Kebocoran Data: Aplikasi Bobrok dan Pengguna Internet yang belum Teredukasi

Agus Setya R
3 min readSep 11, 2022
https://cdn.technadu.com/wp-content/uploads/2020/08/data-breach.jpg

Serangan bertubi-tubi yang dilakukan seorang aktor bernama Bjorka terhadap Data Pribadi milik Warga Negara Indonesia memasuki babak baru. Belakangan ini, aktor tersebut kian gencar melakukan serangan terhadap instansi pemerintahan khususnya KOMINFO dibanding melanjutkan aksinya membocorkan data-data pribadi milik warga biasa saja seperti kita. Aksi ini merupakan hasil menindaklanjuti betapa lucunya sebuah instansi pemerintahan menanggapi kasus kebocoran data yang sangat merugikan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Omong-omong soal kebocoran data, sebenarnya siapa dan bagaimana sih kira-kira skenario yang terjadi sehingga hal ini bisa terjadi?

Kasus kebocoran data bisa muncul karena banyak hal, mungkin banyak dari kita sebagai awam langsung menilai bahwa terdapat kecacatan atau celah pada sebuah aplikasi atau teknologi yang digunakan pada suatu platform yang menjadi sumber kebocoran data tersebut.

Tapi, bagaimana jika hal tersebut tidak sepenuhnya bersumber dari sana? Bagaimana kalo ternyata kita sebagai orang ataupun pengguna yang selama ini selalu berkoar-koar paling keras terhadap kasus tersebut sebenarnyalah sumber utama dari segala kasus kebocoran data yang ada?

Aplikasi atau teknologi adalah satu dari 3 pilar utama dalam lingkup Cybersecurity.

https://www.itgovernance.co.uk/blog/wp-content/uploads/2015/07/PPT-Diagram-Blog.png

Untuk membuat sesuatu yang aman dibutuhkan People yang mengerti aspek-aspek keamanan atau Security Guide pada saat proses development dan juga dibutuhan Process agar tercipta suatu best practices pada saat manajemen dan implementasi suatu teknologi.

Lantas, bagaimana semisal 3 pilar tersebut sudah dijalankan tetapi kasus kebocoran data bisa terus terjadi?

Diagram di atas merupakan suatu gambaran yang berjalan dalam suatu organisasi, ada satu hal yang sebenarnya sangat-sangat penting. Apa itu? Kita sebagai user atau pengguna internet.

Sadarkah bahwa kasus kebocoran data tidak selalu terjadi atas bobroknya sebuah aplikasi yang berjalan, melainkan karena kita sebagai pengguna internet yang lalai dan belum teredukasi tentang banyaknya bahaya yang kita temui di internet? Seperti contohnya adalah mengunduh aplikasi bajakan (crack) dan mengikuti trend yang membocorkan privasi.

Kalian sebagai orang awam yang mengunduh aplikasi bajakan mungkin hanya sebatas mengetahui bahwa bahaya tersebut hanya sebatas Ransomware dan Crypto Mining, padahal sebenarnya bisa lebih daripada itu. Seluruh data pada browser, aplikasi pada devices (PC/Laptop), bahkan mungkin data dalam jaringan internet (LAN) kalian juga bisa terkena imbasnya jika ini sudah terjadi.

Bayangkan jika kalian seorang operator atau admin pada suatu instansi, waralaba, atau lainnya yang menyimpan banyak sekali data-data pengguna di database aplikasi tersebut. Lalu kalian sebagai pengguna lalai dengan mengunduh aplikasi bajakan pada device yang kalian gunakan untuk bekerja, seluruh riyawat browser, akun-akun yang tersimpan dalam browser, dan file-file penting dalam devices anda bisa tercuri yang dampaknya bisa sangat fatal sekali.

Hal seperti inilah yang sebenarnya tidak banyak disadari banyak orang. Dimana, merekalah yang sebenarnya menjadi ancaman terbesar dalam kasus serangan siber.

Sebagai pengguna internet yang menyukai seluruh hal gratis, kalian tetap harus berhati-hati dan bijak untuk menggunakan aplikasi bajakan di luar sana.

Seseorang pernah berkata: “Buat apa bayar kalo ada yang gratis”.

Dan mereka yang paling kencang bersuara tentang kasus kebocoran data.

--

--

Agus Setya R

I am a Website Programmer, I have expertise and experience in Website Security & Linux.