Solusi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Audi Syaidah Awali
3 min readOct 7, 2022

--

https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2019/12/Papan-Bawah-PISA.png

Masih banyaknya permasalahan pendidikan di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk senantiasa mencari solusi-solusi yang efektif. Hasil survey PISA 2018 menunjukkan bahwa kulaitas pendidikan Indonesia menempati urutan ke-74 dari 79 negara di dunia. Berdasarkan hasil survey tersebut Presiden RI, Joko Widodo, mengatakan ada tiga pokok permasalahan yang harus segera diatasi :

  1. Siswa di Indonesia masih banyak yang berpendidikan rendah. Presiden Jokowi menargetkan hingga 15–30% untuk mengatasi pendidikan rendah
  2. Tingginya persentase siswa yang mengulang kelas. Data menunjukkan siswa yang mengulangi kelas mencapai 16%, angka ini lebih tinggi dari persentase negara-negara dari OECD (The Organization for Economic Cooperation and Development) lainnya.
  3. Jumlah Ketidakhadiran Siswa di Kelas Masih Tinggi.

Lantas untuk mengatasi hal-hal tersebut dibutuhkan kerjasama dan kontribusi menyeluruh dari berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut diantaranya :

  1. Peran Orang Tua. Orang tua sebagai guru pertama di kehidupan seorang anak memegang peranan utama. Cara orang tua mendidik dan menanamkan pola pikirnya sangat memengaruhi perkembangan anaknya terutama soal pendidikan. Kondisi keseharian yang dibangun dalam suatu keluarga memengaruhi konsentrasi dan fokus anak-anaknya dalam menuntut ilmu. Salah satu contohnya saja jika kondisi ekonomi keluarga menurun, tidak jarang orang tua bahkan menyuruh anak-anaknya membantu mereka bekerja. Akibatnya banyak anak-anak putus sekolah karena terpaksa bekerja. Jadi, orang tua sudah sepatutnya mendorong, mendukung, dan memotivasi anak-anak mereka untuk selalu menuntut ilmu da menyelesaikan pendidikannya sampai minimal tingkat SMA.
  2. Peran Guru. Guru sebagai orang tua kedua anak-anak di sekolah memiliki kewajiban untuk mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Masih banyak guru yang tidak memedulikan kondisi siswa di kelas. Metode penyampaian dan suasana pembelajaran di kelas senantiasa memengaruhi pemahaman materi dan adab seorang siswa. Jadi, guru harus bisa memastikan dan mengondisikan keberadaan siswa-siswanya di sekolah mulai dari pemahaman materi; adab dan sopan santun dalam bergaul, berpakaian, dan bersosialisasi di sekolah; sampai pewadahan minat dan bakat siswa-siswanya.
  3. Peran Pemerintah. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertiggi memiliki peran sangat besar terhadap keberlangsungan pendidikan di Indonesia. Masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum digaji dengan layak, sarana dan prasarana di sekolah-sekolah juga banyak yang belum memadai. Kemiskinan dan kelaparan yang terjadi juga menyebabkan anak-anak harus putus sekolah. Kurikulum-kurikulum pendidikan di Indonesia sering kali berganti, entah apa maksud dari pemerintah karena dalam beberapa hal justru makin memperparah keadaan. Akan tetapi, bukan berarti semua solusi dan program pemerintah tidak ada manfaatnya. Tentu saja semua program-program tersebut harus melalui kajian berulang, survey, dan analisis kondisi yang menyeluruh. Pemerintah harusnya terlebih dahulu memperbaiki tiga masalah utama sebagai pilar pendidikan di Indonesia, yaitu guru, kurikulum, dan pelajar. Pemerintah juga harus menetapkan standardisasi intelektualitas yang lebih baik kedepannya.

Kemudian muncullah pertanyaan bagaimana kita sebagai generasi muda mengatasi permasalahan-permasalahan tadi? Bagaimana kontribusi yang dapat generasi muda lakukan untuk pendidikan di Indonesia? Berikut adalah beberapa cara yang dapat direalisasikan :

  1. Tanamkan Mindset Keberhasilan. Semua hal yang kita lakukan selalu berawal dari mindset, keyakinan itu penting karena jika tidak yakin maka semua hal-hal positif tidak akan pernah bisa terealisasikan.
  2. Mandiri dan tidak selalu bergantung kepada guru. Era teknologi modern ini sudah seharusnya dimanfaatkan dengan bijak terutama oleh pelajar-pelajar Indonesia sebagai referensi dan gudang mencari wawasan, serta mengembangkan potensi dan minat bakat.
  3. Mewujudkan Nilai PoPoPe (Posisi, Potensi, dan Peran) dalam Kehidupan. Setelah mengetahui relita-realita pendidikan di Indonesia, tentu hati kita tergerak untuk melakukan sebuah perubahan. Namun, kita harus terlebih dahulu menganalisis posisi kita sebagai generasi muda dalam negara Indonesia. Kemudian kita harus mengerahkan potensi, kemampuan, ide-ide, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki yang paling memungkinkan untuk direalisasikan serta masuk akal. Lalu kita dapat merealisasikan potensi kita dengan cara menyadarkan dan mengajak orang-orang di lingkungan sekitar untuk berubah ke arah lebih baik, melakukan pengabdian masyarakat, serta satu hal yang tidak kalah penting adalah menghilangkan sifat individualis dan menjalin kerja sama dengan baik. Peran-peran dan ide-ide yang hebat tidak akan terwujud jika dilakukan sendiri-sendiri.

--

--