Alvandevere
2 min readJan 20, 2024
  • Rokok Kretek Bungkus Kedua 510

Di depan gerbang Abhy udah misuh-misuh tapi yang punya rumah masih di garasi nyari kunci gerbang sebab seingatnya tadi bawa kunci gerbang sama mobil tapi dilempar setelah bentak Agaam. Sengaja memang gerbang dikunci sebab papanya pergi entah sampai kapan.

"Nyari apa?" Agaam tanya masih dengan rambut basah usai mandi.

"Kunci gerbang."

"Tadi gue udah kasih pulang jajan," katanya.

Yang punya kunci ngangguk, "kelempar tadi."

"WOY BUKAIN ANYING!" Dari gerbang udah teriak lagi.

"SABAR TOLOL!" Balas yang punya rumah masih setia nyari kunci di garasi dan sekitarnya.

Agaam pilih masuk rumah, mainkan ponsel sembari duduk di sofa tanpa peduli kelakuan dua kakak kelasnya dulu. Ngga akan selesai sampai gerbang dibuka dan dua-duanya sama-sama punya oktaf tinggi dan semangat membara soal maki-memaki.

Sampai gerbang dibuka dan Abhy masuk ke dalam rumah, dia langsung melipir ke kamar mandi tanpa liat Agaam di sofa sementara yang punya rumah pilih duduk di samping Agaam masih cari-cari atensi, "tolongin."

Agaam langsung sentuh dadanya. Biarkan yang lebih tua bersandar di sofa dengan kepala mendongak telak tatap atap rumah. Biarkan dadanya diredam tangan yang muda. Paham jika dirinya bukan tipe yang mudah reda kendati bicaranya mulai lemah.

"Masih punya hasrat mukul bang Hilmi?"

Tunggal Mahawira ngangguk sembari pejamkan mata. Raih tangan yang belai dadanya lantas dia kecup mesra, "masih— gue masih marah."

Yang muda yang paham, sempat rasakan jantung yang tua berdegup dengan nafas memburu. Berjalan dengan waktu atur matah yang masih menderu. Sabar-sabar sebab kalo ngga sabar semuanya ambyar.

"Gue gitu ngga ya kalo punya pacar?" Celetukan Abhy buat Agaam menoleh. Abhy duduk di sofa lain tatap iri dua-duanya, "udah ngga marah Gaam?"

"Masih— masih marah," aku Agaam. Dia tarik tangan yang dari tadi dikecupi. Pilih naikkan kaki duduk bersila di sofa, "masih usaha kontrol diri."

"Masih bisa baku hantam nih kalo di kasih api."

Benar — Abhy yang bawa kayu bakar, Agaam yang bakar, dan tunggal Mahawira yang kebakar. Pemikirannya langsung buat tunggal Mahawira mendelik tajam tatap teman sejawat yang asik minum kopi setelah kurang ajar bikin sendiri di dapur tanpa tau malu.

Abhy bilang, "bagus kalo kalian udah bisa kontrol marah masing-masing. Kalo rulesnya tenang dulu baru bicara, yakin kisahnya ngga ada bagian yang terputus."

Namanya Radengga Abhy Juma, artinya lelaki penyayang pembawa kebahagiaan. Benar-benar memang.

"Seneng banget yang setianya kenceng."

Bahagia banget didengar sebelum bahagianya dinilai sementara sebab Abhy lanjutkan dengan penuh diksi bangsat.

"Asal kontolnya masuk pasti langgeng."

"BRENGSEK RADENGGA!" Bantal sofa langsung dilempar Alaam sampai Abhy kejengkang. Muka gantengnya langsung merengut mau marah-marah tapi urung begitu liat Agaam mengerung siap lempar gitar setelah pacarnya teriak.

"Bener kata bapak gue, makna nama Radengga Abhy Juma emang pembawa kebahagiaan. Buktinya kalian keliatan bahagia banget ya— AMPUN GAAM TARO LAGI GITARNYA TARO!"