Bias Aksi — Yang Penting “Bergerak”

Muhammad Basyar Azzuhri
3 min readAug 5, 2021

--

Dalam jurnal nya Anthony Patt mengatakan bahwa “Individuals have a penchant for action, often for good reasons. But action bias arises if that penchant is carried over to areas where those reasons do not apply, hence is non rational.

Kecenderungan manusia untuk bertindak adalah didorong oleh dasar niat yang baik, Namun beberapa tindakan justru hanya sebatas “yang penting bertindak”. Berdampak ataupun tidak itu lain hal.

Banyak analogi yang diutarakan seperti situasi pertandingan sepakbola, diperlukan sepersekian detik untuk bola sampai ke gawang dari kaki pemain ketika kondisi pinalti. Tidak ada cukup waktu bagi penjaga gawang untuk melihat lintasan bola. Dia harus membuat keputusan sebelum bola ditendang. Pemain bola yang melakukan tendangan penalti menendang ke tengah gawang pada sepertiga kesempatan, dan ke sebelah kanan pada sepertiga kesempatan. Tentu saja penjaga gawang telah menyambar ke kiri atau ke kanan. Jarang sekali mereka tetap berdiri di tengah — walau sepertiga akan diperkirakan tendangan akan mengarah ke tengah. Mengapa demikian ?

Akan terlihat lebih berkesan dan terasa tidak terlalu memalukan untuk menukik ke sisi yang salah daripada membeku di tempat dan memperhatikan bola bergerak lewat. Ini merupakan analogi dari bias aksi atau action bias : Tampillah aktif, bahkan jika tidak ada hasilnya.

Penelitian ini datang dari peneliti Israel, Michael Bar-Eli, yang telah mengevaluasi ratusan tendangan penalti. Tapi bukan hanya saja pada penjaga gawang yang menjadi korban action bias. Dicontohkan juga bahwa sekeolompok anak muda meninggalkan klub malam dan mulai bertengkar, saling berteriak dan bergerak dengan liar. Situasinya sudah hampir pecah menjadi perkelahian habis-habisan. Petugas polisi di daerah itu menahan diri, memonitor situasi dari kejauhan dan ikut campur hanya ketika mulai jatuh korban.

Jika tidak ada petugas berpengalaman yang terlibat, situasi ini seringkali berakhir berbeda. Petugas yang masih muda dan bersemangat menyerah kepada bias aksi dan langsung menyerang. Penelitian mengungkapkan bahwa intervensi yang tak terburu-buru, berkat kehadiran kehadiran petugas senior yang menenangkan, menyebabkan korban yang lebih sedikit.

Action bias juga makin kuat di situasi baru atau tidak jelas. Ketika baru mulai, banyak dari kita bertingkah tidak karuan, mengatasi dengan sedikit hiper-aktif. Tentu saja itu merupakan hal yang membuang-buang waktu. Charlie Munger menyimpulkan pendekatannya tentang seni berinvestasi : “Kita memiliki… Disiplin untuk menghindari melakukan hal bodoh apa pun hanya karena Anda tidak tahan untuk diam saja.”

Action bias muncul bahkan di lingkaran yang paling berpendidikan. Jika penyakit seorang pasien tidak dapat didiagnosis dengan pasti, dan dokter harus memilih antara mengintervensi (memberikan resep sesuatu) atau menunggu dan melihat, maka dokter lebih cenderung untuk mengambil tindakan. Keputusan seperti itu tidak ada hubungannya dengan mencari keuntungan, tapi lebih dengan kecenderungan manusia yang ingin melakukan apa pun kecuali duduk dan menunggu di depan ketidakpastian.

Dunia saat ini adalah dunia yang berpikir lebih dihargai, meskipun naluri kita mengatakan sebaliknya — Untuk bertindak secepat mungkin.

Walau sekarang kita menghargai pemikiran lebih tinggi, tak bertindak tetaplah kesalahan besar. Anda tak mendapat kehormatan jika membuat keputusan yang tepat dengan menunggu. Di sisi lain, jika menampilkan ketegasan, kecepatan menilai, dan situasinya membaik (walau mungkin secara kebetulan), sangat mungkin bos Anda, atau pimpinan anda akan menjabat tangan Anda. Sebagian besar masyarakat masih lebih memilih aksi cepat daripada strategi “wait and see” yang masuk akal.

Dalam suasana yang baru atau mengguncang, kita merasa terpaksa untuk melakukan sesuatu, apa saja. Setelah itu kita merasa lebih baik, bahkan ketika kita melakukan hal yang lebih buruk dengan bereaksi terlalu cepat atau terlalu sering, jadi, Walau mungkin tidak membantu reputasi Anda. jika suatu situasi tidak jelas, kendalikanlah diri sampai Anda bisa menganalisis pilihan-pilihan Anda.

Blaise pascal mengatakan “Semua masalah manusia berasal dari ketidakmampuan mereka untuk duduk sendirian dengan tenang di dalam ruangan”

--

--