Alter Ego vs Brand Marketing ?

Aldridge Christian Seubelan
3 min readOct 23, 2020

--

Saya suka mempelajari psikologi netizen terutama di Indonesia ya (karena saya kerja di indonesia yah , hehe) . Jadi saya melihat, netizen Indonesia sekarang mempunyai karakter yang unik dibandingkan 5 tahun atau 10 tahun lalu yaitu Alter Ego.

Photo by Tom Roberts on Unsplash

Apa sih Alter Ego itu?

kepribadian kedua dari seseorang atau bisa di katan “aku yang lain” nah jika mereka sebut itu kerpribadian kedua, berarti bisa di katakan adalah mereka tidak nyaman dengan kepribadian yang pertama ataupun kepribadian yang kedua adalah the real ego mereka, very interesting bukan?

Alter Ego di Digital

mungkin sudah banyak yang aware bahwa netizen saat ini suka membuat second account bahkan sampai third account yang jelas tujuannya adalah sembunyi di balik identitas aslinya karena takut di-bully / dijauhi oleh teman dan lingkungannya sehingga mereka menggunakan alter ego mereka melalui account alternatif mereka untuk menunjukan ekspresi asli mereka kepada suatu topik bahwa seseorang yang menurut mereka layak diberikan respon oleh mereka.

Tetapi yang uniknya adalah, saya pribadi melihat ternyata hal ini tidak hanya merajalela di social media saja, tetapi masuk ke dunia games. Dimana menurut saya dunia game adalah the new world menurut beberapa orang yang mempunyai alter ego, sehingga maraknya game-game saat ini yang sengaja didesign untuk membuat player nyaman di “dunia” yang mereka sudah ciptakan. beberapa contoh yang saya lihat adalah seperti The sims, Woozworld, movie star planet, roblox atau yang lagi trend open world game saat ini adalah genshin impact.

The Sims

Woozworld

MovieStarPlanet

Roblox

dari keempat jenis game diatas mempunya ciri khas yang sama yaitu banyaknya player setia yang akhirnya membentuk suatu grup atau komunitas yang dimainkan secara open world. Dimana game tersebut membuat / men-design suatu dunia baru, identitas baru untuk player sehingga player terasa seperti dunia baru layaknya dunia nyata tetapi berada di dunia maya.

Yang uniknya dimana banyak player menggunakan / membuat karakter yang menunjukan identitas mereka yang unik yang bisa dikatakan belum mereka show-off ke kehidupan nyata.

Bagaimana Brand merespon si Alter Ego ini?

nah, ini saatnya kita masuk ke brand role, bagaimana suatu brand merespon si alter ego ini, semua ini adalah opini dan pemikiran saya sendiri ya. Menurut saya suatu brand harus benar-benar menunjukan sifat aslinya ke konsumen secara apa adanya, baik itu brand voice maupun identity-nya. jangan sampai kita sebagai brand memakai identitas yang “terlihat” okay tetapi sebenarnya you’re not okay.
Makanya jika dilihat brand lokal maupun brand top of mind , saat ini mereka lebih sering menunjukan alter ego brand mereka mungkin bisa dikatakan adalah mereka mulai menunjukan relevansi dengan alter ego konsumennya, tidak lagi hanya main di kulit luar saja, tetapi mereka berani untuk terjun dan memposisikan diri mereka di area alter ego mereka sehingga brand tersebut tidak hanya berlindung di komunikasi safety zone-nya saja tetapi berani untuk keluar dari safety zone komunikasi marketingnya dan berani untuk menjadi teman si alter ego netizen ini.

Pertanyaan terbesarnya adalah sudah siapkah brand kita kearah tersebut atau perlukah brand kita bermain di area tersebut?

Let’s spread positive value through your Brand Campaign #ceritabrand

--

--

Aldridge Christian Seubelan

Seorang blogger medium yang membahas seputar marketing & brand serta kehidupan manusia. Let’s connect on linkedin https://www.linkedin.com/in/aldridge-seubelan