Alvandevere
4 min readFeb 14, 2023
  • Rokok Kretek 126

Tera udah loyo di bangku kantin, jam dua siang. Pantes cuaca panas banget, ngga ada udara bikin suhu kacau, "kayanya mau ujan gede nanti malem. Gerah banget sial."

Agaam diem sama pikirannya, udah habis cola yang dia beli. Pilih duduk bentar di kantin sebelum pulang naik grab, angkot atau apalah sebab dia belum yakin balik sama Alaam.

Tiba-tiba Sky dateng sambil menggerutu sama Nuga di sampingnya. Seakan-akan ngga pernah terjadi masalah, Nuga duduk di depan Agaam sambil meringis dicubitin Sky.

Tera yang mau ngomel jadi diem sambil pura-pura minum. Dia liat Nuga sama Sky persis kaya dulu mereka pacaran, dimana Sky suka ngomel ngga jelas karena Nuga sering berantem yang ujungnya minta obatin Sky.

"Bisa kan semua masalah obatnya ngobrol?"

Nuga menghela, dia tatap wajah Sky teduh. Usap pipinya hanya demi buat Sky diam, "gue baik-baik aja okey?"

Sky yang digituin, Agaam sama Tera yang melotot kaget.

"Tau begini gue ngga akan lapor abis dipukulin sama lo Sky."

Adik Ranu itu mendengus, berdecak ambil minuman Tera dan minum tanpa izin. Tera menggeleng, mau ngamuk tapi bahaya, bisa gawat kalo Sky bilang ke Ranu. Jelek image dia nanti.

Jadi, Tera tatap Sky yang di depannya penuh tanya, "siapa yang mukulin Nuga?" Total lupa sama rasa kesalnya, dia yakin Sky sama Nuga sembunyi di uks makannya ngga ketemu sama dia.

Sky melirik tajam Nuga yang dari tadi diem aja, lepaskan tangan dari pipi Sky dan berpaling tatap wajah Agaam, "ngga sengaja nyenggol pacarnya, gue udah minta maaf tapi kesulut juga. Ngga mau damai jadi berantem."

Agaam diem aja, bingung harus bereaksi gimana. Takut pikiran jeleknya ternyata bener.

Tera balik tanya, "siapa njir?"

"Senior, salah gue yang kesulut juga. Kalah banding, dia jago bela diri ternyata haha."

Lelaki di sampingnya mendengus lagi, "ngga lucu."

Nuga senyum kecil, ngacak-ngacak rambut Sky sambil nahan nyeri di pipi yang bengkak. Untung ada Sky Binta, lukanya jadi mendingan. Coba ngga ada, dia jamin pulang kondisi mukanya udah infeksi mungkin.

Abai sama pandangan berbeda dari Agaam sama Tera. Agaam menjilat bibir bawahnya, kelu. Ingin tanya tapi rasanya mereka belum baikan, tapi dia penasaran.

Maka dia bertanya pelan, "siapa seniornya Ga?"

Nuga hentikan kegiatannya ngacak rambut Sky, tertegun sesaat, "temennya bang Pandu."

Tiba-tiba Agaam pergi keluar dari kantin, dipanggil ngga nyaut. Tera yang paling peka jelas khawatir sebab air muka Agaam mendadak keruh.

Dia pilih tinggalkan meja dan lari kejar Agaam menuju parkiran belakang, begitu dia sampai disana. Diliatnya Agaam yang tarik kasar tunggal Mahawira yang mau buka pintu mobil penuh sanksi.

"Gue ngga pernah minta lo lakuin ini bang."

Tunggal Mahawira bertanya dengan raut datar, tiba-tiba tubuhnya ditarik dan di dorong kasar. Dia hampir aja mukul siapapun orangnya, tapi diliatnya lelaki yang lebih pendek nuntut kebencian total bikin Alaam diam.

"Gue ngga cerita karena gue tau lo pasti main kasar," katanya. "Siapa yang bilang bang? Bang Pandu atau bang Ranu?!"

Alaam masih diam, perlahan tatapannya menajam. Abai sama temen-temennya yang baru dateng dengan raut panik liat Agaam maki-maki dirinya.

Dia hela nafas berat, coba tatap lembut Dewangganya, "gue ngga paham-"

Bugh!

"AGAAM!" Tera sontak teriak, reflek sebab dia akhirnya paham kenapa Agaam bisa kaya gitu. Hendak mendekat tapi Ranu lebih dulu tahan tangannya sambil menggeleng.

Agaam pukul telak rahang yang lebih tua, cengkeram kera kemejanya kasar, meski dia kalah tinggi, tapi kekuatannya jelas ngga bisa dinilai remeh.

"Agaam!" Tunggal Mahawira hanya lelaki biasa, yang marah begitu disenggol dan kesal begitu dipukul tanpa sebab, "lepas."

Suaranya meninggi, tapi Agaam yang marah sama sekali ngga denger ucapannya. Yang ada dirinya semakin menjadi dan pukul telak sudut bibir Alaam hingga terdorong ke belakang.

Ngga bisa ditahan, Alaam jalan terburu, sekah sudut bibirnya yang berdarah hendak layangkan pukulan tapi Pandu dan Ranu buru-buru tahan dirinya. Biarkan Agaam ditenangkan Tera sedang Sky dan Nuga hanya bergeming.

Pandu nyeret kasar Alaam menjauh, "sadar bro, dia Agaam!"

"NGGA PEDULI GUE!" Teriak tunggal Mahawira.

Tatapannya masih nyalang tatap Agaam dari jauh, dia berhenti tepat di depan Nuga yang diam seribu bahasa sebelum Pandu nyeret dia lagi.

"Al, tenang bajingan. Agaam bisa mati kalo lo yang mukul." Pandu masih berusaha tenangkan Alaam.

Ranu menghela, ganas banget Alaam Mahawira kalo udah marah. Yang notabenenya Agaam Dewangga, yang jelas mereka kira Alaam suka aja hendak dipukul apalagi kalo dia bukan siapa-siapa.

Dia lirik Pandu sesaat dan pilih balik ke parkiran untuk pastikan keadaan, diliatnya Agaam yang bergeming masih kepalkan tangan. Tera menggeleng, kasih tau Ranu bahwa keadaan belum membaik.

Dia mikir bentar, ngga mungkin dia diemin disini kan? Biarkan Pandu yang urus soal Alaam, dia pilih pulang bawa sisanya.

"Masuk mobil, gue anter kalian pulang," titahnya.

Tera sama Sky bawa Agaam ke mobil, tapi Nuga sesaat nyamperin dan bilang, "Agaam biar gue yang anter pulang."

Ranu mendesah, raut mukanya udah ngga enak, "lo pulang sendiri atau ikut mobil gue. Biar sekalian gue yang anter."

"Gaam," panggil Nuga yang sama sekali ngga digubris.

Ranu lewatin sosoknya, masuk ke mobil dan minta yang lain cepetan masuk.

Sky usap pundak mantannya pelan, minta Nuga untuk pulang dan tenangkan diri juga. Kejadian kaya gini ngga pernah kebayang, Sky juga kaget.

"Pulang Nuga, Agaam udah maafin lo. Mungkin?"