Apa Saja Model — Model Akuaponik?

Belajar Akuaponik
3 min readJul 8, 2020

--

Sistem akuaponik mempunyai beberapa model, nih. Yuk, kita bahas tentang tiga model utama akuaponik!

Media Beds

(source: Thomas Pandhu)

Deskripsi:

Teknik ini terdiri dari wadah yang penuh dengan batu atau kerikil berpori-pori kecil sebagai media tanamnya. Air dari tangki ikan lalu dialirkan ke wadah tersebut sehingga tanaman dapat mengakses nutrisinya. Pada dasar wadah tersebut terdapat lubang untuk aliran air yang telah terfilter selanjutnya kembali ke kolam ikan. Siklus air tersebut dibantu oleh pompa dan gravitasi.

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Tidak boleh ada air tergenang pada media tanam.

2. Pompa rawan tersumbat oleh limbah padat (lumpur, kotoran, sisa pelet, pub, dll)

Kelebihan:

+ Paling mudah dibuat.

+ Tidak perlu filter tambahan

+ Bisa untuk menanam tanaman besar, bahkan pohon pepaya sekalipun.

Kekurangan:

- Perlu mengawasi pompa agar tidak tersumbat oleh limbah padat ikan

- Wadah tanam berat

-Mahal bila menggunakan hydroton seluruhnya

Nutrient Film Technique (NFT)

(source: Thomas Pandhu)

Deskripsi :

Teknik Film nutrisi (NFT) menggunakan serangkaian pipa yang disusun berdekatan dengan tangki ikan. Dalam sistem ini, air kaya nutrisi dipompa ke dalam saluran tertutup (pipa) dengan arus yang sangat kecil. Smentara itu, tanaman diletakkan di pot plastik kecil dengan dasar berongga yang telah ditempatkan di lubang pipa sehingga memungkinkan akar untuk mengakses air dan menyerap nutrisi dari air yang mengalir perlahan di bawahnya.

Hal yang perlu diperhatikan :

1. Hasil filtrasi harus bersih dari limbah padat.

2. Waspada kebocoran pada sambungan pipa

Kelebihan:

+ Sistem terbaik untuk akuaponik skala besar, umum digunakan di hidroponik

+ Sangat efisien dalam penggunaan air

+ Susunan tanaman terlihat rapi dan tertata

+ Paling hemat tempat, dapat dibuat vertical

Kekurangan:

- Tidak bisa menopang tanaman berat seperti tomat dan mentimun,

-Butuh alat filtrasi ekstra karena air dalam siklus tertutup.

Deep Water Culture (DWC)

(source: Thomas Pandhu)

Deskripsi:

Cara kerja sistem ini adalah membuat tanaman terapung diatas permukaan air sehingga memungkinkan akar menonjol keluar, menggelantung di atas air, dan menyerap langsung air yang kaya akan nutrisi dari tangki ikan. Biasanya dudukan tanaman yang digunakan terbuat dari styrofoam, raft, atau sejenisnya yang mengapung di air. Pada operasi skala komersial, sering digunakan saluran khusus dibangun untuk menahan banyak rakit (yang memudahkan pemanenan, serta kapasitas untuk hasil yang lebih tinggi).

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Air harus tersaring dari limbah padat apapun sebelum menyentuh tanaman.

2. Kolam ikan dan kolam tanaman sebaiknya dipisah.

Kelebihan:

+ Kondisi stabil, jarang terjadi fluktuasi Ph dan suhu air karena air tidak berpindah-pindah.

+ Minim peralatan/pipa, bisa di set up relatif murah untuk skala komersil

Kekurangan:

- Perlu asupan bakteri dari luar karena kurangnya media utk bekteri tumbuh

- Kapasitas tanaman kecil, sesuai luas kolam air

- Kotoran ikan kurang terurai sempurna sehingga tetap terjadi endapan dan perlu di siphon

- Tidak cocok untuk tanaman berat, besar, atau menjalar.

Referensi:

Thomas Pandhu. 2015. 3 Tipe Utama Akuaponik. Diakses dari https://thomaspandhu.wixsite.com/aquaponics/services2, pada 8 Juli 2020.

--

--