Baku hantam

shah
3 min readMay 17, 2023

--

“Lah beneran nebeng dia anying” Eja melihat Haikal datang bersama Leandra. Mereka semua sekarang sedang berkumpul di sebuah warung yang tidak terlalu jauh dari lapangan yang mereka targetkan. Dika, ketua dari Rector sudah siap dengan posisi nya. Sekarang jam menunjukan jam 4.26, sebentar lagi EnZever pasti datang.

Bener aja, hampir 10 menit mereka menungfu akhirnya yang di tunggu-tunggu pun datang. Dika yang berjalan menghampiri mereka duluan diikuti anggota yang lain.

Walaupun di warung itu mereka tidak melihat koketua dari EnZever, tapi gapapa toh. Bukannya bagus kita habisi dulu kaki tangannya.

“Woi, mana ketua lo? Keluar sini!”

Anggota biasa Enzever pun panik, tidak menyangka ada perlawanan dadakan. Salah satu dari mereka menghubingi anggota inti.

“Urusan lo apa sama ketua gue? Geng kampungan kaya lo gak mungkin bisa saingan sama geng kami!”

Salah satu dari mereka maju, saat itu juga Dika langsung menonjok ‘dia’ yang maju. Panggil saja Danu. Pipi nya lebam, tapi bukan masalah kecil. Saat Danu dan kawanan lainnya ingin memberikan tonjokan balik, anggota inti datang.

“BANGSAT! SERANG MEREKA!”

Anggota inti datang bersama anggota biasa lainnya, Abima sebagai ketua langsung turun tangan. Bisa-bisanya mereka kecolongan. Baku hantam itu terjadi, Dika melawan Abima. Haikal dibelakang dikeroyok oleh 2 orang, dengan berbekal tekat dan keberanian akhirnya Haikal berhasil melawan 2 orang itu.

“Mampus lu anying, kena kan titid lo!”

Ya begitu lah Haikal, tidak banyak berbekal skill jadi dia melawan titik terlemah lawannya saja.

Saat Haikal ingin membantu Eja, suara sirine polisi terdengar tidak jauh dari lokasi mereka baku hantam. Kini, Dika ditarik Abima menjauh dari lokasi. Eja dengan lanang, mereka semua tidak peduli siapa yang mereka tebengin, yang penting tidak ke kejar oleh polisi.

Haikal bingung, teman-temannya sudah hilang dari pandangannya. Sekarang ia bisa melihat dengan jelas kalau ada 2 polisi mendekat kearahnya. Dengan sisa stamina yang ia punya, ia berlari ke arah belakang lapangan.

Lari

Lari

Lari

Lari

Hanya itu yang ada difikiran Haikal, Berlari sekuat yang ia bisa. Haikal melihat kebelakang sesekali Memastikan apakah 2 polisi itu masih mengejarnya.

“Anjing gue bilang juga apakan! pasti ada polisi tai”

Haikal berlari hingga berhenti disebuah gudang lama, dia melihat ada beberapa gerombolan orang disana. Haikal langsung berlari kearah mereka.

“TOLONG! ADA POLISI”

Haikal akhirnya menubruk seseorang yang lumayan lebih tinggi beberapa senti dari nya. Tinggi, tegap, dan wangi.

“MR! Polisi beneran ada di belakang”

Salah satu ajudan ‘Mr’ itu menghampiri Mereka. Mereka mulai bersiap untuk pergi tapi sebelum itu-

“Om tolong in saya om! saya abis tauran nanti kalo saya ditangkep gimana?”

‘Mr’ itu menaikan alisnya Heran, siapakah pemuda didepannya ini yang sangat berani bersitatap dengan nya. Ajudan dari beliau yang di panggil ‘Mr’ ingin menarik Haikal yang masih berdiri persis didepan Bos Besarnya.

‘Mr’ itu bersitatap dan mengisyaratkan kalau ia tidak apa-apa, biarkan pemuda itu. Melihat isyarat dari Pria didepannya, Haikal langsung melompat masuk kedalam mobil super mewah milik si ‘Mr’.

“Makasih Mr. Untung aja ada Mr, kalo ga kayaknya saya udah di tarik ke kantor polisi”

Haikal menarik nafas lega, lalu dia memperhatikan interior mobil yang menurut dia asing –

“Mahen-”

“Hum?” Haikal tidak mengerti apa maksud pria dewasa di sebelahnya.

“Saya Mahen, jangan panggil Mr”

“oohh.. Kalo gitu- Mr Mahen?” Pria disamping Haikal berdecih, yaudah lah semau Haikal aja mau manggil dia kaya gimana.

“Om berenti disini aja, Makasih ya om Mahen saya duluan” Haikal turun dari mobil, setelah mobil Om mahen sudah agak jauh, dia baru berbalik dan berjalan tidak jauh dari posisi dia diturunkan.

--

--