Alvandevere
2 min readSep 30, 2023
  • Rokok Kretek Bungkus Kedua 114

Masih pagi, belum siang. Abis makan langsung turun lagi dengan perut kenyang. Agaam duduk di batu gede disana, saksikan sungai yang ngalir dengan gemuruh yang manjakan telinga.

Tera di depan, lebih deket di bibir sungai. Asik mainkan air di atas bebatuan, "menurut lo Gaam—"

"Jangan tanya apa-apa, otak gue kalo minggu lagi dicopot."

Disana Teta ketawa, padahal pikirannya lagi kemana-mana, "kalo kak Ranu main-main. Gue mau main lagi lah Gaam."

"Ngga denger," sahut Agaam ngga peduli.

"Mantan gue yang waktu itu ketemu di club, inget?" Tanyanya. "Dia hubungin gue lagi. Denger dong bangsat, gue ngga mungkin cerita gini ke Sky."

Diliatnya Agaam yang malah jalan menjauh, bener-bener ngga mau dengerin curhatannya pagi-pagi. Yang mau ngga mau buat Tera bangkit ngejar temennya yang kurang ajar malah lari, "AGAAM!"

Agaam menggerung, naik ke vila dan raih cola di meja. Masih abaikan temannya yang datang dengan cengiran paling nista di muka bumi. Ditatapnya Tera malas, "beruntung lo langsung diseriusin bang Ranu."

"Beruntung lo disetiain tunggal Mahawira—" katanya sarkas. "Yang didamba, yang jadi surga bagi Prabalendra Alaam Mahawira."

"Ya, gue seberuntung itu." Agaam duduk di sisi ranjang, masih setia maniknya tatap Tera yang bersandar di pintu, "lo lagi naksir siapa sih? Ngga yakin cuman bosen doang."

Tera tergelak, "lo."

Dibalas tawa keras penuhi seisi kamar, Agaam sampe lupa kasur yang udah rapi berantakan lagi, "lucu kok lucu."

Akhirnya, sibuk lempar guyonan sampe perut sakit gara-gara ngakak ngga ketulungan. Berdua yang biasa tenang sekarang berisik penuh hiburan.

Sebelum Agaam bunuh suasana, "semalem kak Lendra tau kalo Nuga sama Sky kesini."

"Lalu?"

"Dia bebaskan gue main sama siapa aja, bener-bener bebas."

Lelaki cantik nama lengkap Lentera Tirtha Wimala memicing, "kalo gitu lo harus siap bebaskan dia main sama siapa aja. Biar adil."