri” kota-kota lain yang ada di Indonesia dan memacu Pemerintahnya untuk dapat menerapkan perencanaan kota yang matang serta kegiatan monitoring evaluasi yang tegas untuk membangun Kota-nya. Sosialiasi-sosialisasi mengenai pentingnya untuk menjaga agar kota tetap nyaman dengan menggunakan contoh Ibu Kota yang baru juga diharapkan akan memacu masyarakat yang tinggal di Kota lain untuk ikut serta membangun dan mejaga Kota-nya masing-masing agar tetap nyaman.

--

--