Ledakan dan Kekuatan Emosi Cai Guo Qiang

Audya Amalia
6 min readDec 10, 2019

--

Cai Guo-Qiang ialah perupa Cina yang kini menetap di New York. Cai lahir pada 8 Desember 1957 di Kota Quanzhou, Provinsi Fujian, Cina. Ia telah menempuh pendidikan di jurusan desain panggung di Shanghai Theater Academy sejak tahun 1981 sampai 1985. Pengalamannya di jurusan tersebut membentuk pemahamannya yang lebih komprehensif dalam proyek panggung, pengaturan ruang, dan kerjasama tim. Kemudian pada tahun 1995 ia mendapatkan beasiswa di The Institute for Contemporary Art: National and International Studio Program di Long Island, New York.

Cai Guo-Qiang telah menerima sejumlah penghargaan, termasuk di antaranya Golden Lion Prize di Venice Biennale ke-48 pada tahun 1999, CalArts/Alpert Award in the Arts di Valencia pada tahun 2001, dan Asia Arts Awars Honoree pada Asia Society’s Asia Arts Game Changers di Hong Kong tahun 2016.

“Fallen Blossoms: Explosion Project”. 2009. 18,3 x 26,1 meter. Gunpowder fuse, metal net for gunpowder fuse, scafolding. Durasi 60 detik. (Sumber: caiguoqiang.com)
“Inopportune: Stage One”. 2008. Variable dimensions. 9 mobil dan lambu tabung multichannel (Sumber: caiguoqiang.com)
“Head On”. 2008. Variable dimensions. Replika 99 serigala dan dinding kaca. (Sumber: caiguoqiang.com)

Cai sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat seperti Ukraina atau Doha, ia senang menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan masyarakat setempat, hal tersebut selalu memberinya inspirasi-inspirasi baru, namun pada akhirnya karya-karya yang diciptakannya selalu merefleksikan kampung halaman dan masa kecilnya. Sejak tinggal di Jepang pada tahun 1986 sampai 1995, Cai mulai mengeksplorasi drawing dengan menggunakan serbuk mesiu. Berbagai eksperimen dilakukannya dengan menebar serbuk mesiu tersebut baik di atas kertas maupun kanvas dengan pola tertentu kemudian meledakannya. Suara ledakan-ledakan tersebut sangat merefleksikan dirinya dan kehidupannya ketika masih kanak-kanak, saat Cina ramai dengan hiruk-pikuk Revolusi Kebudayaan. Cai berusaha untuk mengobati memori kelamnya tersebut dengan mentransformasikan suara ledakan-ledakan senjata yang menghancurkan dan penuh kekerasan di dalam ingatannya menjadi sesuatu lain yang lebih indah pada masa kini.

Proyek-proyeknya selama di Jepang, dituangkannya pada medium-medium yang luas, disampaikannya dengan narasi dan simbol-simbol tradisional Cina seperti elemen-elemen feng shui, pengobatan dan filsafat Cina, image naga dan harimau. Ia banyak mengangkat hasil kontemplasinya terhadap kemanusiaan, lingkungan, dan semesta.

“Ascending Dragon: Project for Extraterrestrials №2". 1989. 240 x 300 cm. Serbuk Mesiu dan tinta di atas kertas. (Sumber: caiguoqiang.com)

Sejak Tragedi Tiananmen tahun 1989, karya-karya Cai Guo-Qiang menjadi berorientasi pada destruksi. Cai membawa serbuk mesiu ke luar studio dan melakukan beberapa ledakan di luar ruangan. Ia menyadari bahwa dalam sejarah, manusia berulang kali dilanda kekerasan dan penderitaan, Cai ingin merefleksikan perilaku umat manusia dari perspektif yang lebih luas, dan untuk mengingatkan bahwa kita tidak sendirian di alam semesta ini, dan bahwa ada mata lain yang melihat kita dari jaga raya yang tidak terbatas.

Pada tahun 1995, Cai Guo-Qiang mendapatkan beasiswa di The Institute for Contemporary Art: National and International Studio Program, ia memutuskan pindah dan menetap di New York karena merasa lebih bebas dan tidak perlu menahan diri dalam berkarya. Meskipun demikian, New York menjadi kota yang sadar akan keterlibatan politik, bukan hanya politik di dalam kota tersebut tetapi juga dunia. Jika dikomparasikan dengan karya-karya Cai ketika di Jepang yang mengangkat gagasannya tentang manusia, lingkungan, dan semesta, sementara ketika pindah ke New York karya-karyanya menjadi lebih politis. Proyek serbuk mesiu pertamanya di Amerika adalah “The Mushroom Cloud Series”. Cai mengunjungi tempat uji bom atom di Nevada kemudian kembali ke Manhattan dan membuat beberapa “Mushroom Cloud”.

“The Century with Mushroom Clouds:Project for the 20th Century”. 1996. (Sumber: caiguoqiang.com)

Ketika pameran Aperto Over All di Venice Biennale tahun 1999, Cai Guo-Qiang membuat ulang “Rent Collection Courtyard” patung realisme sosialis yang diciptakan tahun 1965 oleh anggota Sichuan Fine Arts Institute. Versi 1965, yang masih terdapat di beberapa lokasi di Cina, terdiri dari 114 figur life-size yang diatur dalam serangkaian kelompok yang menggambarkan kesengsaraan petani dan pekerja. Selama dekade itu, patung tersebut didirikan di kota-kota di seluruh Cina untuk menggugah emosi masyarakat, juga dianggap oleh pemerintah pusat sebagai bentuk penghormatan kepada pencapaian komunisme Cina. Sementara untuk karya “Venice’s Rent Collection Courtyard” tahun 1999, Cai mengundang sepuluh pematung Cina ke Venesia, termasuk Long Xu Li yang pernah mengerjakan patung “Rent Collection Courtyard” yang asli. Instalasi Cai tersebut menggunakan kayu dan kawat sebagai base serta tanah liat seberat 60 ton. Ketika hari pembukaan pameran, para pematung yang diundang Cai masih tampak mengerjakan figur-figur karyanya. Selama sisa waktu pameran, figur tanah liat yang tidak dibakar tersebut perlahan mengering dan dibiarkan hancur, dan sisanya yang masih bertahan sampai penutupan pameran kemudian dihancurkan.

“Venice’s Rent Collection Courtyard”. 1999. Variable dimensions. Tanah liat, kawat, dan kayu. (Sumber: caiguoqiang.com)

Di Venesia, instalasi tersebut dipuji atas bentuk apropriasi dari ikon bersejarah, dan Cai mendapatkan penghargaan Golden Lion. Tetapi di Cina, karyanya tersebut dikecam, pers Cina mengangkat isu plagiarisme dan tulisan-tulisan tentang kontroversi politik serta keyakinan luas bahwa Cai menyerang tanah airnya. Gugatan pelanggaran hak cipta terhadap Cai dan Biennale diajukan di Cina oleh pematung yang berpartisipasi dalam pembuatan “Rent Collection Courtyard” yang asli, tetapi pengadilan akhirnya menutup kasus ini. Pada tahun 2008, Cai menciptakan kembali versi baru dari instalasi tersebut di Guggenheim berjudul “New York Rent Collection Courtyard”. Ide Cai dalam membuat instalasi tersebut bukan untuk melakukan kritik atau pun replika melainkan pada makna bagi pematung untuk membuat patung realis di saat pekerjaan tersebut telah dibuat sebelumnya, serta fokus memberi perhatian pada proses pengerjaannya bukan tentang hasil akhir dan bagaimana patung tersebut terlihat nantinya.

Cai Guo-Qiang pernah melalui dua kali kegagalan di Australia saat Asia Pacific Triennial pada tahun 1996 yakni insiden ledakan sungguhan (di luar kontrolnya) yang membakar Queensland Art Gallery ketika melakukan uji coba serbuk mesiu, serta tenggelamnya 99 kapal milik Cai yang dipertunjukkan pada pembukaan APT 1996. Bertahun-tahun setelah kejadian tersebut, Cai kembali diundang ke Queensland oleh Gallery of Modern Art untuk menggelar pameran. Menurutnya sebagai seniman harus selalu mencari sebuah masalah, karena hal tersebut menjadi kunci untuk memulai proyek karya, namun ketika kembali ke Queensland Cai melihat semuanya tampak baik-baik saja, terlebih Queensland memiliki panorama yang sangat indah. Kemudian ia memiliki ide bagaimana jika keindahan panorama Queensland merupakan sebuah oasis terakhir yang ada di bumi ini, hal tersebut akan menjadi sesuatu yang mengerikan. Jadi Cai memanfaatkan ruangan galeri yang sangat luas dengan membuat kolam air yang dikelilingi oleh 99 replika hewan. Ia menciptakan suasana utopis ketika berbagai hewan mulai dari pemangsa seperti harimau dan serigala sampai kuda dan domba, dengan tenang merendahkan kepala mereka untuk menggapai permukaan air seperti sebuah gestur berserah diri.

“Heritage”. 2013. Variable dimensions. (Sumber: caiguoqiang.com)

Secara garis besar, proses kreatif yang dilakukan Cai Guo-Qiang di banyak karyanya selalu melalui Unconscious Incubation yang diidentifikasikan oleh Graham Wallas (1926) dalam empat tahap, yakni preparation, incubation, illumination, dan verification. Cai selalu memulai semua proyeknya dari mencari-cari masalah yang ada di sekitarnya, kemudian masalah-masalah yang telah didapatkannya dikaitkan dengan pemikiran lain yang telah ia dapatkan melalui pengalaman atau referensi yang telah ia baca (dalam satu wawancara oleh Blooberg, Cai menceritakan bahwa ia memiliki banyak koleksi buku namun tidak dibaca semua, hanya poin-poin penting untuk referensi karya), setelah idenya terbentuk lalu Cai melakukan riset medium dan lokasi contohnya pada proyek-proyek awalnya di Amerika “The Mushroom Cloud Series”. Dan terakhir sebelum karyanya dibuat, Cai menguji bahan-bahan seperti serbuk mesiu dengan berbagai kapasitas dan eksperimen dengan menggunakan campuran warna.

Melalui tahap tersebut, pada dasarnya Cai hendak mengekspresikan kegelisahan masa kecilnya terhadap suara-suara ledakan senjata yang sudah lama tertanam dalam bawah sadarnya ke dalam bentuk-bentuk ledakan lain yang lebih diterima masyarakat. Hal tersebut terlihat dari kecenderungan karya-karyanya meski ia kerjakan di berbagai kota di dunia, namun sering mengangkat kecenderungan filsafat dan historis di tanah airnya terutama pada masa-masa Revolusi Kebudayaan ketika ia masih kecil. Pemilihan medium serbuk mesiu yang bersifat spontan, meledak-ledak, dan menarik perhatian banyak lapisan masyarakat mewakili emosi Cai yang hendak mengomunikasikan gagasannya melalui sesuatu yang kemunculannya juga spontan di depan banyak orang. Jauh daripada itu, Cai ingin bersenang-senang dengan membuat dan menikmati suara-suara ledakan yang dapat mengobati masa lalunya. Pada akhirnya kekuatan emosi menjadi hal yang utama ia sampaikan melalui karya-karyanya.

--

--