[REVIEW] Asih (2018)

Yandi P
3 min readOct 25, 2018

--

Poster Asih (2018)

Indonesia akhir-akhir ini mulai bermunculan spin off movie yang beraneka macam. Spin off movie sendiri akan lebih berfokus pada suatu kejadian, atau karakter pendukung yang paling menyedot perhatian. Sedangkan di Indonesia sudah ada beberapa spin off movie yang bermunculan seperti film “Milly & Mamet” yang menjadi spin off movie dari film “Ada Apa Dengan Cinta 2”, “Sabrina” dari film “The Doll”, dan yang sekarang sedang naik layar adalah film “Asih”, dari film “Danur”. Asih merupakan salah satu spin off movie dari Danur Universe.

Sinopsis

Bagi kalian yang sudah menonton Danur 2 : Maddah, kalian pasti ingat dengan hantu yang bernama Asih yang sempat muncul. Film Asih ini menceritakan tentang keluarga Andi (Darius Sinathrya) yang akan berbahagia karena bayi yang dikandung istrinya, Puspita (Citra Kirana), akan segera lahir. Namun setelah kelahiran Puspita, bukannya kebahagiaan yang mendatangi mereka, namun terror mengerikan justru menyelimuti kehidupan keluarga Andi.

Kehilangan fokus cerita

Sebelum kita masuk ke dalam review, mari kita telaah dulu apa sebenarnya spin off movie itu. Ketika kita membicarakan spin off movie, tentu cerita akan lebih terfokus pada satu latar belakang suatu kejadian, atau seseorang yang berguna untuk menjelaskan sesuatu yang belum sempat terjelaskan dari film aslinya. Sedangkan di Film Asih ini, seakan kehilangan fokus ceritanya. Kita berharap diberikan cerita yang akan lebih berfokus pada Asih, justru kita tidak mendapatkan begitu jelas di film ini. Storytelling yang lemah, membuat film ini sedikit dibawah harapan. Porsi yang menceritakan tentang Asih tidak sebanyak cerita tentang keluarga Andi. Asih disini hanya bertugas sebagai hantu yang mengincar bayi dari Andi saja. Meskipun kita diberikan latar belakang kenapa Asih menjadi arwah gentayangan yang mengincar bayi, namun porsinya yang sedikit dan terlalu klise. Bahkan hubungan antara keluarga Andi dan Asih pun dapat dikatakan random. Karena di film ini pun tidak diceritakan suatu alasan khusus mengapa Asih mengincar bayi dari keluarga Andi. Permasalahan yang mungkin masuk akal hanyalah karena rumah keluarga Andi, berdekatan dengan pohon yang menjadi tempat gentayangan Asih. Melalui spin off movie, seharusnya film ini dapat lebih berfokus pada Asih.

Mitos nyata yang sangat dekat dengan masyarakat

Pendekatan film yang menggunakan mitos yang benar-benar kita yakini sudah ada sejak kecil. Seperti mitos tentang suara anak ayam di malam hari yang menandakn sedang ada roh wanita disekitar, bayi yang tidak boleh keluar rumah saat sore menjelang malam, ketukan tiang pada malam hari, hingga tradisi mengubur ari ari dan masih banyak lagi. Formula seperti ini sudah diterapkan di film danur sebelumnya yang sama-sama menggunakan mitos yang telah tumbuh di masyarakat dan terbukti berhasil untuk menciptakan suasana horror.

Jumpscare dan scoring yang mencekam

Jumpscare yang dimunculkan tidak begitu murahan, sehingga dapat memberikan suasana mencekam di dalam film. Dicampur dengan scoring yang tidak kalah mencekamnya yang tidak mengganggu telinga.

Kesimpulan

Storytelling yang lemah membuat film ini sangat kurang masuk akal dalam sisi cerita. Banyak menimbulkan pertanyaan, dan cerita yang klise. Setidaknya, film ini memiliki jumpscare yang lumayan dan diselamatkan oleh perfoma dari Shareefa Danish sebagai Asih yang memukau. Film ini cocok untuk pemanasan dalam menonton film horor, tidak hanya cerita nya yang mudah dipahami namun yang paling penting adalah jumpscare yang dapat melatih jantung anda bagi anda yang penakut tapi hobi nonton film horor.

Nilai akhir : 5/10

--

--