Alvandevere
2 min readMar 18, 2023
  • Rokok Kretek 442

Tera berdiri tenang di depan pintu apartemen Agaam setelah nanya-nanya ke satpam, yang langsung dihubungkan ke bagian lain. Agaam ternyata memang setertutup itu, Tera berdecak dibuatnya.

Tapi, lama nunggu. Selain panggilan yang terabaikan, Agaam juga sama sekali ngga bersuara. Sontak, ribuan prasangka langsung merangsek masuk ke kepala.

Mau ngga mau dia minta Ranu hubungin tunggal Mahawira, setidaknya lelaki itu pasti tau sesuatu.

"Belum keluar?"

Tera berjengit kaget dengar suara rendah di belakangnya. Tolehkan kepala, dia liat tunggal Mahawira yang datang dengan penampilan penuh keringat, "gue udah nunggu 20 menit."

Tangannya santai masukkan pin dari apartemen Agaam, berkali-kali tampar Tera dengan fakta bahwa Agaam memang dekat luar dalam sama tunggal Mahawira. Bahkan kunci apartemennya pun hapal diluar kepala. Sementara fakta lain, Agaam paling steril sama manusia. Alamat pastinya aja ngga ada yang tau, bahkan Tera.

Hal yang pertama kali diliat adalah ruang tengah yang super berantakan dan alkohol dimana-mana. Lengkap sama sisa rokok yang berserakan di atas karpet bulu.

Tera langsung panik, gigit bibir bawah tatap tunggal Mahawira yang diam tatap tajam sekeliling.

"B-bang."

"Candikala bukan manusia penuh drama."

Sekarang Tera tau kenapa orang-orang takut sama tunggal Mahawira, perangainya gahar bukan main. Apalagi setelah dia buka kasar pintu kamar dan masuk tanpa banyak bicara.

"Candikala.."

Tera langsung tutup mulut, liat keadaan Agaam yang jauh dari perkiraannya.

Tubuh ringkih yang dingin itu direngkuh pelan, pipinya ditepuk berkali-kali dengan gumaman khawatir dari tunggal Mahawira.

"Lo boleh pergi."

"Tapi.."

Tatapan tajam tunggal Mahawira dilempar telak, Tera telan ludah kelu antara khawatir dan takut. Selebihnya dia tenangkan diri, sebelum pergi tinggalkan keduanya.

Bukan rana Tera untuk tau lebih banyak, yang jelas. Tera saksikan gimana Agaam harusnya ikut menyaksikan.

Saksikan tunggal Mahawira tahan tangisnya di depan Agaam yang betah pejamkan mata.