When You Feel Useless and Worthless

Akmal Azizi
2 min readApr 5, 2022

--

naibuzz.com

Ada fase-fase tertentu dalam hidup di mana kita harus berjalan terus , berhenti sejenak, atau mundur total. Ada kalanya kita benar-benar diperlukan oleh orang-orang di sekitar kita, namun ada satu momen di mana sebuah perasaan muncul yang menyatakan bahwa kita tidak berguna. Pikiran dan perasaan kita seolah bertengkar satu sama lain. Hari-hari berjalan tidak sesuai rencana, motivasi menghilang, bersamaan dengan kepercayaan diri yang memudar, dan kita hanya kebingungan untuk keluar dari kondisi ini.

Useless, Worthless

Tidak berguna, Tidak berharga, perasaan tersebut tercipta dengan sendirinya. Kita sendiri yang harus menghadapi. Terlalu berbahaya apabila tenggelam terlalu lama, bisa menimbulkan hal-hal yang keliru. Dari beberapa literatur yang saya baca, merasa tidak berguna dan tidak berharga adalah salah satu gejala depresi. Namun pastinya depresi hadir dengan sebab.

Most of the things that we perceive to be negative or bad for us in our lives come from our habitual thoughts.

Mau tidak mau terkadang kita mengiyakan kalau kita memang tidak berharga dan tidak diinginkan. Kita hidup dengan terus melihat masa lalu dan mencemaskan masa depan. Memikirkan kegagalan hanya menimbulkan kesedihan tak berguna. Tidak ada yg rendah dari diri sendiri, tidak perlu berlebihan mengasihani. Satu langkah awal untuk mengurangi perasaan useless & worthless adalah mencintai diri sendiri, atau bagi beberapa orang yang begitu benci dengan dirinya sendiri setidaknya cintailah takdirmu.

Lingkungan yang tidak pernah berpihak juga bisa memperburuk keadaan. Mengontrol sikap adalah strategi paling tepat dan mulailah berhenti memikirkan hal-hal yg tidak bisa dikendalikan. Tanpa keberpihakan kita masih bisa terus melangkah maju.

Dikutip dari Betterhelp, penyebab lain dari perasaan useless dan worthless antara lain; pengalaman kurang menyenangkan di masa kecil, adult situations seperti dipecat dari pekerjaan, isu finansial, atau perceraian, perasaan “the odd one out” di mana seseorang merasa berbeda dari kelompoknya baik itu di lingkungan rumah, sekolah, atau pekerjaan, lalu stress dan tekanan untuk memenuhi permintaan, dan terakhir adalah diskriminasi.

Kaburnya tujuan hidup juga terkadang membuat perasaan Useless muncul. Namun hal tersebut sedikit demi sedikit dapat berkurang ketika satu persatu fase hidup mulai terpenuhi seperti mendapat kesempatan untuk bersekolah di universitas favorit atau mendapat pekerjaan impian. Pada akhirnya semua perasaan tersebut bersifat sementara. Namun apabila berkepanjangan, maka kamu memerlukan treatment khusus dari psikolog atau psikiater, bisa jadi kamu memang depresi berat.

--

--

Akmal Azizi
0 Followers

Writing keeps me sane | email: aziziakmal31@gmail.com | Twitter: @aziziakml