Alvandevere
2 min readMar 11, 2023
  • Rokok Kretek 401

"Dari mana?"

Rasa kesal Pandu tertelan setelah tunggal Mahawira sapa dia. Dudukkan diri di sofa, raih rokok selipkan di bibir, "ngapel sama bontot Mangata."

Sudut bibir tunggal Mahawira naik sinis, "ngga izin Ranu?"

"Izin bokapnya langsung."

Tunggal Mahawira diam, raih batang berikutnya untuk dihisap candu. Penuhi apartemen tunggal Ed Deru pakai asap. Pikirkan masalah hati yang tiada habis.

Pandu keryitkan dahi, berdecak kencang sapa rungu tunggal Mahawira, "urusan lo sama Ranu gimana? Bocahnya ngga tau diri nyalahin Agaam padahal dia yang ngundang. Bukan masalah dia mukul Agaam sampe pingsan, tentang kalimatnya yang gue yakin bikin Agaam kacau."

Lelaki tinggi dengan rambut acak-acakan dengan pandangan sayu kentara udah habis beberapa gelas alkohol menyalak tanya, "lalu gue harus balas mukulin dia sampai sekarat hanya demi bela Agaam?"

"Bro."

"Yang Ranu bilang benar, tapi caranya ikut campur salah."

Telak Pandu diam, pandang kelakuan tunggal Mahawira yang kini luruskan kaki di atas meja, dongak tatap atap apartemen dengan rokok di sela jarinya.

"Cinta masa remaja terbilang omong kosong, tapi bagi gue itu pelajaran. Kali pertama gue jatuh cinta sama manusia bernama lengkap Candikala Agaam Dewangga."

Pandu diam dengarkan, biarkan bibir Agaam bersuara lantang.

"Salahnya adalah gue yang masih mau main sana-sini nikmati masa muda tanpa ingat udah punya Candikala yang cemburu di rumah."

Satu hisapan dia hembuskan asap manis, tertawa keras buat Pandu meremang.

"Alasan kenapa gue bilang ke Ranu, kalo masih mau main jangan bicara soal komitmen. Gue udah pernah diposisi itu."

Pandu hisap rokok sambil mikir, telan matang-matang ucapan tunggal Mahawira sembari mengaminkan bahwa ucapannya benar ada.

"Gue juga bilang ke lo. Kalo masih belum paham cinta, jangan sok jadi pujangga yang ikrarkan janji demi jaga komitmennya. Gue udah ngalamin itu sama Candikala."

"Jadi, ini masih soal lo yang belum mau berkomitmen?"

Tunggal Mahawira ketawa lagi, lebih keras dari sebelumnya, "kemauan gue buat komitmen sama manusia dirusak Candikala."

"Apa yang udah Agaam lakuin sampe tunggal Mahawira lupa soal komitmen dan rusak kepercayaannya. Kasih tau gue biar paham gimana caranya berpandang dari sisi lo."