Teman

beelzkei
2 min readMar 23, 2023

--

Setelah selesai berkeliling kebun teh, akhirnya para siswa/siswi SMA Neo tersebut disuruh kumpul kembali ke dalam bus, karena perjalanan menuju resort tempat mereka akan menginap selama dua malam untuk acara prom night kelulusan akan segera dilanjutkan.

Sejujurnya Akasha merasa senang dengan perjalanan ini, meskipun ia harus berjalanan sendirian – seperti saat sedang di kebun teh barusan, sebab teman satu-satunya yang Akasha miliki itu akhirnya memiliki gandengan.

Akasha bukannya tidak ingin memiliki banyak teman, ia hanya merasa takut akan tanggapan orang lain, apalagi tanggapan dari orang yang ia anggap sebagai teman – berarti orang yang ia sayang dan percaya, karena pernah sekali Akasha begitu mempercayai temannya, dan hasil yang diperoleh membuahkan luka hingga saat ini.

Jika Hansen tidak terus-menerus berupaya mendekati Akasha agar bisa berteman dengannya menggunakan dalih, “ogah temanan sama yang lain, kalau sama mereka temenan jadi lahan persaingan yang nggak sehat,” Akasha mungkin sampai saat ini akan memilih untuk sendirian saja.

Kehadiran Hansen disetiap moment dari yang tidak penting hingga sangat penting juga meyakinkan Akasha untuk terus berteman dengannya, karena Akasha tipe orang yang akan melakukan apapun untuk orang yang ia sayangi, Hansen termasuk di dalamnya.

Jika ia disakiti sekali, tidak apa-apa.

Jika mereka bertengkar, selesaikan agar semua kembali seperti semula.

Jika mereka memiliki pendapat yang berbeda, cari jalan keluarnya bersama.

Namun jika Akasha dikecewakan, maka ia akan pergi.

“Shaaaa! tadi kemana aja?” Hansen menepuk pundak Akasha setelah menghampirinya yang sedang mengantri absen masuk ke dalam bus.

“Keliling aja, lo sama Mahes ngapain?”

“Pacaran,”

Akasha mendengus malas, setelahnya ia melangkah maju sekali agar Hansen bisa masuk barisan di belakangnya. Setelah masuk ke dalam bus, Akasha langsung mendudukan diri di tempat semula yang disusul oleh Hansen.

Sekali lagi suara bising dari belakang mengintrupsi pendengarannya.

“Jerr, sekarang gue yaa yang duduk sama lo? gapapa kan?”

“gapapa, sini.”

“eh gabisa gitu dong! gue kan udah duduk sama Jero daritadi!”

“ya makanya gantian lah, tempat duduk masih banyak,”

Lalu suara-suara tersebut berhenti terdengar kala Akasha memakai earphone untuk mengalihkan pendengarannya.

--

--