Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow

shifa arinda
3 min readSep 17, 2023

--

Pernahkah kalian berpikir tentang alasan mengapa kita dilahirkan di dunia ini? Sejak dahulu kala, orang-orang pun menanyakan hal yang sama.

Berdasarkan ilmu psikologi (ilmu yang mempelajari tingkah laku dan hubungan antarmanusia), pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul karena kita — sebagai manusia — memiliki kebutuhan untuk mengenali apa saja yang dapat memberikan kepuasan di dalam hidup masing-masing. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul karena orang-orang pun bingung tentang bagaimana cara mencapai kepuasan tersebut.

Lalu bagaimana ilmu psikologi menjawab permasalahan ini? Para pakar psikoanalisis berpendapat bahwa kepuasan manusia berasal dari pemenuhan kebutuhan biologis yang ada sejak lahir. Sementara, para behaviorist (pakar tingkah laku) mengajukan gagasan tentang pentingnya memenuhi kebutuhan fisiologis (berkenaan dengan ilmu yang mempelajari keberlangsungan makhluk hidup) lewat kegiatan makan, tidur, dan berhubungan intim. Namun, gelombang baru pemikiran psikoterapi pada awal hingga tengah abad ke-20 percaya bahwa pencarian kepuasan manusia jauh lebih rumit dibanding yang dipikirkan oleh para psikoanalis dan behaviorist.

Salah satu pendukung utama pandangan baru ini adalah Abraham Maslow, seorang psikoterapis yang diakui sebagai salah satu pendiri gerakan humanis dalam psikologi. Maslow mengamati pengalaman-pengalaman manusia serta memperhatikan berbagai hal yang dianggap penting oleh manusia: cinta, harapan, keyakinan, spiritualitas, individualitas, dan keberadaan (existence).

Salah satu aspek terpenting dari teori Maslow adalah: Untuk mencapai puncak tertinggi kesadaran (consciousness), seseorang harus mewujudkan potensi terbesarnya dengan cara menemukan “tujuan sejati” di hidupnya kemudian berusaha mengejar tujuan tersebut. Maslow menyebut keadaan akhir ini sebagai aktualisasi-diri.

Menuju Aktualisasi-Diri

Maslow merumuskan sebuah cetak-biru (blueprint) yang sangat terstruktur untuk menjelaskan motivasi manusia. Ia merumuskan langkah-langkah yang manusia perlu ikuti seiring dengan pergerakan mereka mewujudkan aktualisasi-diri. Hierarki Kebutuhan Maslow yang terkenal, yang sering digambarkan sebagai piramida, menempatkan kebutuhan dasar di paling bawah. Sedangkan, kebutuhan hakiki lainnya untuk mencapai hidup yang terpuaskan ditempatkan di bagian atas.

Hierarki Kebutuhan Maslow dibagi menjadi dua bagian: Empat tahapan awal dikelompokkan menjadi “Kebutuhan Defisit”. Seseorang harus memenuhi Kebutuhan Defisit sebelum ia dapat mencapai kepuasan-intelektual yang lebih besar melalui “Kebutuhan Pertumbuhan”. Kebutuhan Defisit bersifat sederhana dan mendasar; meliputi keperluan fisiologis (makan, minum, dan tidur), kebutuhan rasa aman (menjadi aman dan terhindar dari bahaya), kebutuhan sosial (menjadi akrab dan diterima orang lain), serta kebutuhan penghargaan diri (berprestasi dan diakui).

Pada tingkat yang lebih tinggi, kebutuhan pertumbuhan meliputi kebutuhan kognitif (mengetahui dan memahami), kebutuhan estetika (keteraturan dan keindahan), dan terakhir, dua keperluan yang menjelaskan tujuan hidup serta mengarah ke pemenuhan spiritual dan fisiologis yang kuat: Kebutuhan aktualisasi-diri (keinginan akan pemenuhan-diri) serta kebutuhan pelampauan-diri (kebutuhan untuk bergerak melampaui diri serta terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita — seperti Tuhan — atau membantu orang lain mewujudkan potensi mereka).

Maslow juga menyatakan bahwa setiap manusia memiliki tujuan serta cara-cara unik untuk memenuhi tujuan tersebut yang sesuai dengan pribadi masing-masing. Jika seseorang tidak melakukan apa yang sesuai dalam hidupnya, ia akan terus-menerus gelisah dan tidak puas. Setiap individu harus menemukan potensi sekaligus mencari pengalaman yang akan memungkinkan kita mewujudkannya — ”Seseorang harus melakukan apa yang ia bisa,” ungkap Maslow.

--

--