Apa Kabar Smart City di Indonesia?

Anthony Marwan D
Qlue Smart City
Published in
4 min readOct 26, 2018

Konsep smart city bukan istilah baru di dunia. Sudah banyak kota-kota di seluruh dunia yang mengklaim menjadi smart city. Berdasarkan laporan IESE Cities in Motion Index dari IESE Business School University of Navarra, ada 10 kota terbaik dalam menerapkan smart city. New York, London dan Paris menjadi top 3 smart city di dunia diikuti oleh Tokyo, Reykjavik, Singapore , Seoul, Toronto, Hong Kong and Amsterdam. Pada penelitian lain oleh Eden Strategy Institute dan ONG&ONG Experience Design, Jakarta (47) masuk dalam Top 50 Smart Cities di dunia dari 140 Kota yang dianalisis. Masuknya Jakarta menjadi satu kebanggaan tersendiri karena masuk kedalam daftar tersebut.

“Akan tetapi bagaimana dengan kota-kota lain di Indonesia?”

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI sejak tahun lalu sudah mendorong munculnya smart city di Indonesia melalui program Gerakan menuju 100 smart city. Hingga kini terdapat 75 kota/kabupaten yang telah terpilih dari 514 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Smart City Platform at Jakarta

Tapi implementasinya apakah mereka sudah melakukannya? atau bila kita tarik lebih jauh, konsep smart city seperti apakah yang diusung oleh mereka?

Mari kita mulai dengan beberapa definisi konsep smart city. IBM mendefinisikan smart city sebagai sebuah kota yang dapat mentransformasi sistem (masyarakat, bisnis, transportasi, komunikasi, air, dan energi) yang dimiliki dan mengoptimasi sumberdaya-nya melalui penggunaan teknologi. Transformasi dan optimasi lewat teknologi mendorong ketahanan serta keberlanjutan dari sebuah Kota.

Sementara itu Taewoo Nam & Theresa A. Pardo, menjelaskan bahwa smart city merupakan kolaborasi organik yang terdiri dari aspek teknologi, manusia dan institusi. Dilain pihak, smart city menurut Kementerian Kominfo RI adalah implementasi teknologi informasi yang dapat mendorong kota untuk menghadapi permasalahan yang terjadi. Lebih lanjut, sebuah kota dikatakan smart city apabila memiliki kelengkapan infrastruktur dasar dan sistem transportasi yang baik sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas hidup, mobilitas hingga energi terbarukan.

Telah banyak konsep smart city yang dikembangkan oleh akademisi, penggiat teknologi hingga pemerintah. Akan tetapi internalisasi konsep ini belum seutuhnya dilaksanakan oleh kota/kabupaten di Indonesia. Kota dan Kabupaten masih terfokus pada pengembangan infrastruktur seperti jaringan internet fiber optik maupun command center dengan layar serba besar. Pendekatan yang dilakukan pemerintah daerah tidak dapat disalahkan sepenuhnya.

Infrastruktur memang penting bagi pemerataan akses dan stabilitas internet di seluruh Indonesia, akan tetapi ada permasalahan mendasar atau missing point dari hal tersebut. Ketersediaan akses internet atau infrastruktur penunjang lainnya belum menjamin sebuah daerah menjadi “smart city”. Megahnya command center dengan teknologi pendukungnya tidak mampu mendorong daerah memiliki kebijakan yang baik bagi terwujudnya smart city. Karena pada dasarnya teknologi hanya alat/jembatan yang menghubungkan Pemerintah secara vertikal (dengan masyarakat) maupun horizontal (antar dinas-dinas) sehingga kolaborasi dapat tercipta demi perkembangan daerah.

Smart City Solution at Manado Command Center

Setidaknya ada beberapa poin utama yang perlu menjadi pusat pengembangan smart city:

  1. Kepemimpinan dari kepala daerah untuk merubah cara berpikir dan kepribadian dari aparatur sipil negara agar berani berubah. Berani berubah seperti apa? yang dimaksudkan disini adalah kepala daerah harus mampu memastikan implementasi teknologi smart city dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh jajarannya. Teknologi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya hanya alat yang perlu dibiasakan kepada ASN agar mereka dapat lebih efisien dan efektif dalam melayani masyarakat.
  2. Perlibatan masyarakat dalam membangun kota. Masyarakat merupakan komponen penting dalam pembangunan sebuah daerah. People-centered smart city harus menjadi fokus utama bagi sebuah pemerintah daerah. Masyarakat diperlakukan bukan sebagai obyek pembangunan akan tetapi menjadi subyek yang didorong berpartisipasi aktif memberikan aspirasi atau menjadi sensor bagi pemerintah. DKI Jakarta dan Kota Manado menerapkan aplikasi Qlue sebagai media masyarakat untuk membantu pemerintah setempat apabila. Artinya ada peran masyarakat untuk ikut terlibat membangun kotanya sendiri. Pemerintah yang transparan sejatinya tidak menutup mata terhadap aspirasi masyarakat.
  3. Perubahan mindset — Smart City itu pengadaan teknologi-teknologi canggih (IOT, Command center) menjadi pembangunan smart city berarti kesiapan untuk bekerja secara transparan dan berorientasi pada data dalam pembuatan kebijakan. Berkaitan dengan nomor pertama, bahwa pemerintah jangan mengidentikan smart city dengan konsep teknologi semata. Akan tetapi teknologi harus merubah cara berpikir dari pemerintah dalam melayani masyarakat. Teknologi membuka jalan komunikasi dua arah antara masyarakat dengan pemerintahnya, sehingga kesiapan jajaran ASN untuk berkomunikasi secara langsung akan sangat diperlukan. Selain membentuk pemerintah yang lebih transparan dan terbuka, pemerintah harus mampu memaksimalkan teknologi sebagai alat membentuk kebijakan yang lebih baik bagi perkembangan kota. Kebijakan tidak lagi hanya didasarkan oleh laporan ASN, tapi data-data yang saling diintegrasikan satu sama lain. Diharapkan dengan begitu pemerintah akan menciptakan data driven policy.

Tentu dengan beragam versi smart city yang telah dijelaskan diatas maupun jurnal akademik lainnya perlu sebuah konsep yang disepakati dan tidak membebankan daerah ditengah perkembangan smart city di Indonesia yang begitu masif. Pemerintah daerah tentunya tidak boleh termakan oleh ego untuk memamerkan teknologi-teknologi canggih saja tanpa mengerti makna sesungguhnya dari smart city. Secara garis besar smart city yang mungkin cocok diterapkan di Indonesia adalah kota yang mampu berkolaborasi masyarakatnya secara vertikal maupun antar dinas secara horisontal melalui pemanfaatan teknologi.

Source:

  1. https://www.forbes.com/sites/iese/2018/07/13/the-smartest-cities-in-the-world-in-2018/#85737e52efc0 ;
  2. https://www.prnewswire.com/news-releases/the-top-50-smart-city-governments-in-the-world-300677567.html
  3. A vision of smarter cities: How cities can lead the way into a prosperous and sustainable future ( https://www-03.ibm.com/press/attachments/IBV_Smarter_Cities_-_Final.pdf )
  4. Conceptualizing Smart City with Dimensions of Technology, People, and Institutions (https://inta-aivn.org/images/cc/Urbanism/background%20documents/dgo_2011_smartcity.pdf)
  5. https://kominfo.go.id/content/detail/11656/langkah-menuju-100-smart-city/0/sorotan_media
  6. https://inet.detik.com/cyberlife/d-3059270/smart-city-20-tak-sekadar-teknologi-mahal
  7. https://id.techinasia.com/apa-itu-smart-city-dan-penerapan-di-indonesia
  8. Vito Albino, Rosa M. Dengelico danUmberto Berardi. Smart cities: definitions, dimensions, and performance

--

--

Anthony Marwan D
Qlue Smart City

Life is a Never Ending Learning Process| Socio-Political-Identity Enthusiast| Urban Development | Understanding this world through a polychromatic perspective