Teknik Metalurgi dan Transisi Energi : Pemaksimalan peran dalam pengolahan baterai

Ahmad Fariz Zhafran
3 min readJun 6, 2023

Transisi energi merupakan peralihan secara sistematis dari penggunaan sumber daya energi yang didominasi oleh bahan bakar fosil menuju penggunaan sumber daya energi yang lebih berkelanjutan, terbarukan, dan ramah lingkungan. Ini melibatkan pergeseran dari ketergantungan pada minyak bumi, gas alam, dan batu bara sebagai sumber utama energi ke pemanfaatan energi terbarukan seperti energi surya, energi angin, energi hidro, bioenergi, dan energi panas bumi.

Teknologi penyimpanan energi dan baterai akan menjadi bagian penting dari transisi energi jika kita ingin membawa dunia keluar dari krisis iklim. Di hampir setiap situasi di seluruh dunia, upaya untuk menghentikan dampak negatif terhadap iklim didasarkan pada komitmen untuk mengoperasikan ekonomi dengan listrik bebas karbon daripada bahan bakar fosil. Energi terbarukan seperti angin dan matahari, antara lain, akan menggerakkan mobilitas, pemanasan, dan bahkan proses industri.

Saat ini, ponsel, laptop, dan kendaraan listrik (EV) memiliki baterai. Pertumbuhan pasar EV dan ketersediaan penyimpanan listrik yang lebih besar membuat inovasi teknologi baterai menjadi lebih mungkin di masa depan. Banyak lembaga internasional, termasuk Forum Ekonomi Dunia (WEF), Badan Energi Internasional (IEA), dan Badan Internasional untuk Energi Terbarukan (IRENA), telah menyatakan bahwa teknologi baterai memiliki potensi untuk mengubah cara energi dihasilkan dan didistribusikan.

Data Kementerian ESDM 2020 dalam booklet bertajuk “Peluang Investasi Nikel Indonesia”, menyebut cadangan logam nikel yang dimiliki RI sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019. Sementara untuk bijih nikel, berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020, total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, di mana kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton. Adapun cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton untuk kadar 1%-2,5%, di mana cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton.

Teknik Metalurgi adalah ilmu yang mempelajari aspek fisika dan kimia dari senyawa logam. Teknik Metalurgi sangat penting dalam pengolahan baterai. Hal tersebut mencakup memahami, mengembangkan, dan memproses material yang digunakan dalam baterai serta proses produksinya. Teknik Metalurgi dapat membantu memahami dan mengembangkan material yang digunakan dalam baterai, seperti elektrolit, katoda, anoda, dan material pengisi lainnya. Penelitian tentang sifat-sifat material, komposisi kimia yang dipilih, struktur kristal, dan kinerja elektrokimia juga termasuk ke dalam pembahasan Teknik Metalurgi.

Teknik Metalurgi juga dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan proses produksi baterai. Hal Ini termasuk ke dalam pemrosesan bahan baku, seperti pencampuran dan penggilingan material; pembentukan elektroda; perakitan sel baterai; pengisian elektrolit; dan seluruh proses produksi yang terkait. Teknik Metalurgi dapat terlibat dalam proses pengolahan baterai dengan memproses logam yang digunakan dalam elektroda baterai. Selain itu, teknik ini sangat penting dalam proses daur ulang baterai, yang melibatkan pemulihan dan pengolahan kembali material berharga dari baterai yang telah digunakan.

Dapat disimpulkan bahwa Teknik Metalurgi membantu memahami dan meningkatkan kinerja, efisiensi pengisian, kapasitas penyimpanan, dan umur pakai baterai melalui penelitian, pengembangan material, pemrosesan, dan karakterisasi. Ini sangat penting untuk mengembangkan baterai yang lebih ramah lingkungan, tahan lama, dan efisien untuk aplikasi yang melibatkan penyimpanan dan penggunaan energi, seperti kendaraan listrik dan penyimpanan energi skala besar.

--

--