Alveo Yuniar
2 min readApr 27, 2021

Sadar Diri

“sadar diri adalah vaksin terbaik untuk luka yang lebih kronis”

menggelitik ketika saya membaca meme di facebook dari fahri skroepp, lucu, tapi ada benarnya juga.

terkadang akar permasalahan hidup itu, ya karena kita tidak sadar diri. Dalam artian kita tidak punya empati terhadap diri kita sendiri, yang mana sifat dalam diri kita mengganggu orang lain.

contoh

tidak sadar, kalau kita annoying, tidak sadar perkataan kita menyinggung, ataupun juga tidak sadar kita jadi toxic people buat orang lain.

lebih ga tau malu lagi, kita tidak sadar, kita memaksakan sesuatu yang sudah tidak mungkin dirubah lagi.

contoh : memaksa orang bikin kartu credit, padahal orang tersebut tidak mampu, dan masih banyak orang yang butuh cuma kita ga mengerti caranya improvisasi untuk mencari orang yang tepat.

ada lagi contoh, memaksa orang cinta sama kita, padahal orang lain sudah berkomitmen dengan orang lain dan settle dengan kehidupannya di masa lalu.

tidak sadar diri, juga terjadi karena kita tidak pernah mau mengenal diri kita sendiri, kita tidak kenal bahwa kita bermental lemah, yang mana menyebabkan lingkungan pertemanan kita tidak suka dengan kita, atau kita terlalu drama dan baperan, sehingga teman teman kita menghindar, atau ego dan nafsu kita terlalu besar sehingga kita melakukan segala cara supaya itu terlampiaskan.

padahal ego dan nafsu bukan vaksin untuk menyenangkan batin, tapi lebih kepada makanan sesaat dari raga yang rapuh.

Lucunya, dalam kebanyakan case, orang yang tidak sadar diri tersebut menyalahkan keadaan dan lingkungan eksternalnya, padahal ya memang dianya yg butuh adaptasi, dianya yang belum memantaskan diri.

“mayority always win, if you are the minority, you should adapt or you leave it, right ? dont blame others if you dont suit to them, you can choose to change the behaviour or you just leave it”

jika dipikir lebih dalam, menyenangkan diri sendiri membuat kita bisa lebih peka dengan diri kita sendiri, batin kita terpuaskan sehingga dorongan batin akan berbicara ke pada raga bahwa kita perlu mengevaluasi diri. melakukan perubahan supaya jadi manusia yang lebih baik.

Raga tidak akan rapuh jika selalu terkomunikasi dengan batin, ibarat kata sepasang pasangan yang selalu bermesraan, dan membentuk ikatan kuat. Jika salah satunya bermasalah, ya tidak akan ada komunikasi yang baik.

kita bisa menyibukan diri, menyenangkan orang lain, sibuk berpikir pekerjaan, tapi sedikit sekali orang yang bisa punya quality time dengan batinnya sendiri.

jika masalahmu besar, meminta saran orangn lain memang tepat, tapi yang mengerti masalahmu adalah batinmu sendiri, batinmu perlu disadarkan, supaya kamu sadar diri dan evaluasi diri jika penyakitnya ada dalam dirimu, atau berpikir logis jika memang kamu bukan orang yang menyebabkan masalah.

dan untuk sadar diri, kita butuh membahagiakan batin kita terlebih dahulu

jangan lupa untuk menyenangkan diri sendiri

Tangerang.

AY 28/04/21