GREEN BUILDING/BANGUNAN HIJAU

Akmaludin
7 min readMay 26, 2023

--

Sumber: rancangrekaruang.id

Bangunan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, kita biasa menyebutnya sebagai “papan” dalam terminologi kebutuhan pokok, yaitu sandang, papan, pangan. Namun ternyata bangunan juga menyumbang kerusakan pada alam yang antara lain disebabkan oleh semakin berkurangnya ruang terbuka hijau dan lahan pertanian. Penggunaan desain dan bahan bangunan yang tidak ramah lingkungan dan pemborosan energi yang menyebabkan meningkatnya temperatur udara. Dampak negative ini dapat diminimalisasi dengan penerapan Green Building atau Bangunan Hijau.

Green Building merupakan bangunan yang sangat memperhatikan lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunannya, mulai dari perencanaan, desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, sampai pembongkaran. Untuk menentukan apakah suatu bangunan dapat dikategorikan sebagai bangunan hijau.

Green Building Council Indonesia (GBCI)

Green Building Council Indonesia atau disebut sebagai GBCI merupakan sebuah organisasi independen non-pemerintah dan tidak berorientasi profit yang memiliki komitmen untuk mengedukasi dan mewujudkan adanya pembangunan berkelanjutan yang ramah terhadap lingkungan.

GBCI memiliki empat kegiatan utama, yaitu transformasi pasar, edukasi, pendidikan, pelatihan, dan pemberian sertifikasi terhadap Green Building melalui sebuah program penilaian yang bernama Greenship. Program sertifikasi tersebut dikeluarkan dengan adanya sebuah kerjasama dengan organisasi independen lainnya.

Sistem penilaian yang dilakukan untuk bisa mendapatkan sertifikasi Greenship cukup beragam. Berikut ini adalah beberapa contoh kriteria penilaian yang akan dihitung.

1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development).

Parameter pertama yang mengharuskan bangunan dibangun pada daerah perkotaan tanpa mengambil kawasan hijau kota. Oleh karena itu parameter ini mendorong pelestarian kawasan hijau dan pembangunan pada daerah non-hijau yang sudah ada.

2. Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant).

Berkaitan dengan pengurangan energi seperti meminimalisir lampu dengan memanfaatkan panel surya sebagai alat penghemat listrik.

3. Konservasi Air (Water Conservation).

Berkenaan dengan cara bangunan meminimalisir penggunaan air tanah. Seperti menggunakan alat yang mampu mengeluarkan air secara otomatis atau menggunakan daur ulang air misalnya air bekas pakai dan air hujan yang ditampung dan disterilisasi.

4. Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle).

Penggunaan material yang memiliki dampak tinggi terhadap penipisan ozon tidak disarankan. Sedankan penggunaan material limbah yang didaur ulang serta material lain yang ramah lingkungan sangat disarankan dalam menjaga bumi supaya tidak terjadi pemanasan global.

5. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Comfort).

Untuk mempertahankan kualitas udara dalam ruangan dianjurkan memiliki ventilasi yang baik sebagai alat pertukaran udara di dalam ruangan dengan udara di luar ruangan.

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management).

Parameter terakhir diberikan untuk pengelolaan lingkungan bangunan. Pemisahan sampah sederhana di Gedung yang akan menyederhanakan proses daur ulang serta menyediakan tempat pembuangan sampah sementara yang strategis.

Manfaat Green Building

Banyak sekali yang beranggapan bahwa konsep green building adalah bangunan mewah semata yang terlihat asri, memiliki teknologi tinggi, dan tidak memiliki manfaat apapun. Padahal dalam kenyataannya, green building bukanlah sebuah bangunan mewah semata. Konsep bangunan tersebut memiliki banyak manfaat, terutama bagi lingkungan. Berikut ini adalah contoh manfaat green building.

1. Meningkatkan Kualitas Hidup

Bangunan yang dibuat dengan konsep green building umumnya dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan tersebut. Mulai dari konsep ruang terbuka untuk meningkatkan pencahayaan yang masuk, tanaman hijau untuk meningkatkan kualitas udara, hingga berbagai fitur ergonomis lain yang bisa memberikan kenyamanan bagi penghuni.

2. Menghemat Sumber Daya Air

Bangunan ramah lingkungan sangat memperhatikan penggunaan dan efisiensi air. Sebagai contoh, penggunaan toilet dengan sistem vakum dapat menghemat penggunaan air pada bangunan. Penggunaan toilet dengan sistem vakum hanya memerlukan air sebanyak 0,5 sampai 1,5 liter saja. Berbeda dari toilet biasa yang memerlukan sekitar 6 liter air untuk sekali penggunaan.

3. Mengurangi Biaya Operasional dan Pemeliharaan Bangunan

Salah satu manfaat terbesar dari green building adalah bisa mengurangi biaya operasional dan pemeliharaan bangunan. Bangunan dibuat dengan menggunakan kualitas yang baik, sehingga kualitasnya bisa tetap baik dalam waktu yang lama.

Green building yang dipasangkan panel surya dapat mengurangi penggunaan daya listrik hingga 10% setiap harinya, hal ini tentu akan berdampak besar terhadap biaya operasional bulanan dari bangunan.

4. Ketahanan Bangunan Sangat Baik

Penggunaan material konstruksi yang berkualitas membuat bangunan bisa bertahan lama dan lebih tahan terhadap perubahan yang ada. Beberapa Green Building juga menerapkan supaya bangunan bisa terus berkembang, layaknya seperti rumah tumbuh.

5. Mengurangi Jejak Karbon

Seperti yang disebutkan oleh Environmental Protection Agency (EPA), bangunan berkontribusi terhadap 30% dari emisi karbon yang ada di dunia. Green Building dibuat semaksimal mungkin supaya bisa mengurangi emisi karbon yang ada. Dalam konsepnya, bangunan perlu memiliki ruang hijau vertikal sebagai salah satu bentuk untuk mengurangi polusi dan emisi di udara.

Kekurangan Green Building

Selain daripada memiliki banyak manfaat, tentunya Green Building juga memiliki kekurangan seperti halnya pada jenis bangunan lain.

Berikut beberapa kekurangan yang ada pada Green Building.

1. Investasi Awal Tinggi

Salah satu kelemahan utama Green Building adalah investasi awal yang tinggi. Ini membuat banyak orang enggan memilih struktur yang bermanfaat ini. Biaya meningkat dengan jenis teknologi yang ingin Anda investasikan.

2. Susah Mendapatkan Material yang Tepat

Masalah lainnya adalah susah mendapatkan material yang tepat untuk bangunan hijau. Material tidak tersedia di setiap bagian dunia bahkan mungkin membutuhkan waktu dan biaya pengiriman yang besar. Pada saat yang sama, teknologi juga tidak layak.

3. Lama Waktu Membangun

Bangunan hijau tidak mudah disatukan seperti bangunan biasa. Dibutuhkan banyak waktu untuk membangun gedung hijau. Waktu untuk merencanakan dan mendesain nya sebelum benar-benar di lapangan bisa memakan waktu hingga 3 tahun atau bahkan lebih untuk membangun gedung hijau.

4. Memilih Lokasi yang Tepat

Pemilihan lokasi yang tepat sangat penting untuk bangunan hijau karena bangunan ini menggunakan tenaga surya untuk menghasilkan energi. Daerah dengan sedikit hari cerah dalam setahun jelas tidak cocok untuk membangun bangunan hijau.

5. Pekerja yang Tepat

Ini adalah industri yang cukup baru dan dengan demikian menemukan tenaga kerja berpengalaman serta terampil di sini sulit.

Komponen Green Building

1. Panel Aluminium

Komponen pertama bangunan hijau adalah panel aluminium. Panel ini tahan cuaca dan terisolasi. Ini membantu dalam mengatur suhu dalam ruangan, mencegah masuknya hama dan kelembaban. Kemudian menciptakan segel yang rapat, menjaga bagian dalamnya tetap kering dan bersih.

2. Atap Hijau

Merupakan komponen penting di sini. Ini dengan mudah mengisolasi rumah sekaligus mengurangi jumlah kehilangan panas melalui atap. Limpasan air hujan juga berkurang, menghasilkan ruang hidup tambahan untuk hewan dan tumbuhan.

3. Jendela

Jendela di gedung hijau hemat energi. Jendela-jendela ini mencegah kehilangan panas sambil menyimpannya di dalam.

4. Tenaga Surya

Tidak diragukan lagi, ini adalah bagian utama dari bangunan hijau. Tenaga surya mendinginkan dan memanaskan rumah sekaligus mampu menghasilkan listrik. Ini adalah cara yang bagus untuk mengurangi jejak karbon.

5. Konservasi Air

Bangunan hijau mengingat perlunya konservasi air. Mereka mempraktikan toilet dan kepala pancuran yang diperkecil, memanen air hujan, dan menata lansekap. Tidak hanya air yang dihemat, tetapi tagihan juga berkurang.

6. Promosikan Daur Ulang

Bangunan hijau mempromosikan daur ulang. Ini adalah cara yang bagus untuk meminimalkan jumlah limbah yang dihasilkan di rumah. Bahan juga digunakan kembali dengan cara ini.

7. Lanskap

praktik yang memungkinkan udara di sekitar bangunan menjadi sejuk. Ini juga mengurangi jumlah panas yang diserap oleh bangunan.

Penerapan Green Building di Indonesia

Di Indonesia, penerapan konsep green building sudah semakin berkembang. Bangunan yang memiliki konsep ini sudah mulai banyak digunakan untuk kantor, apartemen, hingga pusat perbelanjaan.

  1. Sequis Center
Sumber: gbcindonesia.org

Sequis Center dibangun pada tahun 1980, gedung perkantoran ini telah berhasil direnovasi supaya bisa menjadi lebih hemat energi. Sejak bangunan ini menerapkan konsep green building, Sequis Center bisa menghemat penggunaan listrik dan air hingga 28% dari sebelumnya. Bangunan ini juga sudah menerapkan sistem pengolahan dan daur ulang limbah yang efisien.

2. Menara BCA

Sumber: gbcindonesia.org

Menara BCA merupakan salah satu Green Building di Indonesia yang berhasil mendapatkan sertifikasi bangunan hijau terbaik. Gedung pencakar langit ini berhasil mendapatkan sertifikasi Greenship EB Platinum dalam kategori tertinggi karena sukses dalam menerapkan metode efisien untuk menghemat penggunaan air dan energi listrik.

3. Alamanda Tower

Sumber: www.alamandatower.com

Alamanda Tower adalah gedung 30 lantai yang telah memperoleh penghargaan “Greenship Platinum” yang dikeluarkan oleh Green Council Building Indonesia (GBCI). Di dalam gedung ramah lingkungan ini terdapat sistem pengolahan dan daur ulang air, sistem ventilasi dan pencahayaan yang baik dan mampu untuk mengurangi masuknya paparan sinar ultraviolet ke dalam gedung, hingga penggunaan lampu LED pada seluruh bagian bangunan.

4. Gedung Utama Kementrian Pekerjaan Umum

Sumber: pu.go.id

Gedung Utama Kementerian Pekerjaan umum adalah salah satu gedung resmi milik pemerintah pertama yang berhasil meraih sertifikasi GBCI dalam standar platinum. Bangunan ini menerapkan konsep green building seperti sensor lampu otomatis, sistem daur ulang air, hingga penggunaan jendela berukuran besar supaya cahaya matahari bisa masuk secara alami. Penerapan konsep ramah lingkungan ini berhasil mengurangi penggunaan energi dan air masing-masing sebanyak 44% dan 81%.

5. Pacific Place Mall

Sumber: gbcindonesia.org

Pacific Place Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan besar pertama yang mengadopsi konsep green building. Mall ini berhasil mendapatkan sertifikasi GBCI dengan menerapkan sistem daur ulang air, penghematan listrik dengan menggunakan lampu LED dan pemasangan sensor lampu, hingga penanaman berbagai tanaman untuk menciptakan suasana hijau yang indah.

--

--