Puisi Lama dan Tahun-tahun yang Melipat Tubuh jadi Origami Burung Bangau dengan Sayap Terbakar, Terjaga
Berkutat dengan dendam puisi lama. Belum banyak bahasa yang membara, juga, tak ada diksi segar yang menarik dibakar.
Kronometer merantai leher, menjelma terang genderang mempesiangi bulan membekukan kata-kata
seperti,
“..diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu” ?
Bukan, melainkan sampai jadi debu
Begitulah metafora puisi lama diiringi senandung kidung memar dari hulu sungai yang tercemar.
Atau, barangkali, di penghabisan, akan ada pengelana menziarahi diri di nisan Hamzah sambil membisik, “Maukah, bertukar tangkap dengan lepas” ?