Mengawetkan Sebuah Kenangan (bagian dua)
Setelah sekitar 30 menit-an menumpangi motor dan mulai memasuki daerah Wedomartani, aku masih belum mengerti destinasi yang akan kita capai. Kekhawatiran ku yang tambah parah karena ketidaktahuan akan informasi ini akhirnya membawa ku untuk bertanya kepada teman ku yang menjadi driver. Suaranya redup karena bertabrakan dengan tiupan angin, aku secara samar-sama menangkap kata-kata yang keluar dari mulut dia. “Arep neng Pajangan zam,” aku mendengar teman ku berkata.
Lalu, setelah aku bertanya lagi, teman ku berkata bahwa kita akan segera mencapai lokasi tersebut. Dia enggak bohong karena 5 menit setelah itu kita mengistirahatkan mesin sepeda motor di parkiran tempat yang menyandang nama “Pajangan” ini. Berjalan pelan-pelan memasuki entrance-nya, aku menemukan diri ku mengernyitkan dahi dengan setiap langkah maju, melihat kondisi tempat dimana aku akan berenang ini yang berada di luar dugaan dan zona nyaman ku.
Enggak berbau chloramines seperti kolam renang biasa, Pajangan (juga dikenal sebagai Umbul Saren), to my surprise, adalah sebuah kolam mata air. Aku enggak tahu cara mendeskripsikannya secara tepat gimana kepada teman-teman, jadi kalian bisa lihat gambar di bawah berikut saja untuk mengetahui wujud dari tempat ini:
Awalnya, aku sangat ragu untuk mencemplungkan diri ku ke dalam kolam ini karena dua alasan: 1) baunya yang meresahkan dan 2) banyaknya bocil yang berenang. Mencium bau kolam ini membuat ku berpikir bahwa airnya kotor. Mungkin berkaitan dengan baunya yang enggak enak, kolam ini juga dipenuhi oleh manusia-manusia yang belum pubertas dengan kemampuan bladder control mereka yang biasanya lemah.
Namun, pada akhirnya aku tetap berganti pakaian renang dan memberanikan diri untuk mencelupkan badan ke dalam air ini setelah mendapatkan peer pressure dari empat teman ku. Malahan, kecemasan ku di awal langsung terhanyutkan oleh rasa gembira dan adrenalin yang aku rasakan segera setelah aku mulai berenang dan bermain bersama teman-teman. Kita melakukan berbagai hal yang bagi ku wajib dilakukan ketika bermain di kolam renang beramai-ramai, yakni balapan, berlomba nahan nafas lama-lamaan di bawah air, sama melemparkan badan ke air dari tepi kolam atau dari ketinggian.
Setelah satu setengah jam berlalu, kita memutuskan untuk udahan renangnya. Dengan gigi yang bergemeretak, kita kemudian mengantre buat mandi.
Setelah aku selesai mandi, aku mengecek HP, dengan dugaan bapak dan ibu sedang menanya-nanyakan keberadaan ku. Benar ternyata, segera setelah paket data aku nyalakan, notifikasi ku dibanjiri oleh pesan-pesan WA dari orang tua yang menunjukkan kepada ku bahwa mereka sedang khawatir. Dengan tujuan untuk melegakan kegelisahan mereka, aku menuliskan di group keluarga bahwa aku sedang di Pajangan. Alih-alih membuat mereka tenang, bapak ku tiba-tiba malah menelpon ku dan dengan nada marah berkata “Zam, pulang sekarang!”
Bersambung…
Terimakasih kepada kalian yang sudah membaca sampai akhir! Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan.