Bias Kesibukan
Hai teman-teman. Gimana kabar nya baik-baik saja kan?.
Ini mungkin tulisan pertama saya yang akan dipublish. Diperkenalan sebelumnya saya akan bercerita tentang keresahan-keresahan yang saya alami di keseharian. Okay lanjut ke topiknya…
Pernah ga sih punya teman kalau diajak ketemuan/hangout/kerkom itu sulitnya minta ampun?. Apa alasan temen kamu sulit diajak? Maleskah?, Sibukkah?. Biasanya mereka sulit alasan nya seperti ini,
“Eh sorry bro gua ada kerkom(kerja kelompok) tugas matakuliah A.”
atau
“Ga bisa euy, Gua disuruh orang tua kepasar”
atau
“Wah jam segitu ada rapat organisasi”
dan berbagai alasan lainnya.
Memang setiap orang memiliki kesibukan nya masing-masing, dengan dalih alasan yang telah saya sebut, apa benar “sibuk”?, atau ingin kelihatan “sibuk” ?. Orang-orang yang merasa “sibuk” banget ini, saya sebut orang yang terkena Bias Kesibukan.
Mungkin buat teman-teman yang merasa orang yang saya “omongkan” di tulisan ini saya ingin bertanya beberapa hal.
Apa waktu dalam sehari kamu dengan saya sama?
Dalam 1 hari itu berapa jam sih? 24 jam. Apakah waktu saya dengan kamu itu beda atau sama? Saya sih punya 24 jam sehari, Kamu punya waktu lebih sedikit dengan saya?. Kenapa saya menanyakan ini, karena beberapa saat ketika saya meminta tolong sesuatu kepada teman, contohnya ingin diskusi tugas kelompok kuliah (karena saya masih mahasiswa) sulitnya setengah mati untuk diajak kerja bareng. Banyak sekali alasannya mulai dari sibuk organisasi, disuruh orang tua, ngerjain tugas kuliah lain(kalau sibuk kerja saya no comment). It’s okay kalau memang sibuk organisasi, tapi apakah setiap detik kamu harus mengurusi organisasi? Kalau organisasi kamu sampai rapat berjam-jam, ini jadi pertanyaan separah apa ketidak-efektifan rapat organisasi kamu?. Kalau kamu sibuk tugas kuliah lain, masa sih mengerjakan satu atau dua tugas kuliah bisa sampai seharian?.
Okay, kalau sampai sekarang ada yang mungkin berfikir “Ah lu Rai ga tau aja gimana sibuknya kegiatan gua!”. Biar fair saya bakal jelaskan “kesibukan” saya.
Yang pertama saya adalah seorang freelancer web developer, saya kerja freelance di sebuah perusahaan IT consultan untuk mengerjakan project web mereka.
Kedua, saya juga ikut merintis startup bersama teman saya dibidang edukasi, karena di bidang edukasi saya otomatis ikut ngajar, selain ngajar kerjaan saya itu buat materi untuk kelas nanti. Kelas mengajar itu diadakan hari sabtu dan minggu. Ya Sabtu dan Minggu ngajar, kapan saya refreshing nya?
Ketiga, saya seorang mahasiswa juga. Walau saya mahasiswa kelas karyawan, tetap saja tugas kuliah kadang menumpuk, dan saya kerjakan semua tugas kuliah sambil melakukan pekerjaan di dua tempat. Dan saya malah masih sempatkan untuk mengajak diskusi mengenai tugas berkelompok.
Keempat, saya hampir tiap hari sempat untuk ngobrol ngalor ngidul sama teman satu kosan.
Ya hanya segitu “kesibukan” saya, dikitkan?. “Kesibukan” saya mah ga ada apa-apanya sama kesibukan kamu.
Jadi pertanyaannya, waktu kamu dengan saya sama-sama 24 jam ga ya?
Seproduktif apakah kamu?
Kalau ada yang ngomong “Kan ngerjain tugas kuliah itu ga gampang Rai!, makan banyak waktu, apalagi kalau kerja kelompok, blablabla”. Okay saya punya sedikit cerita.
Suatu hari saya butuh buku referensi untuk tugas kuliah, saya memutuskan untuk ke perpustakaan kampus. Ketika saya masuk ke perpustakaan, ramai sekali dengan mahasiswa yang mengerjakan tugas, mulai dari yang berkolompok dan individu. Saya berkeliling mencari buku yang saya butuhkan, saya melihat ke sebuah meja yang disana ada mahasiswa yang sedang kerja kelompok. Melihat saya ke sekumpulan mahasiswa yang sedang kerkom itu saya merasa cringe , serius ini cringe banget.
Yang saya lihat mahasiswa yang sedang melakukan kerja kelompok beranggotakan 8 orang, dan mereka mengerjakan tugas tersebut hanya dengan 1 laptop. Disitu mereka sepertinya sedang mengerjakan sebuah makalah, saya lihat mereka secara bergantian mengerjakan tugas tersebut, laptop di oper ke satu per satu anggota lain kalau satu anggota telah beres bagian nya. Ketika satu orang mengerjakan bagian nya yang lain terlihat hanya ngobrol malah bermain Smartphone. Cringe ditempat saya, ketika melihat hal tersebut, kapan tugas nya kelar kalau begitu?
Teman-teman yang budiman, kerjakan tugas itu dengan efektif dan cerdas dong! Kalau saya jadi mereka, lebih baik cukup berdiskusi untuk bagi tugas, kerjakan bagian masing-masing dengan fokus, beresnya gabungkan hasil kerjaannya, diskusi untuk tugas itu tidak akan makan waktu seharian paling lama 1 jam, mengerjakan tugas masing-masing ga akan lebih dari 2 jam kalau fokus.
Dan kalau mengerjakan sesuatu, seberapa sering kamu bulak balik buka Smartphone untuk lihat stories di Instagram? , bulak balik check whatsapp walaupun tidak ada yang chat?
Di sini kita seolah-olah sibuk akan dengan tugas kita, sebenarnya kita tidak benar-benar sibuk dan fokus pada tugas tersebut.
Pertanyaan nya seproduktif apakah kamu?
Kesimpulan
Kita memang selalu merasa kalau waktu kita 24 jam yang diberikan tuhan secara cuma-cuma itu tidak cukup. Sejujurnya teman-teman kalau kita alokasikan waktu kerja kita seperti waktu kantoran yaitu 8 jam, Saya akan mengalokasikan paling lama 1 tugas dalam todo list pada satu hari itu 2 jam, misal 2 jam pertama untuk mengerjakan tugas matematika, 2 jam selanjutnya coding untuk pekerjaan freelance kalau dirasa kurang alokasikan 4 jam. Masi ada sekitar 2–4 jam tersisa, saya bisa manfaatkan untuk mencicil materi untuk dikelas mengajar nanti.
Lalu pertanyaannya, apakah pekerjaan saya beres? Tergantung, mungkin tugas satu kuliah bisa beres, untuk pekerjaan kantor mungkin belum beres. Tetapi setidaknya saya sudah meluangkan waktu untuk progress pekerjaan, sedikit apapun progressnya saya lakukan.
Kita mengerjakan suatu tugas itu yang penting progress, kalau kita progress ujung-ujungnya beres juga toh?
Waktu dan kesibukan itu sebenarnya bisa dinilai oleh diri sendiri. Kompromikan dengan diri sendiri, bagaimanapun pekerjaan nya harus diprogress dan kerjakan dengan fokus, Your Life Only Once manfaatkan waktu sebaik-baiknya daripada terjebak dalam bias kesibukan lebih baik kita mengambil sebuah kesempatan baik untuk kesuksesan kita.
Bias kesibukan itu merasa kita itu selalu sibuk, waktu 24 jam itu tidak cukup, padahal banyak sekali kesempatan yang bisa kita dapat untuk meraih sukses.
So… apa kamu terkena bias kesibukan?