Duh, bertar lagi deh

Ananda Azryadhuha
1 min read3 days ago

--

Dulu televisi ini dibeli untukmu, agar tidak kesepian bila ditinggal ayah dan ibu bekerja. Lama-lama makin tidak bisa lepas. Kamu bahkan tidak bisa belajar kalau tv tidak menyala,” kata ibu memandang jauh ke masa lalu. Tidak heran, kalau sekarang Si Anak Sulung memiliki gaya belajar audiovisual. Hari-hari dipenuhi belajar dari bimbel daring hingga buku tulis yang ramai dengan berbagai hiasan manjakan mata.

Namun, audiovisual juga memiliki sisi lain. Tampilan yang menarik mata sering membuat Sulung terdistraksi hingga lupa tujuan utama. Bahkan sanggup begadang semalam suntuk, hanyut dalam alur cerita. Keesokan hari Sulung akan bercerita kepada adik-adiknya, mengaku suka dan penasaran bagaimana proses pembuatan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Sakin asyiknya, Sulung sering menunda tugas seorang hamba. “Duh, bertar lagi deh. Lagi seru nih film nya” pikir Sulung menganggap masih punya banyak waktu. Waktu terus berjalan sedang Sulung masih duduk nyaman. Tak terasa azan berikutnya berkumandang, “Gak apa-apa deh, kan baru sekali solatnya lewat. Scene seru gini sayang kalau terlewat” ucap Sulung tak mengindahkan suara panggilan kemenangan.

Detak jarum jam terdengar lebih keras, lampu-lampu rumah sudah padam sebagian. Hanya Sulung saja yang belum pergi ke kamar. Dia masih setia pada televisi yang menayangkan aksi laga. Setelah mata tak mampu terjaga, barulah ia menuju kamar sambil meraba.

Keesokan paginya sulung tak terlihat menyarap bersama, dia masih bermimpi menjadi pemeran utama yang ditontonnya beberapa jam lalu. Saat ditanya kenapa bangun siang, ia malah berdalih “yang lain juga begitu kok, bukan aku saja yang bangun kesiangan”.

•••

--

--