Alvandevere
2 min readMay 11, 2023
  • Rokok Kretek 636

"Kenapa?"

Agaam melengos, buang bekas mie-mieannya dan masukkan buku asal-asalan di tas kuliah, "ngga kuliah?"

Satu anggukan balas pertanyaan Agaam, tunggal Mahawira cek ponsel sesaat sebelum bangkit raih hoodynya. Biarkan bekas semalam, toh belum di pake. Salahnya pulang ke apartemen Agaam alih-alih pulang ke apartemennya sendiri.

Salah Agaam sih, siapa suruh bikin nyaman.

Pakai sepatu asal, raih dagu Agaam lantas kecup singkat bibirnya. Nyelonong pergi keluar disusul Agaam yang mengekor di belakang samakan langkah lebar tunggal Mahawira, "tungguin dong!"

"Pendek banget kakinya."

Punggungnya langsung dipukul cukup keras, Agaam duduk di kursi sebelah setelah banting pintu keras-keras. Kakinya naik ke dasboard, halangi tunggal Mahawira yang ancang-ancang mau ambil rokok disana.

"Minggir dulu," pintanya.

Agaam pilih acuh, main ponsel pura-pura sibuk. Dengar hela nafas milik Alaam, Agaam langsung senyum simpul.

"Hari ini kelas sampe jam berapa?" Tanyanya alihkan perhatian, Agaam langsung jawab dengan isyarat jari. Sampai jam dua katanya. "Gue sampe sore, pulangnya nebeng aja."

"Kenapa ngga dianter dulu?" Sejurus kemudian Agaam buru-buru meralat, ingat statusnya saat ini hanya sebatas mantan. Ngga bisa nuntut apalagi rewel sama tunggal Mahawira, "gue bisa gojek."

Ngga ada obrolan lagi setelah itu, sampai mobil parkir pun dua-duanya pilih diam. Agaam jadi canggung sendiri, turun lantas biarkan Alaam pergi duluan. Pikirnya begitu sebelum Alaam hampiri dia di sisi mobil lantas berujar singkat, "kalo jam dua lebih lima belas belum ke parkiran, lo boleh pulang sendiri."

Agaam diam seribu bahasa, antara seneng atau takut, "gue kan bilang, bisa gojek."

Sebatas surainya diacak-acak, Agaam langsung ditinggal tunggal Mahawira. Sisakan jantungnya yang menggebu sebelum lari masuk kelasnya sendiri.

'Ngga pernah gagal pesonanya.'