Sampah: Keresahan Jogja yang Tak Kunjung Reda

Azra Syifa'ul Wafa Nyzaputri
2 min readMar 2, 2023

--

Masih inget nggak tentang isu sampah di Jogja? Kalau nggak salah, kayaknya tahun 2020 menjadi puncak dari permasalahan sampah ini. Saking populernya masalah sampah di Jogja kala itu, BEM KM UGM sampai membuat konten sindiran di kanal YouTube mereka.

Orang yang bukan warga Jogja banyak yang mengira bahwa permasalahan sampah ini sudah selesai. Media sudah tidak segempar dulu dalam memberitakan isu sampah. Namun, warga jogja sampai saat ini masih merasakan dampaknya. Sampah di rumah kadang menumpuk karena kendaraan pengangkut sampah yang biasanya mampir depan rumah nggak muncul. Emang apa sih yang bikin kendaraan pengangkut sampah nggak muncul?

Nah, kalo kendaraan pengangkut sampah engga dateng sesuai jadwal, biasanya lagi ada masalah di Piyungan sana. Seringnya sih karena tempatnya over-capacity. Jadi ga mampu buat nampung sampah lagi. Kalo udah terjadi over-capacity, biasanya truk-truk sampah yang udah terlanjur mungutin sampah dari rumah warga terpaksa ngantri di luar TPST Piyungan. Antrian truk sampah ini cukup meresahkan warga. Ya gimana nggak resah kalo di sekitar rumah mereka ada truk penuh sampah yang baunya luar biasa tak kunjung pergi. Menanggapi hal itu, warga Piyungan juga udah pernah demo menuntut penutupan TPST Piyungan yang keberadaannya cukup meresahkan bagi mereka. Namun, keinginan mereka sampai sekarang belum terkabul.

Sebagai warga Jogja yang lumayan terkena dampak, hal ini cukup menarik bagiku. Apalagi punya latar belakang sebagai anggota pencinta alam, rasanya punya beban moral untuk terlibat. Tapi gimana ya caranya terlibat? Aku ga paham apa-apa di bidang sampah ini.

Masih ingat tulisanku sebelumnya di medium? Aku membahas tentang niat. Sepertinya hal itu terbukti. Hanya dengan niat dan sedikit rasa resah di dalam hati, muncul satu potensi yang sepertinya bisa menjadi awal bagiku untuk terjun di dunia sampah.

Seorang alumni MAN (sederajat SMA) tempat saya bersekolah, Mas Bayu yang merupakan pegiat sampah, memberi penawaran untuk menjadi fasilitator dalam pelatihan sampah. Mas Bayu memang sering menjadi pemateri dalam pelatihan seputar sampah. Beliau merupakan pengelola TPS yang bertanggung jawab atas sampah rumah tangga dari ratusan KK di Jogja. Mas Bayu juga kerap melakukan kolaborasi dengan UGM. Keahlian Mas Bayu dalam bidang sampah tidak perlu diragukan lagi. Tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini, langsung saja aku iyakan tawaran tersebut.

Mas Bayu, aku, dan beberapa relawan fasilitator lain mengatur jadwal untuk berbincang sekaligus mendapat pematerian untuk menjadi fasilitator. Perbincangan itu diawali dengan kalimat mengagetkan yang datang dari Mas Bayu. Kalimat yang secara lantang dikatakan oleh pegiat sampah hebat. Beliau berkata “Sampah itu cuma mitos”. -to be continued

Photo by Hermes Rivera on Unsplash

--

--

Azra Syifa'ul Wafa Nyzaputri

Manusia bodoh yang suka mencari pengalaman, tapi lebih suka mencari masalah.