Securing The Spotlight🥇: Efficient Design Process Under Time Crunch
Smart Home Mobile App
Project ini dikerjakan dalam sebuah kompetisi UI/UX. Scope dari project ini adalah merancang protoype mobile app dari tema lomba yang dibawakan panitia yaitu “inovasi cerdas bersama teknologi untuk masa depan”. Berdasarkan brief, tim kami boleh menentukan subtema dan problem yang akan dikerjakan.
Role (Teams)
UX/UI Design & Lead (Me)
UX Designer
Researcher
Duration
5 Days Sprint
What i do?
Maintain Team
End to end Design
Research & Testing
DESIGN PROCESS
Mengapa Design Sprint?
Dikarenakan waktu pengerjaan bertepatan dengan ujian semester, kami memutuskan untuk menggunakan framework Design Sprint dalam durasi 5 hari, dan proses pengerjaan di mulai pada malam hari sepulang sekolah.
DAY 1 — UNDERSTAND
Apa problem utama dari project ini?
Kami memutuskan untuk mengambil subtema IOT, khususnya mengenai smart home device. diawal pengerjaan kami memerlukan responden yang akan diberikan pertanyaan ringan seputar aplikasi pengontrol smart home device yang sedang mereka gunakan.
Setelah berdiskusi dengan rekan tim, saya kemudian mendefinisikan sebuah problem utama, yakni beberapa aplikasi pihak ketiga pengontrol smart home device sangat tidak ramah untuk pengguna baru dikarenakan elemen desain yang sangat padat, serta perlunya fitur otomatisasi perangkat dan notifikasi.
​Tidak lupa juga kami mencai tahu lebih spesifik lagi, seperti apa problem yang dialami oleh user ketika memakai product digital serupa.
DAY 2 — IDEATE
How Might We?
Merancang alur dan layout aplikasi yang sangat mudah untuk dipahami. Menurut saya, sebuah aplikasi pengontrol smart home device semestinya terlihat seperti remot sungguhan dan menggunakan touch area yang gede seperti layaknya remot yang digunakan sehari-hari.
Mengapa kami mengerjakan sitemap terlebih dulu sebelum wireframe? tentunya agar pada saat proses sketch, kami tidak bingung apa saja screen yang akan dirancang. Kami menggunakan metode crazy eight paper agar proses penuangan ide lebih cepat dan mudah.​
kami menggunakan metode crazy eight paper pada proses wireframing. Kami menuangkan ide di kertas yang dibagi menjadi 8 bagian sambil berdiskusi.
DAY 3 — DESIGN
Merancang style guide, lalu menerjemahkan wireframe ke hi-fi design
Awalnya saya memutuskan untuk merancang hingga level design system agar desain kami lebih scalable sehingga dapat di tambahkan fitur dan screen lagi jika sewaktu-waktu kami ada waktu tambahan. Namun disini saya hanya mampu menyelesaikan hingga style guide saja.
​
Dalam mengeksekusi elemen visual, saya fokus agar tiap komponen yang akan berinteraksi dengan user jadi lebih mudah untuk di jangkau dan di tekan, tentunya dengan memperhitungkan layout, tap-size dan interaction seperti apa yang terjadi pada tiap komponen tersebut.
DAY 4, 5 — PROTOTYPE & TEST
Test, Improve, and Deliver!
Setelah saya membaca kriteria penilaian juri, saya mendapati bahwasanya prototype tidak akan dinilai oleh juri langsung, namun akan dipresentasikan oleh peserta sendiri. Saya memutuskan untuk merancang hingga rapid prototyping saja, yang terpenting adalah bagaimana kami mampu berimprovisasi dalam menjelaskan satu atau dua task dari prototype yang akan dipresentasikan.
Mengenai tahap testing, mengapa bukan saya atau rekan setim yang jadi responden user testing? tentunya agar tidak terjadi sebuah bias, karena yang merancang desain hingga interaksi didalamnya adalah kami sendiri. Proses testing ini hanya dilakukan dengan mengamati secara manual bagaimana responden menyelesaikan tasknya, dan mencatat tiap step yang responden rasa cukup struggle dan kemudian akan kami improve. Untuk memastikan desain kami tervalidasi dengan baik, jumlah responden kami ada 4 orang yang merupakan pelajar.
Kami men-deliver project ini dalam bentuk presentasi, semua gambar yang saya perlihatkan disini adalah slide presentasi itu sendiri.
Final output🔥
Award winning
Conclusion
Disini saya memperoleh experience yang cukup menarik, dimana saya harus mengarahkan sebuah tim diwaktu yang mepet. Untuk kekurangan dari design process kami, sepertinya perlu untuk mencoba menggunakan platform lain seperti maze untuk proses testing ke user. Serta fitur layanan & pengingat yang perlu di improve dari segi design.
