Catatan tentang Blockchain (Part 4) — Smart Contract

Andrew Ryan Sinaga
6 min readMay 13, 2018

--

Previously on the Blockchain Series :

Part 1 — My Verdict on Blockchain Economy Cycle

Part 2 — Blockchain in a Nutshell

Part 3 — Bitcoin in a Nutshell

We have cover pretty much all the basic stuff you need to look smart in a family and friends dinner when Blockchain start becoming the conversation topic :)

Dalam part 4 ini kita akan coba membahas salah satu fitur yang cukup fundamental dalam penerapan Blockchain, khususnya di dunia bisnis dan pemerintahan, yaitu Smart Contract.

To start things off, what is smart contract?

In a nutshell, Smart Contract adalah sebuah computerized protocol yang melakukan eksekusi terhadap isi dari sebuah kontrak.

As usual, let’s break it down one by one.

Start with contract.

What is Contract? Definisi yang paling esensial, kontrak adalah perjanjian antara dua atau lebih pihak yang mengatur tentang hak dan kewajiban seluruh pihak yang terlibat dalam perjanjian.

Next Stop, What is Protocol? Please read part 3 to get the picture.

Last but not least, What Computerized Means? It means, eksekusi dari kontrak didasari oleh lines of code yang dibuat oleh programmer dalam protokol tersebut.

Tidak dibutuhkan satu orang atau grup tertentu untuk melakukan eksekusi terhadap kontrak, karena semuanya berlangsung secara otomatis.

To understand the definition even better, mari kita gunakan sebuah analogi.

Imagine Smart Contract is like a Vending Machine.

yang mana nih ya?

Everytime you insert some cash into the machine, the machine will pop out a drink according to how much money you put in.

Let’s say ada 4 jenis minuman di dalam Vending Machine ini :

  1. Frestea seharga Rp 5.000
  2. Joytea seharga Rp 5.000
  3. Coca-Cola seharga Rp 10.000
  4. Sprite seharga Rp 10.000

Ada 2 aktivitas kunci di dalam Vending Machine :

Uang masuk dan minuman keluar.

I believe you guys familiar with (if) — (then) function di Microsoft Excel.

Since, ini pelajaran wajib di semua kelas Komputer saat SMP dan SMA :)

Fungsi Protokol(if) — (then) berlaku di dalam vending machine ini : If (uang masuk) — then (minuman keluar)

Let’s dig deep on how the mechanic of if — then function works in this machine.

If (uang masuk 5rb rupiah) — then (bisa memilih 1 minuman antara Frestea atau Joytea)

If (uang masuk 10rb rupiah) — then (bisa memilih 4 minuman antara Frestea, Joytea, Coca-Cola, atau Sprite) — if (memilih Frestea atau Joytea) — then (diberikan pilihan apakah mau satu atau dua buah)

If (uang masuk 20rb rupiah) — then (bisa memilih 4 minuman antara Frestea, Joytea, Coca-Cola, atau Sprite) — if (memilih Coca-Cola atau Sprite) — then (diberikan pilihan apakah mau satu atau dua buah) — if (satu buah) — then (diberikan pilihan kembali apakah mau membeli minuman lain atau tidak)

on and on, you get the picture.

and Voila! That is basically a Smart Contract :)

Sure the application for another type of contract will be more complex, but basically the principle is the same.

Vending Machine has been programmed to automatically execute the written codes without the needs of a person to supervised it.

Vending Machine tidak peduli yang memasukkan uang ke dalamnya adalah seorang mahasiswa, pejabat negara, pengusaha kelas kakap, atau anak kecil.

Yang mereka tahu adalah jika ada orang memasukkan sejumlah uang maka mereka akan melakukan aksi tertentu tergantung jumlah uang yang dimasukkan.

Now you get the basic picture of what is smart contract, let’s dig deep on 2 things

  1. why Blockchain is an ideal platform to apply Smart Contract; and
  2. what is the potential real-world application of Smart Contract in a Blockchain.

Blockchain as an Ideal Platform for Smart Contract

If you guys have read my previous essay, i believe you already have a basic understanding of what is a blockchain.

Their key characteristic of a decentralized system, where is no central authority in charge and letting every participant in the network verified every transaction happening in the network makes Blockchain an ideal platform for smart contract application.

Why?

Because decentralization makes smart contract that applied in the network can not be changed by anyone, unless there is a majority consensus to change the code.

Semua orang yang terlibat dalam Network dapat melakukan verifikasi terhadap kontrak yang telah ditulis di dalam sistem.

Facebook Cambridge Analytica Scandal is one of the case where a fully — centralized contract system (through Terms & Condition Agreement) is proved to be broken.

We, as a user have a contract when we use Facebook.

When we agree with their Terms & Conditions, we digitally signing that contract.

The problems with the current models are :

  1. We don’t fully understand the contract (I mean, who read the whole terms and condition?)
  2. We can’t verify if Facebook really obey the contract, especially on the privacy side (How do we know they didn’t sell our data to large corporation?)
  3. We can’t control when is Facebook going to change their terms and conditions.

The bottom line is the power of the contract is pretty much one-sided towards Facebook.

Penerapan Smart Contract di dalam Blockchain Network dapat menghindari terjadinya ketimpangan kekuatan tersebut.

Potential Real — World Application of Smart Contract

Actually Smart Contract sudah banyak digunakan di dalam Ethereum Network untuk melakukan ICO.

Wtf is Ethereum?

Wtf is ICO?

More on that in the next essay.

Selain untuk melakukan ICO, Smart Contract sangat memungkinkan untuk diterapkan pada :

  1. Pemilihan Umum

At some point I believe we will turn into technology to held an election, simply because the existing process is very inefficient and costly.

Smart Contract embedded in a Blockchain Network is the most logical solution to enable Digital Election.

Beberapa instansi pemerintah dan badan independen dapat menjadi konsorsium verifikator sistem pemilu digital.

Smart Contract dapat dituliskan dalam line of code yang menyatakan bahwa satu pemilih dengan satu ID (dapat berupa nomor e-KTP) hanya dapat memilih satu kali saja.

2. Sertifikasi Tanah
Ayah saya kebetulan adalah seorang Kepala Desa dan masalah yang paling sering terjadi di desa adalah sengketa tanah.

The current system is broken dimana proses pencatatan, perubahan, dan pengesahan sebuah status tanah memakan waktu yang sangat lama dan dilakukan secara tidak transparan.

Kordinasi antara pejabat di Desa / Kelurahan dengan pihak BPN (Badan Pertanahan Nasional) pun seringkali tidak berjalan dengan baik.

Smart Contract on top a Blockchain Network can be offered as a solution for this kind of problem.

Sifat Blockchain yang decentralized akan memberikan akses kepada siapapun untuk melihat dan memverifikasi status tanah secara real-time, tanpa memberikan kuasa kepada satu pihak untuk merubahnya.

Jika ada perubahan dalam status tanah maka harus melalui konsensus oleh Konsorsium Verifikator dalam Network, dalam hal ini dapat diisi oleh BPN, Pejabat Desa / Kelurahan, dan Badan Independen.

Jika ada satu pihak yang tidak setuju terhadap perubahan status tanah akan terlihat secara transparan oleh seluruh pihak termasuk pemohon, siapa yang tidak setuju dan alasannya apa.

Smart Contract dapat di embed ke dalam network untuk melakukan pengecekan persyaratan administratif dari pemohon sertifikat.

Objektifitas terhadap kelengkapan administrasi akan terjaga karena tidak ada satu orang pun dapat semena-mena menolak atau menerima pengajuan adminstrasi tersebut, karena sudah berjalan secara otomatis.

3. Stock Trading
Again, this is my personal belief, that at some point, all of Stocks traded right now on Stock Exchange will be tokenized, meaning they will have their own token that can be traded cheaper and faster than the current condition.

Kalau anda pernah membaca buku berjudul Flash Boys oleh Michael Lewis (penulis yang dua bukunya diangkat menjadi film : Money Ball & Big Short) anda akan memahami bahwa the current stock market system is rigged oleh sekumpulan broker dan wealthy individual yang memiliki akses prioritas ke dalam order book pasar saham, dimana mereka dapat mengatur order mana yang masuk terlebih dahulu ke dalam sistem.

Jika Tokenized System diterapkan, maka seluruh sistemnya menjadi transparan dan bergerak dengan kecepatan yang sama untuk seluruh trader yang terlibat.

Hukum dan peraturan yang mengikat perdagangan saham dapat ditulis dalam algoritma Smart Contract yang di embed ke dalam Blockchain Network Stock Market.

— — —

Dan masih banyak lagi potensi penerapan Smart Contract di dalam Blockchain yang dapat memberikan transparansi dan efisiensi sistem di dalam bisnis dan kehidupan bermasyarakat kita.

Hopefully this essay give you guys a glimpse about what the heck is Smart Contract and why people get excited about the possibility of it.

On the next and last part of this Blockchain Series, I will share about Ethereum and ICO.

See you guys then!

--

--