Jokowi adalah Anakin Skywalker: Transformasi Menuju Sisi Gelap

Azizwahid
3 min readJul 17, 2024

--

Anakin yang awalnya adalah pahlawan, akhirnya jatuh ke sisi gelap karena manipulasi dan ketakutannya sendiri.

Anakin Skywalker as a Darth Vader. Foto: starwars.com

Joko Widodo, atau yang lebih dikenal dengan Jokowi, adalah sosok yang pernah dipandang sebagai pembawa harapan baru bagi Indonesia. Seperti Anakin Skywalker dalam kisah Star Wars, Jokowi memiliki potensi besar dan keinginan kuat untuk membawa perubahan positif. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa keputusan dan tindakan politiknya membuat sebagian masyarakat Indonesia memandangnya sebagai pemimpin yang sudah beralih ke sisi gelap atau “Dark Side”.

Jokowi memulai karir politiknya sebagai Wali Kota Solo, di mana ia berhasil mencuri perhatian publik dengan gaya kepemimpinan yang merakyat dan program-program pro-rakyat. Popularitasnya meningkat pesat saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, di mana ia dikenal dengan kebijakan blusukan dan pendekatan yang dekat dengan masyarakat. Jokowi dianggap sebagai pemimpin yang berbeda dari elit politik tradisional Indonesia, membawa harapan akan perubahan dan perbaikan.

Kemiripan dengan Anakin Skywalker terlihat jelas dalam tahap ini. Anakin, pada awalnya adalah seorang Jedi muda yang penuh potensi, dipandang sebagai sosok yang akan membawa keseimbangan dalam kekuatan. Seperti Anakin yang penuh dengan harapan dan potensi besar, Jokowi juga dipandang sebagai pemimpin masa depan yang akan membawa perubahan positif bagi Indonesia.

Perjalanan Jokowi sebagai presiden pun tidak selalu mulus. Seperti Anakin Skywalker yang terjebak dalam manipulasi Palpatine, Jokowi juga menghadapi berbagai tantangan dan tekanan politik yang kompleks. Beberapa kebijakan dan keputusannya, seperti penanganan isu HAM, revisi UU KPK, dan pemindahan ibu kota, mulai menimbulkan kontroversi dan kritik tajam. Media dan masyarakat mulai memberikan label negatif seperti “otoriter” dan “boneka oligarki” kepada Jokowi.

Dalam teorinya tentang kekuasaan, Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan cenderung merubah individu dan cara mereka berperilaku. Kekuasaan, menurut Weber, memiliki sifat karismatik yang dapat mengubah pemegangnya menjadi sosok yang lebih otoriter. Fenomena ini bisa kita lihat pada perjalanan Jokowi dari seorang pemimpin yang merakyat menjadi sosok yang kerap dituduh sebagai penguasa otoriter.

Selama masa jabatannya sebagai Presiden, Jokowi sering kali dihadapkan pada kritik mengenai kebijakan-kebijakannya yang kontroversial. Salah satu yang paling mencolok adalah Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) yang dianggap banyak pihak sebagai langkah yang lebih menguntungkan pemodal besar dan merugikan buruh dan lingkungan. Protes dan demonstrasi besar-besaran menandai kebijakan ini, mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap arah kebijakan Jokowi.

Anakin Skywalker juga mengalami perubahan serupa ketika mulai merasakan godaan kekuasaan. Ketakutannya akan kehilangan kekuasaan dan orang-orang yang dicintainya membuat Anakin mengambil langkah-langkah drastis dan akhirnya menyeberang ke sisi gelap. Keputusan-keputusan Anakin yang semakin otoriter dan destruktif membuatnya kehilangan dukungan dan cinta dari orang-orang di sekitarnya, mirip dengan bagaimana Jokowi mulai kehilangan dukungan dari sebagian masyarakat yang dulunya mendukungnya.

Meski banyak kritik yang diarahkan padanya, perjalanan Jokowi belum sepenuhnya berakhir. Seperti dalam kisah Anakin yang akhirnya menemukan kembali cahaya di akhir hidupnya, Jokowi masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki persepsi publik dan mengembalikan legitimasi yang hilang. Langkah-langkah konkret yang berpihak pada rakyat dan demokrasi dapat menjadi cara untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Perjalanan Anakin Skywalker menjadi Darth Vader dalam Star Wars mencerminkan bagaimana potensi besar dapat disalahgunakan karena pengaruh eksternal dan tekanan internal. Anakin yang awalnya adalah pahlawan, akhirnya jatuh ke sisi gelap karena manipulasi dan ketakutannya sendiri. Demikian pula, Jokowi yang awalnya dipandang sebagai harapan baru, mulai dipersepsikan sebagai pemimpin yang menyimpang dari idealisme awalnya. Keduanya menunjukkan bahwa kekuatan dan potensi yang besar bisa terdistorsi oleh lingkungan dan tekanan yang dihadapi.

Referensi:

Jakarta Post. 2024. Indonesia’s next president: From a republic back into an empire?. Diakses pada 14 Juli 2024. https://www.thejakartapost.com/opinion/2024/06/29/indonesias-next-president-from-a-republic-back-into-an-empire.html?utm_campaign=linkinbio&utm_medium=referral&utm_source=later-linkinbio

Lucas, George. 2005. Star Wars Episode III: Revenge of the Sith. 20th Century Fox.

Prasetyo, Rahmat. 2019. “Blusukan dan Legitimasi Politik Jokowi”. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik 22(1): 34–56.

Weber, Max. 1978. Economy and Society: An Outline of Interpretive Sociology. University of California Press.

--

--